“PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH”
Daniel 3:3 (TB2) "Lalu berkumpullah para wakil raja, para penguasa, para bupati, para penasihat negara, para bendahara, para hakim, para ahli hukum dan semua kepala daerah, untuk menghadiri penahbisan patung yang telah didirikan raja Nebukadnezar itu"
Daniel 3:3 (NET) "So the satraps, prefects, governors, counselors, treasurers, judges, magistrates, and all the other provincial authorities assembled for the dedication of the statue that King Nebuchadnezzar had erected. They were standing in front of the statue that Nebuchadnezzar had erected"
Nas hari ini mengajarkan tentang pentingnya kepatuhan kepada Allah dalam menghadapi tekanan dari dunia. Dalam teks ini, kita melihat bagaimana Nebukadnezar, seorang raja yang kuat, mengeluarkan perintah untuk semua orang menghadiri upacara penyembahan patung yang dia bangun. Para pejabat dan pemimpin dari berbagai bidang diundang untuk hadir, dan tekanan sosial yang besar ditempatkan pada mereka untuk tunduk kepada perintah raja.
Namun, ketika datang pada saat untuk tunduk kepada perintah raja atau memilih setia kepada Allah, tiga pemuda Yahudi—Shadrakh, Meshakh, dan Abednego—memilih untuk tetap setia kepada iman mereka.Mereka menolak menyembah patung yang telah didirikan oleh Nebukadnezar, meskipun itu berarti menghadapi konsekuensi berat, seperti dijatuhkan ke dalam perapian yang menyala-nyala.
Nas ini mengajarkan kepada kita pentingnya untuk memilih setia kepada Allah bahkan di tengah tekanan yang besar dari dunia di sekitar kita. Terkadang, kita mungkin dihadapkan pada situasi di mana norma-norma dunia bertentangan dengan prinsip-prinsip iman kita. Namun, seperti yang diajarkan oleh Shadrakh, Meshakh, dan Abednego, ketika kita memilih setia kepada Allah, Dia akan menyertai kita bahkan di tengah-tengah api yang menyala-nyala. Keberanian dan kepatuhan mereka kepada Allah menginspirasi kita untuk tidak kompromi dengan kebenaran, bahkan ketika tekanan sosial atau bahaya mengancam.
Apa yang perlu direnungkan dari nas hari ini? Dari nas hari ini, kita dapat merenungkan beberapa hal:
Pertama, kekuatan dan pengaruh pemimpin. Teks ini mencatat bagaimana para pemimpin dan pejabat yang berkuasa berkumpul atas perintah Nebukadnezar. Ini menunjukkan pengaruh besar yang dimiliki seorang pemimpin terhadap orang-orang di sekitarnya. Seorang pemimpin yang kuat dapat memobilisasi orang-orang untuk mengikuti kehendaknya, baik itu baik atau buruk. Kekuatan kepemimpinan ini menekankan tanggung jawab besar yang dimiliki oleh pemimpin terhadap keadilan dan kebenaran.
Kedua, pengaruh budaya dan norma. Undangan Nebukadnezar kepada para pemimpin dan pejabat untuk menghadiri upacara penyembahan patung mencerminkan pengaruh kuat budaya dan norma dalam masyarakat. Meskipun sebagian besar dari mereka mungkin menyadari bahwa tindakan itu bertentangan dengan iman mereka, tekanan sosial dan budaya membuat banyak dari mereka tunduk pada kehendak raja.Ini menyoroti tantangan yang dihadapi orang-orang dalam mempertahankan iman mereka dalam konteks budaya yang mengancam.
Ketiga, pilihan moral dan ketaatan kepada Tuhan. Meskipun semua pemimpin berkumpul untuk menghadiri upacara penyembahan patung, tidak semua dari mereka memilih untuk menundukkan diri kepada perintah Nebukadnezar. Beberapa di antaranya mungkin dengan diam-diam menentangnya atau merasa tidak nyaman dengan perintah tersebut. Ini menyoroti pentingnya pilihan moral dan ketaatan kepada Tuhan, bahkan ketika kita dihadapkan pada tekanan dari budaya atau pemimpin.
Dalam konteks ini, kita sebagai pembaca dapat merenungkan bagaimana kita merespons tekanan budaya dan norma yang bertentangan dengan iman kita. Kita dipanggil untuk tetap setia kepada prinsip-prinsip kebenaran dan iman, bahkan jika itu berarti berdiri sendiri atau menghadapi tekanan dari orang lain. Karena itu, dalam menghadapi tekanan budaya dan norma dunia ini kita harus memiliki keberanian dan kepatuhan kepada Tuhan dan jangan kompromi dengan dunia ini.
Selamat memasuki Mei 2024 dan teruslah berkarya untuk TUHAN