Selasa, 17 Mei 2022

Renungan hari ini: “MILIKILAH CARA HIDUP YANG BAIK” (1 Petrus 2:11-12)

 Renungan hari ini:

 

“MILIKILAH CARA HIDUP YANG BAIK”



1 Petrus 2:11-12 (TB) "Saudara-saudaraku yang kekasih, aku menasihati kamu, supaya sebagai pendatang dan perantau, kamu menjauhkan diri dari keinginan-keinginan daging yang berjuang melawan jiwa. Milikilah cara hidup yang baik di tengah-tengah bangsa-bangsa bukan Yahudi, supaya apabila mereka memfitnah kamu sebagai orang durjana, mereka dapat melihatnya dari perbuatan-perbuatanmu yang baik dan memuliakan Allah pada hari Ia melawat mereka"

 

1 Peter 2:11-12 (NET) "Dear friends, I urge you as foreigners and exiles to keep away from fleshly desires that do battle against the soul, and maintain good conduct among the non-Christians, so that though they now malign you as wrongdoers, they may see your good deeds and glorify God when he appears"

 

“Milikilah cara hidup yang baik” merupakan nasihat Petrus kepada orang percaya. Jika kita memiliki cara hidup yang baik, hal itu membantu Tuhan untuk melawat umat-Nya sehingga bisa diselamatkan. Apabila kita memilki cara hidup yang baik maka akan ada buah yaitu perbuatan-perbuatan yang memuliakan Tuhan. Cara hidup yang baik itu berbicara tentang karakter, etika dan integritas hidup kita.

 

Sebagai pendatang dan perantau, tentu saja kita akan menjadi sorotan dan pusat perhatian dari para penduduk asli apabila kita memiliki cara hidup yang tidak baik. Menurut nasihat rasul Petrus supaya orang Kristen jangan menjadi cemohan, jangan karena ulah segelintir orang sehingga menganggap bahwa semua orang Kristen adalah tidak baik. Mereka akan menganggap kita sebagai perwakilan dari seluruh orang Kristen di seluruh dunia. Ini adalah beban yang memang harus kita sadari. Kita punya tanggung jawab untuk senantiasa memuliakan Tuhan melalui kehidupan yang baik. Kita dituntut membuat orang lain agar turut memuji dan memuliakan Tuhan ketika mereka melihat perbuatan baik kita (ay. 12c).

 

Seperti ada sebuah pepatah yang mengatakan ”Adat sepanjang jalan, cupak sepanjang betung” artinya, setiap perbuatan ada aturannya sendiri. Setiap negeri mempunyai kebiasaannya (aturannya) sendiri, dan pesan pentingnya adalah jangan memaksakan aturan kita kepada orang/negeri lain atau orang tertentu. Oleh sebab itu, Tuhan tidak menginginkan anak-Nya hidup dengan sembarangan, tidak senonoh dan ceroboh.  Dalam Roma 13:1-4, Paulus mengingatkan bahwa tidak ada pemerintah yang tidak berasal dari Allah, dan pemerintah-pemerintah yang ada ditetapkan oleh Allah.  Karena pemerintah adalah hamba Allah untuk kebaikan kita.

 

Banyak orang Kristen terperosok ke dalam suatu masalah yang tidak diinginkan, karena mereka tidak hidup sesuai perintah Tuhan. Kalau kita sudah berlaku benar dan berbuat baik, maka penghulu-penghulu di udara (kuasa kegelapan) tak mampu menjatuhkan kita. Pola hidup yang baik dan tertib adalah kehendak Allah, agar kita dapat menang melawan kuasa gelap. Dalam 1 Petrus 2:15 dikatakan, ”Sebab inilah kehendak Allah, yaitu supaya dengan berbuat baik kamu membungkamkan kepicikan orang-orang yang bodoh.” Sekarang pertanyaannya, sosok seperti apa yang kita tunjukkan? sudahkah kita mencerminkan gaya hidup Kristiani yang benar? Sudahkah kita hidup dengan menyatakan kasih kepada tetangga dan orang-orang di sekitar kita? Alangkah ironisnya ketika Yesus meminta kita untuk mewartakan kabar gembira ke seluruh dunia, jangankan melakukannya, banyak yang malah menjadi batu sandungan bagi orang lain. Berbeda kepercayaan, berbeda status sosial, berbeda suku, bangsa, budaya atau bahkan bahasa sekalipun, tidaklah pernah bisa dijadikan alasan untuk menjauhi orang-orang yang ada di sekitar kita.

