Senin, 17 Juni 2019

Renungan hari ini: BUKIT BATU, KUBU PERTAHANAN, DAN PENYELAMAT

Renungan hari ini: 

BUKIT BATU, KUBU PERTAHANAN, DAN PENYELAMAT



Mazmur 18:3a (TB) "Ya TUHAN, bukit batuku, kubu pertahananku dan penyelamatku…" 

Psalms 18:3a (NET) "The Lord is my high ridge, my stronghold, my deliverer…” 

Pemazmur menyakini bahwa dalam menghadapi semua pergumulan hidupnya TUHANlah yang menjadi bukit batu, kubu pertahanan dan penyelamatnya. Pengakuan itu dituliskannya dalam Mazmur 18 ini ketika ia dilepaskan oleh TUHAN dari cengkeraman semua musuhnya dan dari tangan Saul. Oleh karena itu tampak sekali luapan emosi yang diekspresikan melalui kata-kata puitis untuk melukiskan ucapan syukurnya. Sebagai seorang yang mahir menulis puisi atau mazmur, Daud dapat melukiskan segala perasaannya yang berubah dari kondisi galau menjadi ucapan syukur yang begitu indah dalam bahasa puitis. TUHAN dinyatakan sebagai bukit batu, kubu pertahanan, perisai, tanduk keselamatan, dan kota benteng (18:3). Kata-kata tersebut adalah istilah-istilah dalam sebuah peperangan yang tidak asing bagi Daud dan pembacanya pada masa itu. 

Dalam pasal ini, Daud menggambarkan tentang Tuhan yang melindungi dia dari segala serangan seperti dalam sebuah peperangan. Sangat menarik untuk diperhatikan tentang bagaimana Daud menggambarkan serangan-serangan yang dia terima sebagai tali-tali maut yang meliliti dia, banjir-banjir jahanam yang menimpa dia, tali-tali dunia orang mati yang membelit dia, serta perangkap-perangkap maut yang terpasang di depan dia (18:5-6). Dengan melihat bahwa bahaya yang mengancam dia sedemikian dahsyatnya, kita dapat mengerti betapa berharganya bukit batu, kubu pertahanan, perisai, tanduk keselamatan, dan kota benteng tersebut sebagai pelindung bagi Daud.

Pengalaman Daud tersebut pasti kerapkali kita alami juga dalam hidup kita sehari-hari di tengah dunia pergaulan dan dunia kerja saat kita berinteraksi dengan beraneka ragam orang yang kita temui. Percayalah bahwa TUHAN adalah Sang Pelindung yang selalu mempedulikan kita.

Daud mengucap syukur sebab telah melewati berbagai pergumulan dan kesulitan yang ditimbulkan para musuhnya, termasuk Saul. Semua itu merupakan karya dan pemeliharaan TUHAN atas hidupnya. Daud berkata: “Ya, TUHAN, bukit batuku, kubu pertahananku dan penyelamatku, Allahku, gunung batuku, tempat aku berlindung, perisaiku, tanduk keselamatanku, kota bentengku, tempat pelarianku, juruselamatku; Engkau menyelamatkan aku dari kekerasan” (ay. 2-3). Daud ingin mengungkapkan bahwa hanya TUHANlah satu-satunya tempat untuk berlindung; hanya TUHAN lah satu-satunya sumber keselamatan. Ini hanya bisa diungkapkan dan dinyatakan, apabila Daud benar-benar telah mengalami pertolongan TUHAN di dalam hidupnya. 

Bagian ini mengajarkan kita bahwa TUHAN satu-satunya tempat untuk berlindung. TUHAN lah satu-satunya sumber keselamatan kita. Ketika kita menghadapi kesulitan demi kesulitan, pergumulan demi pergumulan, sangat mungkin nyawa kita terancam,—tapi TUHAN sanggup dan mampu melepaskan kita dari segala kesulitan dan pergumulan itu. TUHAN sudah menyediakan jalan keluar bagi segala kesulitan dan pergumulan hidup yang kita hadapi. Persoalannya adalah, apakah kita menaruh harap dan sungguh-sungguh bersandar hanya kepada-Nya? Karena itu, jadikanlah TUHAN sebagai bukit batu, kubu pertahanan dan penyelamat hidup kita. (rsnh)

Selamat berkarya untuk TUHAN

Renungan hari ini: “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH” (Daniel 3:3)

  Renungan hari ini:    “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH”   Daniel 3:3 (TB2) "Lalu berkumpullah para wakil raja, para penguasa, para bupa...