Kamis, 14 Mei 2020

Renungan hari ini: YESUS PENGANTARA SUATU PERJANJIAN

Renungan hari ini:

YESUS PENGANTARA SUATU PERJANJIAN



Ibrani 9:15 (TB) "Karena itu Ia adalah Pengantara dari suatu perjanjian yang baru, supaya mereka yang telah terpanggil dapat menerima bagian kekal yang dijanjikan, sebab Ia telah mati untuk menebus pelanggaran-pelanggaran yang telah dilakukan selama perjanjian yang pertama"

Hebrews 9:15 (NET) "And so he is the mediator of a new covenant, so that those who are called may receive the eternal inheritance he has promised, since he died to set them free from the violations committed under the first covenant”

Setelah Adam dan Hawa jatuh dalam dosa, maka hubungan manusia dengan ALLAH mengalami perseteruan. ALLAH sulit dijumpai oleh manusia. Manusia tidak bisa mendamaikan diri dengan ALLAH. Itu sebabnya perlu seorang pengantara yang akan menjadi mediator atau penyambung antara ALLAH dan manusia. Satu-satunya pengantara Tunggal (Esa) antara manusia dengan ALLAH adalah Yesus.

Penyebutan Yesus sebagai "Pengantara yang Esa" bersifat eksklusif dan hanya dapat dipakai oleh satu pihak saja. Inilah pernyataan yang paling tajam dan paling tegas mengenai keilahian manusia Kristus. Juga tercakup di dalam ide mengenai Pengantara/mediator yang Esa itu bahwa Dia pastilah Allah (Ibr. 7:22, 8:6; 9:15; 12:24). Oknum inilah yang menyerahkan diri-Nya sebagai tebusan bagi banyak orang. Penyebutan "Pengantara yang Esa" menandakan suatu paralelisme, sebagai Allah satu-satunya, Dia bertindak langsung dan dengan satu cara juga terhadap semua orang (lih. Roma 3:29; 30, 10:12). Allah berinkarnasi sebagai Yesus Kristus, kemanusiaan-Nya sebagai pengantara yang satu-satunya antara Allah dengan manusia, menambahkan bukti-bukti bahwa keselamatan disediakan Allah dalam Dia sendiri untuk semua manusia.

Manusia yang telah jatuh dalam dosa yang mengakibatkan kematian, maka seluruh pengetahuan tentang Allah Pencipta tidak ada gunanya, jika tidak ada juga iman yang menggambarkan kepada kita bahwa Allah sebagai Bapa kita di dalam Yesus Kristus. Sebab, sekalipun Allah menghendaki supaya karunia kebapaan-Nya terhadap kita masih tampak dengan banyak cara, namun bila kita memandang dunia ini, kita tak dapat menarik kesimpulan bahwa Dia adalah Bapa kita. Karena hati nurani di dalam diri kita mengusik kita dan senantiasa menunjukkan, bahwa dosa itu merupakan alasan yang sah untuk membuang kita, sehingga Allah tidak lagi menganggap dan mengakui kita sebagai anak-Nya.

Allah sendiri yang memberikan jalan keluar atas dosa dan kematian, yaitu dengan sistem penggantian atau substitusi yang menjadi penebusan dosa. Setelah manusia berdosa, dijalankan sistem penggantian. Mengapa harus ada korban penebus atau penghapusan dosa? Melalui terang Perjanjian Lama (PL), kita melihat bahwa Allah telah menetapkan suatu jalan penebusan bagi umat yang berdosa melalui korban penebus dosa dari darah binatang yang tidak bercela (Im. 1:3-4). Setelah Adam berdosa di hadapan Allah, Allah menentukan sistem penggantian dengan darah yang dicucurkan, binatang yang mati dibunuh. Pertama binatang yang dibunuh untuk pakaian Adam dan Hawa, kemudian ada korban Habel yang diterima. Ada sistem penggantian. Korban binatang dalam PL ini merupakan suatu bayangan untuk korban yang sesungguhnya yang lebih sempurna. Sistem korban orang Israel tidak mencapai puncaknya, hanya merupakan satu simbol atau bayang-bayang yang akan datang. Kalau kita bandingkan dengan Ibrani 10:1-5, binatang tidak mungkin mengganti manusia karena ada perbedaan kualitas. Yang bisa menggantikan manusia haruslah manusia juga. 

Kenyataan manusia yang sudah berdosa itu dimengerti oleh Allah, bahwa Dia tidak akan pernah menemukan manusia yang tidak berdosa di dunia ini. maka Allah sendiri harus turun ke dalam dunia dan menjadi sama dengan manusia (berinkarnasi) untuk dapat menebus dan menyelamatkan orang berdosa (Yoh. 1:14).

Maka dikatakan, tidak ada cara lain, Allah datang dalam diri Tuhan Yesus Kristus menjadi jalan pendamaian, yakni harus mati menebus dosa, harus mati untuk membayar hutang dosa dengan memakukan surat dakwaan, surat hutang itu di kayu salib. Itu cara yang Allah tentukan, dan hanya satu cara itu. Manusia bersalah kepada Allah, harus Allah yang menentukan cara pengampunan, dan cara pengampunan itu adalah melalui kematian Kristus Yesus di kayu salib - yang menggantikan (Kol. 2:14-15).

Bagi kita, amatlah penting bahwa Allah sendiri menjadi Pengganti. Ia telah datang dalam tubuhdaging yang menjadikan-Nya manusia sejati dan Ia tetap Allah yang sejati. Tak ada yang dapat menjadi penyambung dalam perolehan pemulihan hubungan Allah dengan manusia ciptaan-Nya, kecuali Ia sendiri yang datang kepada manusia. Keagungan Allah diturunkan kepada manusia, sebab tidak mangkin manusia mencapai kepada Allah yang Agung itu. Untuk itulah ada satu gelar/nama yang mewakili/menunjukkan misi Agungnya, yaitu “Imanuel” artinya "Allah beserta kita", dengan ketetapan ini, yaitu bahwa keilahian-Nya dan tabiat manusia akan mencapai kesatuan dengan adanya ikatan timbal-balik. Dengan hadir-Nya sebagai manusia, Allah telah memberi harapan dan bukti bahwa Allah diam bersama kita. Karena itu, pendamaian manusia dengan ALLAH hanya bisa terwujud dalam diri Yesus Kristus. (rsnh)

Selamat berkarya untuk TUHAN


Renungan hari ini: “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH” (Daniel 3:3)

  Renungan hari ini:    “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH”   Daniel 3:3 (TB2) "Lalu berkumpullah para wakil raja, para penguasa, para bupa...