Renungan hari ini:
HAMBA TAAT KEPADA TUANNYA
Titus 2:9 (TB) "Hamba-hamba hendaklah taat kepada tuannya dalam segala hal dan berkenan kepada mereka, jangan membantah"
Titus 2:9 (NET) "Slaves are to be subject to their own masters in everything, to do what is wanted and not talk back”
Sewajarnyalah seorang hamba (baca: bawahan) taat dan tunduk kepada tuannya (baca: atasannya). Karena atasannyalah yang memimpin dia untuk melakukan segala pekerjaan. Menghormati atasan tidak hanya terjadi ketika atasan berlaku bijak atau ketika atasan memberikan sesuatu yang menguntungkan. Seorang atasan tetap perlu dihormati walaupun tindakan dan kebijakannya seringkali merugikan bawahannya. Daud sendiri mengalami hal seperti ini. Dia berhadapan dengan atasan yang kurang baik kepadanya. Namun sikapnya tetap menghormati Saul atasannya. Bahkan Daud berkata, “Dijauhkan Tuhanlah kiranya dari padaku untuk melakukan hal yang demikian kepada tuanku, kepada orang yang diurapi TUHAN, yakni menjamah dia, sebab dialah orang yang diurapi TUHAN” (1 Sam. 24:7). Meski terkesan seolah tidak adil, namun ini adalah sebuah kebenaran yang bersifat mutlak. Sehingga mau tidak mau, suka tidak suka, kita tetap harus mengembangkannya.
Dalam Perjanjian Lama, Daud memperoleh beberapa kali kesempatan untuk membalas kejahatan yang dilakukan oleh atasannya, Saul. Sekalipun Daud mendapatkan kesempatan dan dengan mudah dia dapat membunuh Saul, namun dia memilih untuk tetap menghormati atasannya. Sebab bagi Daud kejahatan tidak harus dibalas dengan kejahatan atau dendam. Kejahatan hanya bisa dikalahkan oleh kebenaran, kebaikan, kelembutan dan kasih! “Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu” (Mat. 5:44).
Dalam Perjanjian Baru, Petrus mengajarkan juga untuk memiliki rasa hormat kepada atasan. 1 Peter 2:18, “Hai kamu, hamba-hamba, tunduklah dengan penuh ketakutan kepada tuanmu, bukan saja kepada yang baik dan peramah, tetapi juga kepada yang bengis”. Ayat ini dapat berarti kepada bawahan, tunduklah dan hormatilah atasanmu, bukan hanya kepada yang baik dan lemah lembut, tapi juga kepada yang tidak adil, semaunya dan bahkan kejam sekalipun. Berurusan dengan atasan-atasan yang demikian sangatlah tidak menyenangkan.
Paulus memberikan nasehat kepada para pekerja di Titus 2:9-10. Hamba-hamba hendaklah taat kepada tuannya dalam segala hal dan berkenan kepada mereka, jangan membantah, jangan curang, tetapi hendaklah selalu tulus dan setia, supaya dengan demikian mereka dalam segala hal memuliakan ajaran Allah, Juruselamat kita. Ayat ini ditujukan Paulus kepada para pekerja, sikap bawahan kepada atasan. Ayat ini memberitahukan kepada para pekerja jika tidak setuju dengan atasan, maka tidak mempunyai hak untuk membantah mereka. Mungkin suatu kali kita ingin memberitahu bahwa saudara tidak setuju, tapi ada tempat dan waktu untuk melakukannya yang dapat membawa kemuliaan bagi Tuhan. Seorang anak buah yang sedang membantah menggambarkan pemberontakan dan tidak menghormati atasan. Mungkin kita dapat berpikir bahwa hal ini akan membuat kelihatan baik di depan pekerja yang lain tapi membantah jarang membuat kita kelihatan baik di depan siapapun. Ketika kita melihat seseorang sedang protes, atau gosip, ini semua hanya memperlihatkan betapa piciknya. Mereka akan kehilangan kehormatan mereka dan mereka tidak memberikan kesan yang baik.
Mengapa bawahan sulit mengormati atasan?
Pertama, karena memiliki pengalaman yang melukai hati. Pengalaman seseorang yang melukai sering kali dapat membuat kebencian dan keinginan balas dendam. Atasan yang sering kali berlaku tidak adil, kasar, otoriter, tidak konsisten dan semaunya sendiri dapat melukai para bawahannya. Dan tekanan-tekanan yang tidak terselesaikan tersebut yang membuat bawahan sulit untuk memberikan rasa hormat terhadap atasannya.
Kedua, karena sesuatu yang diajarkannya. Ada orang tua yang bersumpah serapah kepada orang lain atau atasannya ketika merasa sedang tidak puas di tempat pekerjaan, dan hal itu didengar anaknya. Hal tersebut dapat menjadi teladan yang buruk, kelak suatu ketika anaknya juga akan melakukan hal yang sama kepada atasannya. Kami sering menemukan dalam pelayanan konseling apabila seseorang sulit menghormati orang tua dan mengalami hubungan yang buruk dengan ayah maka seorang anak juga akan rentan untuk memiliki hubungan yang buruk terhadap figur-figur otoritas.
Namun kita harus ingat bahwa ada banyak berkat yang diterima karena kita menghormati atasan, misalnya:
Pertama, atasan menolong kita naik karir. Dalam lingkungan pekerjaan atasan memiliki andil besar untuk membantu bawahan bisa naik posisi, maka dari itu bawahan bekerja bukan hanya saat disuruh saja, melainkan bertanggung jawab sepenuh hati untuk menyelesaikannya. Memberi rasa hormat kepada atasan membantu hubungan yang baik dalam relasi pekerjaan.
Kedua, kita akan memiliki banyak promosi jabatan. Seorang hamba yang tetap menaruh hormat kepada atasan maka akan ada banyak kesempatan menikmati kasih karunia, karena ia menanggung penderitaan yang seharusnya tidak ia tanggung. 1 Peter 2: 19 Sebab adalah kasih karunia, jika seorang karena sadar akan kehendak Allah menanggung penderitaan yang tidak harus ia tanggung. Karena itu, tetaplah setia dan taat kepada atasan kita masing-masing sama seperti kita tunduk dan taat kepada Yesus Kristus. (rsnh)
Selamat berkarya untuk TUHAN