KOTBAH MINGGU EXAUDI
Minggu, 29 Mei 2022
“ORANG BENAR BERSERU, TUHAN MENDENGAR”
Kotbah: Mazmur 17:1-6 Bacaan: Yohanes 5:1-9
Minggu ini kita memasuki Minggu Exaudi, yang artinya, “Dengarlah seruan yang ku sampaikan, kasihanilah aku dan jawablah aku” (Mzm. 27:7). Dalam Minggu ini tema yang akan kita renungkan adalah “Orang Benar Berseru, TUHAN Mendengar”. Banyak orang menginginkan hidupnya sebagai orang benar. Namun menjadi orang benar yang senantiasa benar-benar hidup dalam kebenaran tidaklah semudah mengatakannya. Orang benar bukan hanya berbuat baik saja, tetapi ia harus melakukan kebenaran, dengan segala risikonya.
Ada dua arti sederhana dari orang benar, yaitu orang yang hidupnya melakukan hal-hal benar dan orang yang kehidupannya dianggap benar atau dibenarkan. Itu artinya, ada dua cara untuk menjadi orang benar, yang pertama adalah dengan melakukan hal-hal yang benar, dan yang kedua adalah dengan dibenarkan. Ketika membaca kata “orang benar” dalam Alkitab, seperti dalam 1 Petrus 3:12a, “Sebab mata Tuhan tertuju kepada orang-orang benar, dan telinga-Nya kepada permohonan mereka yang minta tolong …” sebagian besar orang percaya berpikir bahwa kata itu ditujukan untuk para hamba Tuhan atau orang-orang yang hidup kudus.
Yang dimaksud dengan “berseru” adalah berdoa dengan sepenuh hati kita, sepenuh hati bergantung kepada kedaulatan Tuhan, kepada kuasa-Nya. “Berseru” merupakan ungkapan doa yang aktif dan dapat didengar. Bahasa Ibrani untuk ‘berseru’ adalah Qara artinya berteriak atau menjerit. Bahasa Yunani untuk “berseru” adalah Kaleo artinya memanggil nama seseorang. Doa dengan berseru merupakan doa yang dibawakan seseorang kepada Tuhan dengan segenap hati, jelas dan terperinci.
Jika kita telisik lebih mendalam dalam kesaksian Kitab Suci, maka kita akan temuma ada beberapa contoh orang yang berseru kepada TUHAN, dan TUHAN mendengarkannya, yaitu:
Pertama, Hana. Hana berseru, berteriak, mengerang, menangis kepada Tuhan untuk minta seorang anak, Allah mengingat seruan doanya. Allah bukan saja memberikannya seorang anak tetapi seorang Nabi Besar untuk Israel yaitu Samuel (1 Sam. 1:8-13).
Kedua, Bartimeus. Bartimeus, pengemis buta di Yerikho berseru-seru kepada Tuhan, “Yesus, Anak Daud, kasihanilah aku!” Seruan Bartimeus menghentikan derap langkah kaki Tuhan. Lalu Tuhan menjawab seruan Bartimeus dengan menanyakan, “Apa yang kaukehendaki supaya Aku perbuat?” Jawab Bartimeus, “Rabuni, Supaya aku dapat melihat.” Dan Yesus bukan hanya menyembuhkan tetapi juga menyelamatkan hidupnya (Mrk. 10:46-52).
ALLAH mau kita berseru-seru kepada-Nya seperti seorang anak dan ALLAH mau keintiman dari anak-anak-Nya. Allah tahu masalah dan pergumulan anak-anak-Nya, tetapi sebagai Bapa, Allah mau kita berseru-seru kepada-Nya seperti seorang anak dan Allah mau keintiman dari anak-anak-Nya, salah satunya dengan kita berseru membawa masalah dan pergumulan kita.
