Kamis, 12 November 2020

Renungan hari ini: TUHAN MENGGERAKKAN KORESH (Yesaya 45:13)

 Renungan hari ini:

 

TUHAN MENGGERAKKAN KORESH




 

Yesaya 45:13 (TB) Akulah yang menggerakkan Koresh untuk maksud penyelamatan, dan Aku akan meratakan segala jalannya; dialah yang akan membangun kota-Ku dan yang akan melepaskan orang-orang-Ku yang ada dalam pembuangan, tanpa bayaran dan tanpa suap," firman TUHAN semesta alam

 

Isaiah 45:13 (NET) "It is me – I stir him up and commission him; I will make all his ways level. He will rebuild my city; he will send my exiled people home, but not for a price or a bribe,” says the Lord who commands armies

 

Karya TUHAN membebaskan umat-Nya tidak bisa dibatasi oleh pikiran manusia. Dia mampu memakai orang lain untuk mewujudkan pembebasan bagi umat-Nya yang sedang dalam pembuangan di Babel. TUHAN menggunakan Raja Koresh raja Persia untuk membebaskan umat Israel dari pembuangan di Babel.

 

Timbul pertanyaan kita. Siapakah Koresh? Dalam beberapa catatan Alkitab, utamanya kitab Yesaya, nama Koresh disebut beberapa kali. Bukan sekedar disebut namanya, tetapi Koresh mandapatkan julukan yang bagus dari Allah: 

 

Pertama, Koresh adalah gembala. Akulah yang berkata tentang Koresh: Dia gembala-Ku; segala kehendak-Ku akan digenapinya dengan mengatakan tentang Yerusalem: Baiklah ia dibangun! dan tentang Bait Suci: Baiklah diletakkan dasarnya!" (Yes. 44:28). 

 

Kedua, Koresh adalah orang yang diurapi. Beginilah firman TUHAN: "Inilah firman-Ku kepada orang yang Kuurapi, kepada Koresh yang tangan kanannya Kupegang supaya Aku menundukkan bangsa-bangsa di depannya dan melucuti raja-raja, supaya Aku membuka pintu-pintu di depannya dan supaya pintu-pintu gerbang tidak tinggal tertutup (Yes. 45:1). 

 

Ketiga, Koresh adalah penggerak keselamatan Israel. Akulah yang menggerakkan Koresh untuk maksud penyelamatan, dan Aku akan meratakan segala jalannya; dialah yang akan membangun kota-Ku dan yang akan melepaskan orang-orang-Ku yang ada dalam pembuangan, tanpa bayaran dan tanpa suap," firman TUHAN semesta alam (Yes. 45:13).

 

Setidaknya dari  3 ayat di atas, ada indikasi bahwa Tuhan akan memakai Koresh untuk menggenapi rencana-Nya, setidaknya tentang pembangunan kembali Yerusalem dan kembalinya bangsa Israel dari pembuangan.

 

Nama Koresh muncul lebih dari  30 kali dalam Alkitab. Dalam Alkitab, nama Koresh muncul bersamaan dengan identifikasinya sebagai raja Persia (2 Taw. 36:22-23; Ezr. 1:1,2,8; Dan. 6:28; 10:1 dst) maupun raja Babel(Ezr. 5:13). Dia berkuasa di Persia cukup singkat, sekitar 539-530 SM. Mengapa dia menjadi sosok yang begitu penting bagi orang Israel walaupun dia sendiri bukan berasal dari Israel, bahkan menjadi pemimpin dari bangsa penawan bangsa Israel? Singkatnya, dalam jaman pemerintah Koresh-lah, bangsa Israel diijinkan kembali ke tanah perjanjian setelah 70 tahun ditawan atau dibuang di Babel.

 

Kali ini setidaknya kita perlu belajar secara singkat dan cepat tentang sejarah pembuangan bangsa Israel. Dimulai dengan sejarah monarki dalam kerajaan Israel dengan raja-rajanya Saul, Daud lalu mencapai puncak kejayaannya di era Salomo. Setelah Salomo mati, kerajaan Israel terpecah menjadi 2 yaitu kerajaan utara (kerajaan Israel) dengan raja Yerobeam (diikuti 10 suku Israel di dalamnya) dan kerajaan selatan (kerajaan Yehuda) dengan rajanya Rehabeam, anak Salomo (diikuti 2 suku yaitu suku Yehuda dan Benyamin).Masing-masing kerajaan, baik Israel maupun Yehuda, memiliki raja masing-masing. Kerajaan Israel akhirnya kalah oleh bangsa Asyur yang berkuasa saat itu dan dibuang ke Asyur pada 721 SM. Kerajaan Yehuda berhasil luput dari penawanan Asyur. Namun akhirnya bangsa Yehuda harus juga dikalahkan oleh bangsa Babel yang sebelumnya berhasil menundukkan kerajaan Asyur pada 612 SM. Ibukota Yehuda, Yerusalem dikepung (589 SM)  oleh Babel dan berhasil dihancurkan (586 SM). Akibatnya bangsa Yehuda dibuang ke Babel hingga 70 tahun seperti yang dinubuatkan nabi Yeremia  (2 Taw. 36:21; Yer. 25:11; 29:10). 

 

Setelah kematian raja Babel yang termasyur, Nebukadnezar pada 562 SM, kemunduran Babel mulai terasa.Adanya perpecahan internal dan ancaman dari negara-negara tetangga membuat pemimpin-pemimpin  berikutnya tidak berhasil mempertahankan tahtanya secara mulus. Terjadi banyak pergantian pemimpin cepat dan dalam rentang waktu kepemimpinan yang pendek. 

