Senin, 14 September 2020

Renungan hari ini: PERDAMAIAN YAKUB DAN ESAU

 Renungan hari ini:

 

PERDAMAIAN YAKUB DAN ESAU




 

Kejadian 33:11 (TB) "Terimalah kiranya pemberian tanda salamku ini, yang telah kubawa kepadamu, sebab Allah telah memberi karunia kepadaku dan aku pun mempunyai segala-galanya." Lalu dibujuk-bujuknyalah Esau, sehingga diterimanya

 

Genesis 33:11 (NET) "Please take my present that was brought to you, for God has been generous to me and I have all I need.” When Jacob urged him, he took it

 

Siapa yang tidak kecewa saat di hianati oleh adik kandung sendiri? Itulah yang dialami oleh Esau. Esau begitu marah setelah ia ditipu oleh Yakub, adiknya. Pertama, Yakub telah berhasil "membeli" hak kesulungan milik kakaknya itu seharga semangkuk kacang merah. Kedua, dengan cara yang licik, Yakub telah menyerobot berkat yang seharusnya menjadi miliknya. Esau dendam dan berikhtiar membunuh adiknya itu (Kej. 27:41).

 

Tentu sulit bagi Esau melupakan begitu saja peristiwa pahit itu. Tetapi, tampaknya Esau belajar memahami kesalahannya. Ia belajar bahwa menyimpan dendam dan kebencian justru akan memberikan dampak buruk baginya. Esau pun belajar mengampuni! Dan, Tuhan menghargai tindakannya, yang bersedia berjalan menurut firman-Nya.

 

Nas hari ini menjelaskan kronologis perdamaian antara Yakud dan Esau. Yakub pun melayangkan pandangnya, lalu dilihatnyalah Esau datang. Akhirnya, saat perjumpaan tiba, Esau dengan empat ratus orang yang dibawanya mulai kelihatan. 

 

Dengan takut dan gentar, namun tetap dengan sikapnya yang paling menarik hati, Yakub menjumpai saudaranya yang sudah menjadi asing itu dan sujud di depannya sebanyak tujuh kali. Dengan demikian Yakub menunjukkan bahwa dia sepenuhnya tunduk.

 

Esau menanggapi dengan menunjukkan sikap murah hati yang nyaris terlalu baik. Dia telah memendam permusuhan terhadap Yakub, dan dia membawa bersamanya empat ratus orang seakan-akan ia merencanakan untuk melaksanakan ancaman lamanya. Tetapi itu tidak dilakukannya. Hatinya telah berubah. Allah telah mengubah kebenciannya menjadi kemurahan hati. Dia datang menemui Yakub dengan pengertian dan pengampunan. 

 

Sepanjang dua puluh tahun perpisahan mereka, tangan kendali Allah telah mengubah kedua saudara itu. Kini orang yang baru saja merendahkan diri di hadapan Allah menemukan bahwa Allah telah meluruskan jalan di depannya.

 

Tindakan Yakub memberikan hadiah dan sambutan Esau yang penuh semangat dan kasih sayang memberikan pertanda bahwa hari-hari yang akan datang dapat membawa kemenangan-kemenangan baru bagi Kerajaan Allah. Kedua orang tersebut tidak akan berkelahi dan saling membunuh. Sekalipun Yakub tidak menerima tawaran murah hati berupa perlindungan dari Esau, atau juga undangan Esau yang mendesaknya untuk berkunjung ke gunung Seir, Yakub sangat menghargai sikap murah hati kakaknya itu. 

 

Esau telah menunjukkan bahwa dia dapat mengampuni dan melupakan. Kedua saudara itu kemudian berpisah dengan damai. Di Sukot (pondok-pondok) Yakub dan rombongannya menemukan tempat tinggal (ay. 17). Di sana Yakub membangun sebuah rumah. Sukot adalah dataran tinggi yang sangat subur di sisi timur Sungai Yordan dan di sebelah utara Sungai Yabok.

 

Setelah menyeberang sungai, rombongan Yakub berada di dekat Sikhem, tempat di mana Abraham dahulu beristirahat sejenak ketika memasuki tanah Kanaan untuk pertama kali. Sikhem terletak kira-kira empat puluh satu mil di utara Yerusalem, yaitu di lembah antara Gunung Ebal dan Gunung Gerizim. Sumur Yakub terletak di situ, dan Sikhar terletak tidak jauh dari tempat itu. 

 

Yakub membeli sebidang tanah di dekat Sikhem dan dengan demikian memiliki sebidang tanah yang sah di Kanaan. Yakub telah diperintahkan untuk kembali ke negeri nenek moyangnya dan ke sanak keluarganya, mungkin yang dimaksudkan adalah dekat Hebron. Dia pasti sudah pergi sedikitnya sampai ke Betel. Dia akan segera mengetahui bahwa penduduk Sikhem tidak baik bagi keluarganya.

 

Kita mungkin punya pengalaman sama seperti Esau. Kita melakukan kesalahan, ditipu, dan dikhianati, bahkan oleh orang yang terdekat dengan kita. Jujur, ada perasaan marah, bahkan dendam. Tetapi, Roh Kudus menghendaki kita membereskan hati dan mengampuni. Tidak mudah dan perlu proses panjang. Tetapi, kita perlu melakukannya!

 

Kita dapat belajar dari Esau. Tahun-tahun sakit hatinya telah diganti Tuhan dengan tangis sukacita kemenangan saat ia melepaskan pengampunan untuk Yakub. Pengampunan bukanlah suatu kasus lupa ingatan yang dapat menghapus luka masa lalu dengan sekejap. Sebaliknya, pengampunan adalah proses penyembuhan dengan mengeluarkan racun dari luka hati tersebut. Dengan demikian, hati kita pun dibebaskan dan dipulihkan. Karena itu, segeralah berdamai dengan orang yang membenci kita agar berkat TUHAN mengalir dalam hidup kita. (rsnh)

 

Selamat berkarya untuk TUHAN

Renungan hari ini: “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH” (Daniel 3:3)

  Renungan hari ini:    “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH”   Daniel 3:3 (TB2) "Lalu berkumpullah para wakil raja, para penguasa, para bupa...