Pertanyaan kita sekarang adalah bagaimanakah car akita agar seruan kita didengarkan TUHAN? Ada beberapa pengalaman pemazmur yang dapat kita pelajari dalam perikope Minggu ini agar TUHAN mendengar seruan kita, yakni:
Pertama, kita harus melayani Tuhan dengan hati yang murni dan jujur, berbicara kepada-Nya dengan kata-kata yang tulus (ay. 3). Dalam ayat 3 ini pemazmur menunjukkan kemurnian dan kejujuran hatinya melayani TUHAN. Pemazmur mengatakan bahwa bila TUHAN menguji hatinya, memeriksa hatinya pada waktu malam serta menyelidiki hatinya, maka TUHAN tidak akan menemukan sesuatu kejahatan dan mulutnya tidak terlanjur. Ini adalah hal yang penting kita perhatikan agar seruankita didengar TUHAN. Jika kita ingin TUHAN mendengar seruan kita, maka mulailah menjauhi segala kejahatan dari dalam dirikita. Baik kejahatan verbal maupun kejahatan fisik kepada sesama manusia.
Kedua, jagalah langkah-langkah kita (ay. 3-4). TUHAN akan mendengar seruankita jika kita mampu menjaga langkah-langkah kita dari segala kekerasan. Kita harus menghindari diri dari langkah orang yang melakukan kekerasan, tetapi langkah kita harus tetap mengikuti jejak TUHAN. Langkah kita tidak boleh goyang tetapi harus tetap teguh untuk mengikut TUHAN. Yang sering membuat kaki kita goyang adalah masalah yang sedang kita hadapi. Kita tidak bisa melangkah karena banyaknya pergumulan hidup kita. Kita enggan melangkahkan kaki kita karena beban yang sedang kita pikul saat ini. Kita merasa malu berjalan karena tubuhkita dipenuhi masalah. Penyakit yang mengganggu tubuh kita membuat langkah kita terhenti dan sulit melangkah. Ekonomi yang tidak memadai membuat langkah kita terseret-seret jalannya. Masalah anak, suami dan istri bahkan keluarga membuat kaki kita sulit melangkah keluar rumah dan persekutuan masyarakat dan gereja. Masalah di kantor dan pekerjaan membuat langkah kita tidak percaya diri lagi.
RENUNGAN
Apa yang hendak kita renungkan dalam Minggu Exaudi ini?
Pertama, berseru kepada Tuhan adalah hal yang kita lakukan apabila kita sedang dihadapkan pada masalah yang berat dan jalan buntu. Ketika doa-doa kita serasa tidak kunjung dijawab dan ketika daya upaya kita sudah tidak memungkinkan, hanya ini yang bisa kita lakukan yaitu berteriak dan berseru-seru memanggil nama Tuhan dengan segenap kekuatan kita. Janji firman-Nya: ketika kita mau berseru kepada Tuhan, Dia akan menjawab kita, bahkan lebih dari yang tidak terpahami, yakni hal-hal yang tidak kita ketahui. "Apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, dan tidak pernah didengar oleh telinga, dan yang tidak pernah timbul di dalam hati manusia: semua yang disediakan Allah untuk mereka yang mengasihi Dia" (1 Kor. 2:9).
Kedua, TUHAN pasti mendengar seruan kita. Sungguh, Tuhan itu bukan Tuhan yang tuli, Dia mendengar teriak anak-anak-Nya yang berada dalam kesesakan. Bila saat ini kita sedang dalam “perigi masalah” dan sepertinya tidak ada harapan, berserulah kepada Tuhan, Dia pasti akan memberikan jalan keluar yang terbaik. "Berserulah kepada-Ku, maka Aku akan menjawab engkau dan akan memberitahukan kepadamu hal-hal yang besar dan yang tidak terpahami, yakni hal-hal yang tidak kauketahui" (Yer. 33:3). Karena itu, marilah berseru kepada TUHAN dengan hati yang murni dan jujur dan menjaga langkah kita menuruti jejak TUHAN maka Dia akan menjawab seruan kita. (rsnh)
Selamat beribadah dan menikmati lawatan TUHAN!