 

Kehidupan sosial di tengah masyarakat sangatlah penting untuk diperhatikan. Kita diingatkan untuk terus hidup suci dan taat di tengah-tengah masyarakat, terlebih di tengah-tengah orang yang belum percaya. Kita dituntut untuk menjadi terang dan garam dunia (Mat. 5:13-16). Pesan ini bukan berarti kita bisa duduk santai tidak berbuat apa-apa atau yang lebih parah lagi menjadi batu sandungan bagi orang lain, karena jika demikian kita tidak akan pernah bisa menjadi terang dan garam bagi dunia. Terang itu nyata bedanya dibandingkan gelap, garam pun memberi perbedaan nyata dalam masakan. Artinya kita dituntut untuk melakukan tindakan nyata. Ada banyak orang yang mengira bahwa melayani Tuhan hanyalah ketika kita aktif berkotbah sehingga mereka dengan mudah bisa berkelit tidak punya kemampuan atau tidak terpanggil untuk melayani. Padahal yang jauh lebih penting adalah memperhatikan betul bagaimana kita hidup di tengah masyarakat yang majemuk. Apakah cara hidup kita sudah sesuai dengan firman Tuhan, sudah mencerminkan Kristus yang penuh kasih, atau malah bertolak belakang? Serajin apapun kita menjalankan tata cara beribadah, sekuat apapun kita meneriakkan firman Tuhan, semua hanya akan sia-sia dan hanya akan jadi olok-olok apabila ternyata pola hidup kita bertolak belakang. Bersikap seolah-olah alim, tapi hidupnya ternyata berbeda dengan apa yang dipertontonkan di depan orang banyak. 

 

Sadarilah bahwa kehidupan kita bisa menjadi sebuah kesaksian yang manis bagi saudara-saudara kita yang belum percaya. Mereka bisa mengenal siapa Yesus Kristus dan bagaimana kuasa Yesus sanggup bekerja secara luar biasa lewat hidup kita. Menjadi garam dan terang dunia, itulah yang seharusnya kita lakukan, dan itu sanggup membawa hasil jauh lebih baik dibandingkan hanya di mulut saja. Jika demikian, kita harus hidup sebagai pelaku firman, artinya mengaplikasikan firman secara nyata dalam kehidupan kita. Mengasihi tetangga dan orang-orang disekitar kita, membantu mereka dalam kesulitan, peduli kepada mereka, bersikap ramah dan penuh kesabaran, menunjukkan sikap bersahabat, mendahulukan kepentingan orang lain, siapapun mereka, apapun latar belakang mereka, tanpa terkecuali. Hanya dengan demikian kita bisa menjadi duta-duta Kristus yang baik, sehingga kita bisa mengenalkan pribadi Kristus yang benar beserta kebenaran yang Dia bawa dari Bapa Surgawi kepada mereka yang belum percaya. Pagar rumah kita boleh saja tinggi, namun janganlah ketinggian pagar itu menjadi pembatas kita dengan orang-orang yang bersebelahan dengan kita. Karena itu, marilah hidup sesuai dengan aturan, jangan seenaknya sendiri, supaya kita tidak menjadi bodoh dan picik. (rsnh)

 

Selamat berkarya untuk TUHAN 

Renungan hari ini: “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH” (Daniel 3:3)

  Renungan hari ini:    “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH”   Daniel 3:3 (TB2) "Lalu berkumpullah para wakil raja, para penguasa, para bupa...