Senin, 05 Maret 2018

Renungan hari ini: KEMERDEKAAN KRISTEN


Renungan hari ini:

KEMERDEKAAN KRISTEN


Galatia 5:13 (TB) "Saudara-saudara, memang kamu telah dipanggil untuk merdeka. Tetapi janganlah kamu mempergunakan kemerdekaan itu sebagai kesempatan untuk kehidupan dalam dosa, melainkan layanilah seorang akan yang lain oleh kasih"

Galatians 5:13 (NRSV) "For you were called to freedom, brothers and sisters; only do not use your freedom as an opportunity for self-indulgence, but through love become slaves to one another”

Merdeka berarti bebas dari belenggu. Medeka berarti juga tidak ada tekanan dari pihak manapun. Dalam nas hari ini Paulus mengatakan bahwa orang-orang yang menerima kristus telah merdeka. Merdeka dari apa? 
Pertama, penjajahan yang sangat tragis adalah penjajahan idiologi yang dilakukan oleh penguasa waktu itu dengan memakai dalih agama. Injil dianggap sebuah ajaran baru yang sesat, sebagaimana kita saat ini sangat menutup diri terhadap ajaran baru. Demikian juga penolakkan terhadap kabar baik itu di jemaat Galatia. Kita harus merdeka dari Idiologi yang mengakibatkan penderitaan umat manusia. Tuhan Yesus mengatakan “marilah padaku yang letih lesu …..”.

Kedua, penjajahan fisik, perbudakan dan perdagangan manusia. Perbudakan harus dilawan, manusia harus dihargai karena memiliki hak dan kewajivban yang sama. Penjajahan pada abad sampai 19 adalah penjajahan kolosal antar negara atau bangsa. Kemerdekaan beberapa bangsa dari tangan penjajah diartika sebagai kemenangan umat manusia.

Ketiga, penjajahan berpikir sering terjadi dibeberapa negara, misalnya masih dilarang berpikir bebas, seperti di Indoensia beberapa buku dibrendel karena dianggap menganggu privasi orang yang lain. Padahal kebebasan berpikir adalah wujud dari misi TUHAN melalui Yesus Kristus.

Kemerdekaan orang Kristen bukanlah hasil usaha manusia, melainkan anugerah dan pemberian Tuhan. Allah yang memanggil kita untuk dimerdekakan. Kemerdekaan orang Kristen tentu bukan merdeka dari penjajahan seperti yang dialami oleh bangsa kita. Jika Indonesia 3,5 abad dijajajah oleh Belanda , diperbudak dan juga dijadikan orang-orang kerja paksa. Kemerdekaan orang Kristen adalah secara rohani. Kita dimerdekekan oleh Kristus dari perbudakan dosa atau dari perhambaan dosa. Alkitab menjelaskan bahwa Allah memanggil kita untuk merdeka. Kita dimerdekakakn bukan karena kita melakukan sesuatu, melainkan karena anugerah dan pemberian Tuhan. Ini berarti bahwa kehidupan kita menjadi kehidupan yang bebas dari pengaruh-pengaruh dosa dan juga kedagingan.

Karya Allah untuk memerdekakan kita dikerjakannya ketia Ia menyerahkan diri-Nya menjadi tebusan atas dosa-dosa kita. Di kayu salib tatkala Ia menyerahkan diriNya, semua dosa dan pelanggaran kita telah diselesaikannya. Seharusnya kita anak-anak Tuhan harus mengerti hal ini dengan baik, bahwasanya, kita bukan lagi orang-orang yang tidak merdeka, kita sudah bebas tidak ada ikatan-ikatan lagi, bahkan kita sudah merdeka. Itulah sebabnya rasul Paulus menegaskan perkataan ini, “Tetapi janganlah kamu mempergunakan kemerdekaan itu sebagai kesempatan untuk kehidupan dalam dosa, melainkan layanilah seorang akan yang lain oleh kasih”.

Allah telah membebaskan kita dari dosa dan kedagingan (Gal. 5:19-21), dengan demikian kita tidak lagi hidup dibawah bayang-bayang gelap rupa-rupa kedagingan. Sebaliknya ketika kita sudah merdeka maka hidup kita menghasilkan hal-hal yang spesial dalam diri kita. Salah satu diantaranya adalah kita menghasilkan buah-buah Roh, seperti dijelaskan dalam Galatia 5:22-23, yakni kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, dan penguasaan diri. 

Hidup yang merdeka ditandai dengan lepas dari perhambaan dosa, dan menghasilkan apa yang menjadi kehendak Tuhan. Ini berarti semakin lama kita menikmati kemerdekaan dari Tuhan, semakin banyak hal yang positif dan benar kita hasilkan dari hidup ini.

Apa ciri kita dimerdekakan oleh Kristus? Pertama, kita telah menyalibkan daging dengan segala hawanafsunya. Maksudnya bahwa tidak ada lagi kedagingan yang bekerja diantara kehidupan kita. Ini berarti “ dosa dan segala jenis manifestasinya” tidak lagi menggerakkan atau memotori kehidupan kita. Kita mungkin masih bisa jatuh dalam dosa, tetapi bukan hidup dalam dosa. Jatuh dalam dosa menunjukkan keadaan “insidentil” dimana seseorang melakukan dosa, sedangkan hidup dalam dosa memiliki pengertian bahwa dosa menggerakkan kita, dalam semua lini kehidupan kita dimotori oleh dosa. Kita tentu sudah bebas dari dosa itu.

Kedua, hidup kita dipimpin dan dituntun oleh Roh Kudus. Dalam Galatia 5:16-18, jelas bahwa kehidupan yang bebas atau merdeka dari kedagingan adalah dituntun oleh Roh Kudus. Merelakan diri kita dipimpin oleh RohKudus pertanda bahwa kita sudah lepas dari pengaruh-pengaruh dosa. Itu membuat kita menjadi pelaku kebenaran dan kehendak Tuhan. Ketika kehidupan dipimpin dan digerakkan oleh Roh Kudus, maka segala sesuatu dalam hidup ini berjalan dalam terang “kemerdekaan yang dari Kristus”. Karena itu jangan lagi diperbudak oleh dosa dan kedagingan. (rsnh)

Selamat berkarya untuk TUHAN

Renungan hari ini: “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH” (Daniel 3:3)

  Renungan hari ini:    “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH”   Daniel 3:3 (TB2) "Lalu berkumpullah para wakil raja, para penguasa, para bupa...