Kamis, 16 Juli 2020

Renungan hari ini: MEMBENTUK DAN MENUANG PATUNG

Renungan hari ini:

MEMBENTUK DAN MENUANG PATUNG



Yesaya 44:10 (TB) "Siapakah yang membentuk allah dan menuang patung yang tidak memberi faedah?"

Isaiah 44:10 (NET) "Who forms a god and casts an idol that will prove worthless?”

Membentuk dan menuang patung sebagai bahan handicraft tidaklah salah. Itu merupakan sebuah kegiatan seni untuk digunakan sebagai alat meraih keuntungan. Artinya, patung itu dibuat untuk dijual sebagai bahan antic dan hiasan belaka. Bisa saja patung itu dipajang di dalam ruangan baik rumah maupun tempat-tempat umum. Patung itu hanyalah sebatas hiasan belaka yang tidak punya kuasa apa-apa.

Itu sebabnya kita mengenal begitu banyak patung di dalam hidup ini. Ada patung para pahlawan kemerdekaan RI, misalnya patung “Soekarno-Hatta” di gerbang masuk Bandara Internasional Cengkareng – Tangerang – Jawa Barat. Patung bernuansa agama, misalnya “Patung Budha Joko Dolog” di depan Gedung Grahadi Jl. Pemuda Kota Surabaya. Patung heroik, misalnya “Patung Sudirman” di Jakarta dan “Patung Sisingamangaraja” di Balige. Patung yang menceritakan tentang asal usul nama kota, misalnya “Patung Sura lan Baya” yang menjadi simbol kota Surabaya. Orang membuat patung sebagai sebuah karya seni dan budaya untuk mewakili ide dan kata hatinya. Setiap patung memiliki makna tertentu dan dibuat dengan maksud atau tujuan tertentu pula.

Firman Tuhan kali ini mengingatkan, bahwa ada bahaya apabila manusia membuat patung dengan maksud bahwa patung tersebut sebagai ganti kehadiran Allah dalam hidupnya. Bahaya tersebut berupa godaan bagi manusia, upayanya untuk bertemu dengan Allah terhenti hanya pada fisik patung tersebut dan pada akhirnya ia tidak menemukan Allah. 

Di sini Yesaya menggambarkan bagaimana manusia membuat ilah-ilah mereka sendiri. Menurut Yesaya, sangat tidak masuk akal apabila manusia membuat ilahnya dari kayu yang diambil dari pohon yang sama, di mana kayu dari pohon tersebut juga bisa dimanfaatkan sebagai kayu bakar. Allah tidak dapat dibatasi oleh tempat atau ruang dan waktu, sebab Ia berkuasa mutlak atas segala sesuatu dan kekal. 

Di jaman modern ini, sangat mungkin kita telah membuat ilah-ilah kita sendiri, misalnya berupa uang, kemewahan, popularitas, kemasyhuran, kuasa, jabatan, dll. Jika kita membuat ilah menurut pilihan dan cara kita sendiri, kita menipu diri kita sendiri. Kita tidak pernah dapat mengharapnya atau mempercayainya untuk melindungi kehidupan kita. Amin. 

Saat ini peradaban manusia semakin maju dan teknologi pun makin canggih, namun kepercayaan kepada dunia mistis masih dipegang oleh cukup banyak orang. Buktinya masih banyak orang yang mendatangi tempat-tempat keramat untuk meminta berkat.

Nas hari ini mengingatkan kita bahwa baik pembuat patung berhala maupun penyembahnya adalah orang-orang bodoh yang melakukan hal yang sia-sia (Yes. 44:9). Pertama, siapakah para pembuat patung sesembahan itu? Bukankah mereka manusia ciptaan Allah. Sungguh tidak masuk di akal, manusia menciptakan allah (Yes. 44:10, 11)

Kedua, bagaimana mungkin orang menyembah kepada patung buatan tangannya sendiri. Baik dari bahan besi maupun dari kayu, berhala-berhala itu adalah benda mati yang dibuat dan diperlakukan sekehendak si pembuat (Yes. 44:12-16). Sungguh ironis, kayu yang sama yang dipakai untuk membuat patung sesembahan dipakai juga menjadi kayu api untuk berdiang atau untuk membakar roti! Dan kayu itu kemudian disembahnya (Yes 44:17)! Allah menyebutkan mereka adalah orang yang tidak mengetahui dan tidak mengerti apa-apa hanya berpegang pada kayu kering dan dusta (Yes. 44:18-20).

Patung yang terbuat dari kayu atau besi adalah benda-benda mati yang tidak memiliki kehidupan sedikit pun. Benda-benda tersebut tidak dapat menolong apalagi menyelamatkan. Sangat menyedihkan bila melihat anak Tuhan memperlakukan patung sebagai sesembahan mereka, yang kepadanya ia meminta pertolongan atau jawaban doa yang dipanjatkan, padahal yang memahat dan membentuk patung itu adalah manusia juga. Kesemuanya ini tidak terlepas dari tipu muslihat Iblis yang berusaha menumpulkan pikiran manusia dan menjeratnya, sehingga dengan mudahnya diperhamba. “…setiap orang yang berbuat dosa, adalah hamba dosa” (Yohanes 8:34). Saat ini pengaruh dunia kegelapan begitu merajalela sehingga banyak orang terjebak dalam penyembahan berhala. Karena itu, sebagai umat Tuhan kita harus selalu berhati-hati dan waspada, jangan membuat dan menuang patung untuk disembah, tetapi sembahlah ALLAH yang berkuasa atas seluruh bumi ini. (rsnh)

Selamat berkarya untuk TUHAN

Renungan hari ini: “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH” (Daniel 3:3)

  Renungan hari ini:    “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH”   Daniel 3:3 (TB2) "Lalu berkumpullah para wakil raja, para penguasa, para bupa...