Sabtu, 29 April 2023

KOTBAH MINGGU JUBILATE Minggu, 30 April 2023 “BERSUKACITA KARENA PEMELIHARAAN TUHAN” (Mazmur 100:1-5)

 KOTBAH MINGGU JUBILATE

Minggu, 30 April 2023

 

“BERSUKACITA KARENA PEMELIHARAAN TUHAN”

Kotbah: Mazmur 100:1-5     Bacaan: Yohanes 10:1-10


 

Minggu ini kita akan memasuki Minggu Jubilate. Jubilate yang artinya “bersorak-soraklah bagi Allah, hai seluruh bumi” (Mzm. 66:1). Dalam Minggu ini kita akan membahas tema “Bersukacita Karena Pemeliharaan TUHAN”."Bersukacitalah" dalam berasal dari kata Ibrani "ranan", yang berarti bersorak atau bersenang-senang dengan suara keras. Istilah ini mengekspresikan rasa sukacita dan kegembiraan yang meluap-luap dalam hati yang tak dapat diungkapkan dengan kata-kata. Ketika kita dipanggil untuk "bersukacita", artinya kita diingatkan untuk merasakan dan mengekspresikan rasa syukur kita kepada Allah secara riang dan penuh kegembiraan.

 

Dalam perikope ini kata yang menggambarkan sukacita terlihat dalam ayat 1, Bersorak-soraklah bagi TUHAN, hai segenap bumi”. Kata "Bersorak-soraklah bagi TUHAN" ("רַנְּנוּ לַיהוָה" - ransenu la'Adonai). Kata "ransenu" bentuk perintah jamak dari kata kerja "ranan" (רָנַן) yang berarti "bersorak-sorai" atau "bersorak-sorak". Bentuk perintah jamaknya adalah "ransu" (רַנְּסוּ) atau "ransenu" (רַנְּנוּ) yang berarti "bersorak-soraklah" atau "bernyanyilah dengan sorak-sorai". Istilah ini sering digunakan dalam doa-doa dan nyanyian pujian dalam tradisi Yahudi dan Kristen.

 

Dalam konteks Mazmur 100, "bersorak-soraklah bagi TUHAN" mengekspresikan suatu bentuk penghormatan, kekaguman, dan kegembiraan kita kepada Allah sebagai Pencipta dan Pemelihara hidup kita. Dengan bersorak-sorai, kita menunjukkan rasa syukur dan kegembiraan kita kepada-Nya, dan mengakui keagungan dan kekuasaan-Nya atas hidup kita. Namun, "bersorak-soraklah bagi TUHAN" juga mengajak kita untuk tidak hanya merayakan kebaikan-Nya dalam momen-momen tertentu, tetapi juga untuk memperlihatkan penghormatan dan kekaguman kita kepada-Nya dalam kehidupan sehari-hari. Dalam segala hal yang kita lakukan, kita diingatkan untuk mengakui kehadiran dan kebaikan Allah, dan merayakan-Nya dengan sukacita dan bersorak-sorai. Dengan demikian, "bersorak-soraklah bagi TUHAN" dalam Mazmur 100 adalah suatu panggilan untuk hidup dalam rasa syukur, kegembiraan, dan penghormatan kepada Allah, serta untuk memperlihatkan kekaguman kita kepada-Nya dalam segala hal yang kita lakukan.

 

Pertanyaan kita sekarang adalah apa alasan kita bersukacita dan bersorak-sorai bagi TUHAN? Berdasarkan Mazmur 100 ini ada beberapa alasan mengapa kita bersukacita bagi TUHAN, yakni:

 

Pertama, alasan utama untuk bersukacita dalam kehadiran Allah adalah karena Dia adalah Pemelihara kita (ay. 3). Dalam ayat tiga, pemazmur menyatakan bahwa "TUHAN, Dialah Allah kita; Dialah yang menjadikan kita, dan kita adalah milik-Nya; kami adalah umat-Nya dan kawanan domba gembala-Nya." Dalam ayat ini, pemazmur menggambarkan hubungan yang erat antara Allah dan umat-Nya, dan menyatakan bahwa Allah secara aktif memelihara dan membimbing kita sepanjang hidup kita. Dengan menyadari bahwa Allah adalah Pemelihara kita, kita dapat merasa aman dan dilindungi dalam kehadiran-Nya. Ini memberi kita kepercayaan dan ketenangan untuk hidup dengan penuh sukacita dan terus memuji Dia. Pemazmur juga menunjukkan bahwa Allah adalah pemberi kehidupan, dan bahwa kita berhutang kasih-Nya atas setiap anugerah yang kita terima.

 

Kedua, karena kehadiran TUHAN dalam hidup kita (ay. 4). Ayat 4: "Masuklah ke dalam pintu gerbang-Nya dengan ucapan syukur, ke pelataran-Nya dengan puji-pujian, bersyukurlah kepada-Nya, pujilah nama-Nya!" Ayat ini menunjukkan kehadiran Tuhan dalam hidup kita karenanya pemazmur mengajak kita untuk masuk ke dalam hadirat-Nya dengan penuh syukur dan puji-pujian. Pemeliharaan Tuhan hadir dalam setiap langkah kita, dan kita harus bersyukur dan memuji nama-Nya karena itu.

 

Ketiga, karena Allah adalah baik dan kasih-Nya kekal selama-lamanya (ay. 5). Dalam ayat lima, pemazmur menyatakan bahwa "kemurahan-Nya kekal untuk selama-lamanya, dan kesetiaan-Nya turun-temurun." Ini menunjukkan bahwa Allah selalu setia dalam memberikan perlindungan, pertolongan, dan berkat-Nya bagi umat-Nya. Dalam konteks ini, bersukacita dalam kehadiran Allah menjadi suatu sikap yang wajar dan penting bagi umat-Nya. Dalam mengakui Allah sebagai Pemelihara kita dan memberikan-Nya penghormatan dan pujian, kita dapat merasakan kedamaian dan kebahagiaan yang sejati serta memperkuat iman dan hubungan kita dengan-Nya.

