Renungan hari ini:
TUHAN TIDAK AKAN MENINGGALKAN KITA
Yesaya 41:17 (TB) "Orang-orang sengsara dan orang-orang miskin sedang mencari air, tetapi tidak ada, lidah mereka kering kehausan; tetapi Aku, TUHAN, akan menjawab mereka, dan sebagai Allah orang Israel Aku tidak akan meninggalkan mereka"
Isaiah 41:17 (NET) "The oppressed and the poor look for water, but there is none; their tongues are parched from thirst. I, the Lord, will respond to their prayers; I, the God of Israel, will not abandon them”
TUHAN tak sedetik pun akan meninggalkan manusia ciptaan-Nya. TUHAN setia menyertai umat-Nya sampai kapan pun. Firman Tuhan hari ini menyatakan bahwasanya Tuhan kita adalah Tuhan yang melihat, Tuhan yang mendengar dan Tuhan yang tidak tinggal diam ketika anak-anak-Nya berada dalam sebuah kesulitan. Tuhan melihat setiap dari kita meskipun kita tidak mengutarakan pergumulan secara langsung, Dia membaca tanda-tanda setiap kesesakan dari kita.
Tetapi kondisi seburuk apapun, perlu diketahui bahwa Tuhan tidak pernah meninggalkan anak-anak yang dikasihi-Nya. Dia tidak pernah mentelantarkan kita. Mengapa TUHAN tidak mau meninggalkan kita umat-Nya ini? Setidaknya ada lima alasan mengapa TUHAN tidak mau meninggalkan kita?
Pertama, karena keinginan terbesar Tuhan adalah bersekutu dengan kita. Tuhan menciptakan manusia untuk bersekutu dengan-Nya (1Kor. 1:9). Sebelum dosa menjamah manusia, Adam dan Hawa lebih dari sekedar pengelola Taman Eden. Mereka diciptakan untuk menikmati persekutuan dengan Tuhan di taman itu, dan hingga saat ini, Tuhan tidak mengubah kerinduan-Nya itu, namun manusia yang berubah dan menjauh dari-Nya. Tidak hanya itu, kita diciptakan untuk kemuliaan-Nya (Yes. 43:7) dan bahkan Tuhan bergirang karena kita (Zef. 3:17).
Kedua, karena Tuhan sudah berjanji tidak pernah meninggalkan kita. Tuhan berjanji bahwa "Aku tidak akan membiarkan engkau dan tidak akan meninggalkan engkau." (Yos. 1:5), dan "Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau" (Ibr. 13:5). Bahkan setelah Yesus naik ke Sorga, Yesus menjanjikan hal yang sama kepada murid-murid-Nya yang berduka, "Aku tidak akan meninggalkan kamu sebagai yatim piatu. Aku datang kembali kepadamu" (Yoh. 14:18). Yesus berjanji akan datang untuk kedua kalinya menjemput orang yang percaya kepada-Nya, namun selain itu Dia juga memberikan Roh Kudus agar kita tidak merasa ditinggalkan oleh-Nya, "tetapi Penghibur, yaitu Roh Kudus, yang akan diutus oleh Bapa dalam nama-Ku, Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu". Jadi Roh Tuhan selalu menyertai kita saat ini, sekalipun tak seorangpun bersama kita.
Ketiga, karena Tuhan setia mengasihi dan menyertai kita. Tuhan adalah Allah yang setia pada janji-Nya. Dia akan terus menyertai perjalanan kehidupan kita. Walau kita sering jatuh ke dalam dosa, namun Allah tetap setia menanti kita untuk datang kembali kepada-Nya.
Keempat, karena Tuhan mengasihi dan tidak pernah melupakan kita. Kasih Allah begitu besar bagi kita. Karena kasih-Nya, Ia rela memberikan anak-Nya yang Tunggal untuk mati di kayu salib agar kita tidak binasa karena dosa-dosa kita. Kasih-Nya yang luar biasa dan agung itu membuat kita beroleh hidup yang kekal yakni surga. Allah tidak pernah melupakan kita ciptaan-Nya. Allah mengenal kita mulai dari ujung rambut hingga ke kaki kita TUHAN tahu dan mengenal kita.
Kelima, karena Tuhan belum selesai berurusan dengan kita. Kadang masa-masa di mana kita seperti ditinggalkan oleh Allah adalah masa Tuhan membentuk kita. Seperti sepotong kayu di tangan pemahat atau seongkok tanah di tangan penjunan, pembentukan itu melewati proses yang tidak mengenakkan. Hal-hal buruk harus dikikis. Karakter yang diperhalus, iman yang dibakar agar menjadi kuat dan juga hati dilembutkan. Musa, Yusuf, Esther, Daniel, Daud dan para pahlawan-pahlawan iman yang tertulis dalam Alkitab, semuanya melewati proses itu. Mereka mengalami kesendirian, dipisahkan, mengalami rasa sakit, berduka dan menderita. Namun semua itu karena Tuhan sedang membentuk mereka agar bisa menjadi alat untuk menyatakan kemuliaan-Nya. Hal yang sama juga berlaku dengan kita.
Karenanya dalam masa-masa itu, janganlah kita bersungut-sungut. Dapatkan yang dibentuk berkata kepada yang membentuknya: "Mengapakah engkau membentuk aku demikian?" (Rm. 9:20). Jawabannya adalah tidak. Karena itu, mari kita menjalani proses ini dengan kerendahan hati, sebab respon kita akan menentukan seperti apakah hasil akhir dari kehidupan kita. (rsnh)
Selamat berkarya untuk TUHAN