Minggu, 15 Agustus 2021

Renungan hari ini: “DITANAM DI BAIT TUHAN” (Mazmur 92:14)

 Renungan hari ini:

 

“DITANAM DI BAIT TUHAN”




 

Mazmur 92:14 (TB) "Mereka yang ditanam di bait TUHAN akan bertunas di pelataran Allah kita"

 

Psalms 92:13 (NET) "Planted in the Lord’s house, they grow in the courts of our God"

 

Pernyataan pemazmur “ditanam di baik TUHAN” ini tidak sedang berbicara tentang pohon, tetapi tentang kehidupan orang benar (orang Kristen); yaitu jika seseorang mau ditanam di rumah Tuhan maka orang itu akan bertunas dan kemudian berbuah. Bertunas berarti bertumbuh, menjadi besar, menjadi kuat, artinya pohon itu sudah “jadi pohon.” Kita mengenal istilah “jadi orang” yang berarti menjadi orang yang dianggap sukses dalam kehidupan. Tetapi berbuah lebih daripada kesuksesan, sebab buah selalu dinikmati orang lain. Seseorang yang disebut hidupnya “berbuah” berarti ada sesuatu yang keluar dari hidup orang itu yang dapat dinikmati juga oleh orang lain, melalui karya dan pengaruhnya.

 

Ada beberapa pelajaran penting yang kita temukan dalam nas hari ini, yakni:

 

Pertama,  dimulai dengan sebuah keputusan mau tertanam di gereja lokal. Seperti sebuah benih tidak akan dapat bertunas dan bertumbuh kecuali mau ditanam di suatu tempat (dan tidak berpindah-pindah). Menjadi jemaat atau menghadiri kebaktian di suatu gereja tidak sama dengan tertanam dalam gereja lokal. Tertanam artinya kita memiliki koneski/hubungan dengan gereja lokal dan itu menjadi bagian penting dari hidup kita. Kita harus memilih di mana kita akan tertanam. Seperti sebuah benih akan bertumbuh dengan baik (dan kemudian berbuah lebat) kalau ditanam di tanah yang subur  dan kaya gizi, maka kita harus memilih untuk tertanam dalam sebuah gereja lokal yang memiliki pengajaran yang sehat dan menyediakan makanan rohani yang cukup untuk jemaat.

 

Kedua, kita harus mau berakar di gereja lokal. Setelah benih ditanam, biasanya tidak segera tampak pertumbuhan di atas tanah, karena yang bertumbuh pertama adalah akarnya.  Akar berguna untuk menyerap makanan bagi tanaman sehingga tanaman bisa bertumbuh. Demikian juga orang Kristen, setelah memutuskan untuk tertanam di sebuah gereja lokal, langkah berikutnya adalah “tertanam”, maksudnya adalah kita menyerap semua nilai-nilai yang diajarkan dan dipercayai oleh gereja kita, yaitu nilai-nilai kebenaran yang dapat mengubah hidup kita. “Berakar” berarti menyerap, membangun kehidupan berdasarkan nilai-nilai Alkitab yang diajarkan di gereja kita.

 

Kita mengenal istilah “well-rooted” yang artinya akarnya sudah masuk jauh ke dalam tanah (tidak hanya dipermukaan). Pohon dengan akar yang jauh masuk ke dalam tanah biasanya sulit dicabut. Benefit lain adalah pohon ini akan kuat menghadapi badai dan tahan menghadapi kemarau, karena akarnya masuk jauh ke tanah. Penting untuk setiap orang Kristen juga well-rooted di gereja lokalnya (tandanya adalah tidak sering berpindah gereja.) Secara praktis ada dua hal yang saya lihat akan membuat seseorang well-rooted di gereja lokal: a). Memiliki komunitas di gereja lokalnya (iCare); b). Terlibat dalam pelayanan. Survey menemukan bahwa orang ini dalam jangka 5 tahun kemungkinan pindah gereja hanya seperlima dari mereka yang tidak punya kemunitas di gereja lokal dan sama sekali tidak terlibat pelayanan di gereja lokal. Seperti pohon yang well-rooted, maka seorang Kristen yang well-rooted di gereja lokalnya akan bertumbuh menjadi dewasa dan kuat, tahan menghadapi tantangan dan bahkan badai dalam hidupnya.

 

Ketiga, kita harus menemukan habitat yang baik. Setelah sebuah benih ditanam dan kemudian berakar, faktor berikutnya yang akan menjadi penentu pertumbuhan dan lebatnya buah adalah habitat. Sebuah pohon akan bertunas dengan baik dan berbuah dengan lebat kalau ditanan di habitat yang baik (dan cocok). Untuk tanaman hal ini berbicara tentang curah hujan yang tepat, suhu udara yang tepat, banyaknya sinar matahari yang tepat dan beberapa faktor lain.

 

Dalam konteks pertumbuhan seseorang, maka habitat berbicara tentang nilai-nilai dan budaya yang dibangun di gereja lokal tersebut. Habitat juga berbicara tentang apakah gereja lokal itu memiliki path-way yang jelas untuk  pertumbuhan jemaat menuju kedewasaan.  Lingkungan dengan budaya yang sehat (dibangun di atas nilai-nilai yang baik) akan membawa seseorang mengalami pertumbuhan yang pesat karena dia tidak berjuang sendiri, tetapi ada teman-teman yang membangun hidup atas nilai-nilai yang sama. Jika ada Discipleship path-way yang jelas, akan menjadi jalan bebas hambatan untuk seseorang mengakami pertumbuhan. Dengan kata lain, kita harus memilih atau menemukan gereja lokal dengan budaya yang sehat dan strategi yang jelas untuk kita mengalami pertumbuhan menuju kedewasaan (discipleship).

 

Pelajaran yang dapat kita petik adalah bahwa sebenarnya benih tidak perlu berjuang untuk bertumbuh. Yang lebih penting adalah benih itu tertanam di tanah yang bagus, memiliki akar yang masuk jauh ke dalam tanah dan hidup dalam habitat yang tepat, maka pertumbuhan menjadi sesuatu yang natural dan mudah. Karena itu, pastikanlah dirikita tertanam dalam Gereja lokal dengan baik. (rsnh)

 

Selamat memulai karya dalam Minggu ini

Renungan hari ini: “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH” (Daniel 3:3)

  Renungan hari ini:    “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH”   Daniel 3:3 (TB2) "Lalu berkumpullah para wakil raja, para penguasa, para bupa...