 

Sebuah ancaman baru muncul di sejarah dunia saat itu. Koresh dari Persia (Cyrus the Great) berusaha untuk menyatukan negara-negara yang bermusuhan dan menjelang tahun 550 SM dia berhasil mengalahkan kerajaan Media. Sekarang Persia dan Media bersatu, dan Koresh berambisi untuk melakukan ekspansi ke arah barat. Meskipun Babel bersekutu dengan Mesir, Koresh berhasil menyapu bersih teritori kekuasaan Babel sebelah utara. Selanjutanya Koresh berekspansi ke timur dan selatan dan dalam jangka waktu yang cepat dia berhasil membuat Babel kalah pada 539 SM. Sekarang Koresh  berkuasa atas daerah yang dahulu merupakan kekuasaan kerajaan Babel. Dalam jangka waktu satu tahun, Koresh berhasil menguasai hampir seluruh Timur Tengah kecuali Mesir (Mesir kelak ditaklukkan oleh anak Koresh pada 525 SM).

 

Dalam sejarah dunia secara umum dan Israel secara khusus, salah satu peristiwa penting selama pemerintahan Koresh adalah penaklukannya atas Babel. Babel, negara adi daya di dunia saat itu, diambil alih kekuasaannya oleh Koresh. Kondisi ini memiliki 2 signifikansi. Pertama, dengan kekalahan Babel, maka Koresh dari Persia dapat berkuasa atas rute perdagangan di teritori Babel yang memang luas. Kedua,kekalahan Babel oleh Koresh dari Persia memicunya mengeluarkan sebuah piagam, yang terkenal dengan Cyrus Cylinder, yang mencatat tentang bagaimana gambaran kekalahan Babel atas Persia, sekaligus berisi catatan pandangan Koresh tentang hak-hak negara dan bangsa yang berada di bawah kekuasaannya. Koresh menjanjikan kemerdekaan beragama dan ibadah bagi kelompok orang berbeda yang hidup di bawah kekuasaannya. Sekaligus Cyrus Cylinder menganugerahkan ijin kepada orang-orang yang dipindahkan ke Babel sebagai tawanan perang untuk kembali ke tanah air dimana mereka berasal. Salah satu kelompok yang mendapatkan anugerah dari Koresh adalah bangsa Yehuda yang ada di pembuangan di Babel . Beginiah yang terjadi dan diucapkan Koresh:

 

Pada tahun pertama zaman Koresh, raja negeri Persia, TUHAN menggerakkan hati Koresh, raja Persia itu untuk menggenapkan firman yang diucapkan oleh Yeremia, sehingga disiarkan di seluruh kerajaan Koresh secara lisan dan tulisan pengumuman ini: "Beginilah perintah Koresh, raja Persia: Segala kerajaan di bumi telah dikaruniakan kepadaku oleh TUHAN, Allah semesta langit. Ia menugaskan aku untuk mendirikan rumah bagi-Nya di Yerusalem, yang terletak di Yehuda. Siapa di antara kamu termasuk umat-Nya, Allahnya menyertainya! Biarlah ia berangkat pulang ke Yerusalem, yang terletak di Yehuda, dan mendirikan rumah TUHAN. Allah Israel, yakni Allah yang diam di Yerusalem. Dan setiap orang yang tertinggal, di manapun ia ada sebagai pendatang, harus disokong oleh penduduk setempat dengan perak dan emas, harta benda dan ternak, di samping persembahan sukarela bagi rumah Allah yang ada di Yerusalem." (Ezr 1:1-4) 

 

Namun mengapa Koresh dapat memiliki pemikiran semacam itu? Koresh berbeda dari raja-raja pada jamannya dalam hal memilih gaya pemerintahannya. Dia mengadopsi toleransi  dan respek pada agama, tradisi dan adat istiadat orang lain sebagai pondasi kebijaksanaan pemerintahannya. Akibatnya, orang-orang yang berada di bawah kekuasaannya justru menaruh respek dan hormat kepadanya. Hampir seluruh daerah kekuasaannya mengalami keamanan dengan kebijaksanaan yang dijalankannya. Setelah dia menaklukkan Babel, Koresh tidak mendeklarasikan dirinya sebagai Sang Penakluk, melainkan sebagai Pembebas dan Penerus sah dari raja sebelumnya. Koresh tidak memaksa orang-orang untuk mengikuti agamanya, sebaliknya dia melakukan langkah-langkah yang sangat supportif, seperti mengijinkan orang Yehuda kembali ke Yerusalem dan justru membantu mereka merekonstruksi Bait Suci yang ada di Yerusalem. Salah satu kutipan ucapan Koresh yang terkenal hingga sekarang adalah “Whenever you can, act as a liberator. Freedom, dignity, wealth–these three together constitute the greatest happiness of humanity. If you bequeath all three to your people, their love for you will never die.” Karena itu, yakin dan percayalah kepada TUHAN yang mampu menggerakkan orang lain untuk memberikan kebebasan dan kebahagiaan bagi kita. (rsnh)

 

Selamat berkarya untuk TUHAN

Renungan hari ini: “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH” (Daniel 3:3)

  Renungan hari ini:    “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH”   Daniel 3:3 (TB2) "Lalu berkumpullah para wakil raja, para penguasa, para bupa...