Minggu, 29 Mei 2022

Renungan hari ini: “MENYANYI BAGI TUHAN” (Ezra 3:11)

 Renungan hari ini:

 

“MENYANYI BAGI TUHAN”


 

Ezra 3:11 (TB) Secara berbalas-balasan mereka menyanyikan bagi TUHAN nyanyian pujian dan syukur: "Sebab Ia baik! Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya kepada Israel!" Dan seluruh umat bersorak-sorai dengan nyaring sambil memuji-muji TUHAN, oleh karena dasar rumah TUHAN telah diletakkan 

 

Ezra 3:11 (NET) With antiphonal response they sang, praising and glorifying the Lord: “For he is good; his loyal love toward Israel is forever.” All the people gave a loud shout as they praised the Lord when the temple of the Lord was established

 

Menyanyi merupakan aktivitas yang tak terpisahkan dari kehidupan kerohanian kita. Dalam segala peristiwa kita senantiasa bernyanyi, baik dalam suasana sukacita maupun dukacita. Selalu saja ada alasan bagi kita untuk bernyanyi. Alasan utamanya adalah sebagai pujian kepada Tuhan dan ungkapan rasa syukur kepada-Nya. Pujian dan syukur yang kita ungkapkan dalam nyanyian lahir dari hati yang terdalam, tidak sekadar dari mulut. Semuanya didasari atas pemahaman dan pengakuan tentang kasih sayang Tuhan.

 

Tatkala dasar Bait Suci TUHAN telah diletakkan, kemudian nyanyian pujian dan syukur dikidungkan. Para imam, orang-orang Lewi dan bani Asaf menyanyi dengan bersorak-sorai diiringi ceracap. Bersahut-sahutan mereka menyanyikan pujian dan syukur: “Sebab Ia baik”. Dengan itu terungkap, bahwa nyanyian mereka yang bersifat pujian dan syukur kepada TUHAN sekaligus sebagai pernyataan iman tentang kebaikan-Nya. Keberadaan kembali di Yerusalem adalah kebaikan TUHAN. Lebih dari itu dasar Bait Suci yang dapat mereka letakkan juga merupakan kebaikan TUHAN. Bahwa semua itu terjadi karena campur tangan-Nya.

 

Bangsa Israel bernyanyi dan bersukacita luar biasa ketika mereka kembali ke Yerusalem. Pada bulan kedua mulailah mereka membangun Bait Suci. Umat meluap dalam rasa sukacita dan haru. Antara mengingat masa lalu yang menyedihkan dan memandang masa depan penuh harapan. Mereka diijinkan Tuhan untuk meletakkan dasar pembangunan rumah Tuhan. Peristiwa itu mereka refleksikan di hadapan Tuhan dalam ibadah syukur. Mereka berkumpul menaikkan pujian dengan alat musik dan bernyanyi secara litani. Pujian berbalas-balasan itu mengandung maksud agar umat juga merasakan kesatuan, keterikatan. Sukacita pembangunan Bait Suci bukan hanya sukacita para imam atau pemimpin pujian, namun ini adalah sukacita semua.

 

Hendaknya kehidupan kita setiap hari merupakan nyanyian pujian dan syukur kepada Tuhan. Bukankah setiap hari kita mengalami kebaikan Tuhan? Ada berjuta-juta alasan bagi kita untuk selalu menyanyikan pujian dan syukur kepada-Nya. Terutama, karena Tuhan Yesus sudah menjadikan diri-Nya dasar yang kokoh bagi kehidupan kita (bnd. 1 Kor. 3:11). Karena itu, mari memuji TUHAN atas pertolongan TUHAN kepada kita. (rsnh)

 

Selamat memulai karya dalam Mingu ini

Renungan hari ini: “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH” (Daniel 3:3)

  Renungan hari ini:    “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH”   Daniel 3:3 (TB2) "Lalu berkumpullah para wakil raja, para penguasa, para bupa...