Pertanyaan kita selanjutnya adalah bagaiamanakah cara kita agar kita mampu bersukacita bagi TUHAN?  Berdasarkan Mazmur 100, ada beberapa cara yang dapat kita lakukan untuk bersukacita karena pemeliharaan TUHAN, di antaranya:

 

Pertama, kita memuji dan bersorak-sorai kepada Allah dengan suara yang keras dan gembira (ay. 1). Hal ini disebutkan dalam ayat 1, di mana pemazmur memerintahkan semua orang untuk bersorak-sorai dengan sukacita kepada Allah. Ketika kita bernyanyi dalam ibadah, maka bernyanyilah dengan sepenuh hati dengan suara yang keras dan lantang. Jangan lebih kuat suara musik daripada suara kita. Dalam beribadah itu yang memuji TUHAN bukan musik, tetapi kita manusia yang dicipta dan dipeliara-Nya.

 

Kedua, kita mengakui dan menghormati Allah sebagai Pemelihara kita (ay. 3). Seperti yang disebutkan dalam ayat 3, kita harus mengakui bahwa Allah adalah Allah kita, dan bahwa kita adalah milik-Nya. Kita harus menghormati-Nya dan merasa aman dalam perlindungan-Nya.

 

Ketiga, kita bersyukur dan memuji Allah untuk kebaikan-Nya (ay. 4). Seperti yang disebutkan dalam ayat 4, kita harus masuk ke dalam gerbang-Nya dengan ucapan syukur, dan ke pelataran-Nya dengan puji-pujian. Kita harus bersyukur atas semua anugerah yang diberikan-Nya kepada kita.

 

Keempat, kita mengakui bahwa Allah adalah kasih dan kesetiaan-Nya kekal selama-lamanya (ay. 5). Seperti yang disebutkan dalam ayat 5, kita harus mengakui bahwa kemurahan-Nya kekal untuk selama-lamanya, dan kesetiaan-Nya turun-temurun. Kita harus percaya bahwa Allah selalu setia dalam memberikan perlindungan, pertolongan, dan berkat-Nya bagi umat-Nya.

 

Dengan melakukan hal-hal tersebut, kita dapat mengalami kebahagiaan dan kedamaian dalam kehadiran Allah, serta memperkuat hubungan spiritual kita dengan-Nya. Hal ini akan membawa berkat dan keberhasilan dalam hidup kita, dan memampukan kita untuk hidup dengan penuh sukacita dan terus memuji dan memuliakan nama-Nya.

 

RENUNGAN

 

Apa yang menjadi renungan kita pada Minggu Jubilate ini? Tentu ada beberapa hal yang harus kita bawa pulang untuk direnungkan dan dilakukan, yakni:

 

Pertama, bersukacitalah karena pemeliharaan TUHAN bagi kita. Bentuk dan wujud dari sukacita kita adalah dengan beribadah kepada TUHAN dengan bersorak-sorai. Dengan beribadah kepada TUHAN maka kita akan mengalami pertumbuhan rohani. Maka ibadah merupakan hal terpenting bagi umat Tuhan. Namun ibadah yang dimaksud oleh penulis Mazmur dalam nas ini ialah bukanlah beribadah sekedar beribadah, bukan beribadah sebagai rutinitas saja, atau bukan beribadah karena keharusan, melainkan beribadah yang diekspresikan dengan sukacita dan sorak sorai. 

 

Kedua, beribadahlah dengan bersyukur. Sikap seseorang yang dalam beribadah ialah mempersembahkan atau membawa syukur atau nyanyian syukur kepada Tuhan. Bersyukur di sini adalah bersyukur atas anugerah kehidupan yang Ia berikan, pertolongan, pemeliharaan, dan keselamatan yang Ia berikan. Dengan kata lain, bersyukur atas seluruh aspek kehidupan merupakan sikap yang seharusnya dalam beribadah. 

 

Ketiga, akuilah bahwa TUHAN itu baik bagi kita. Penulis mazmur mau menjelaskan atau menekankan di sini bahwa umat-Nya harus bersyukur kepada Tuhan sebab Ia baik. Pemazmur menyerukan Israel untuk memasuki pintu gerbang Yerusalem dengan ucapan syukur di hati mereka. Mereka harus memasuki pelataran-Nya dengan pujian di mulut mereka. Mereka harus mengungkapkan rasa terima kasih mereka kepada-Nya atas segala berkat-Nya dan dan harus memuji Dia. Alasannya bahwa Allah itu baik bagi umat-Nya. kasih setia-Nya berlangsung selamanya, dan Dia akan tetap setia kepada semua generasi.” Tuhan itu baik, tentu merupakan ungkapan bahwa benar Tuhan itu baik, sebab pemeliharaan Tuhan kepada bangsa Israel yang taat kepada perintah Tuhan itu nyata. Dia adalah “Allah yang Maha Pengasih dan Maha Baik, ... apa yang diperbuatNya baik.” Karena itu, bersukacitalah karena pemeliharaan TUHAN atas seluruh kehidupan kita. (rsnh)

 

Selamat beribadah dan menikmati lawatan TUHAN

Renungan hari ini: “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH” (Daniel 3:3)

  Renungan hari ini:    “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH”   Daniel 3:3 (TB2) "Lalu berkumpullah para wakil raja, para penguasa, para bupa...