Minggu, 04 November 2018

Renungan hari ini: BERITAKANLAH FIRMAN

Renungan hari ini: 

BERITAKANLAH FIRMAN



2 Timotius 4:2 (TB) "Beritakanlah firman, siap sedialah baik atau tidak baik waktunya, nyatakanlah apa yang salah, tegorlah dan nasihatilah dengan segala kesabaran dan pengajaran" 

2 Timothy 4:2 (NET) "Preach the message, be ready whether it is convenient or not, reprove, rebuke, exhort with complete patience and instruction” 

Kata “Beritakanlah Firman” dalam teks asli Alkitab memakai katakerussoyang memiliki arti:“memberitahukan, menceritakan dan berkhotbah.”Paulus mengajak Timotius sebagai anak didiknya untuk memberitakan, menceritakan firman Tuhan kepada orang-orang yang dilayaninya. Ini merupakan ajakan Paulus yang sungguh-sungguh ditujukan kepada Timotius. Kewajiban Timotius sebagai hamba Tuhan/gembala sidang adalah memberitakan firman Tuhan. Karena firman Tuhan merupakan sesuatu hal yang sangat penting bagi kehidupan jemaat. Firman Tuhan merupakan pondasi hidup umat Tuhan. Tanpa firman Tuhan, jemaat yang dilayani oleh Timotius akan hidup di luar jalur Tuhan. Dari sini kita diajar oleh firman Tuhan, bahwa kita sebagai orang percaya harus memberitakan firman Tuhan dengan sungguh-sungguh. Entah kita sebagai hamba Tuhan, atau kaum awam kita diperintahkan oleh Tuhan untuk menyampaikan firman Tuhan itu kepada orang lain. 

Ada beberapa hal yang perlu kita pelajari dari nas hari ini. Pertama,kita harus memiliki sikap yang siap dalam menyampaikan firman Tuhan. Ini dapat dilihat dengan adanya kalimat: “siap sedialah baik atau tidak baik waktunya.” Kata “siap sedialah” dalam teks asli Alkitab memakai kata ephistemiyang memiliki arti “berdiri dekat dengan tiba-tiba, siap sedia.”Timotius adalah seorang hamba Tuhan, dia merupakan anak didik Paulus. Tentu sebagai seorang hamba Tuhan, dalam setiap saat, setiap waktu, dalam keadaan baik dan dalam keadaan tidak baik, dia harus selalu siap dalam menyampaikan firman Tuhan kepada orang-orang yang dilayaninya pada waktu itu. Tanpa siap sedia dalam menyampaikan firman Tuhan, maka secara otomatis firman Tuhan itu tidak dapat diberitakan dengan baik. 

Kedua,kita harus mampu menyatakan kesalahan. Kata “menyatakan” dalam teks asli Alkitab memakai kata elengkhoyang memiliki arti: “menyingkapkan, membuktikan, menegur dan menghukum.”Ketika dipanggil oleh Tuhan untuk menjadi hamba Tuhan, Timotius merupakan seorang anak yang masih muda. Entah berapa usia dia pada waktu dipangil oleh Tuhan untuk melayani Tuhan. Namun Alkitab mencatat dan memberikan penjelasan kepada kita, ketika Timotius dipanggil oleh Tuhan untuk menjadi hamba-Nya, dia pada waktu itu masih muda. Sebagai seorang yang masih muda, dia dituntut untuk menyatakan apa yang salah, menyingkapkan, membuktikan menegur orang-orang yang berbuat salah. Untuk menyingkapkan kesalahan, untuk menyatakan kesalahan maka Timotius tidak boleh kompromi dengan dosa. Dia harus jujur menyatakan kebenaran kepada setiap orang yang dilayaninya. Diusianya yang muda, bagi Timotius hal tersebut bukan sesautu yang mudah/gampang. Hal ini akan mengalami hambatan jika dia sebagai seorang hamba Tuhan tidak hidup sungguh sungguh takut akan Tuhan. Untuk menegur dan menyatakan kesalahan kepada setiap orang maka, maka Timotius dituntut untuk hidup menjadi teladan, menjungjung tinggi integritas dan kredibilitas. Menjungjung tinggi kejujuran dan hidup menjadi berkat bagi orang lain. Tanpa hal ini dia tidak bisa menyatakan kesalahan kepada orang lain. jadi sikap yang benar dalam menyampaikan firman Tuhan adalah tidak komproni dengan dosa, kesalahan harus dinyatakan sebagai kesalahan, kebenaran harus dinyatakan sebagai kebenaran.  

Ketiga,kita harus menegur dan menasihati dengan segala kesabaran. Kata “tegorlah” dalam teks asli Alkitab memakai kata epitimaoyang memiliki arti: “menghardik, berbicara dengan serius, memperingati, melarang atau menghukum.”Sikap Timotius dalam menyampaikan firman Tuhan, harus disertai dengan sikap menegur, menasihati dengan penuh kesabaran terhadap orang-orang yang dilayaninya. Timotius diharapankan oleh Paulus untuk berbicara secara serius dengan penuh kesabaran di dalam menasihati orang-orang yang dilayaninya. Tanpa rasa sabar maka dia tidak akan berhasil dalam melayani Tuhan dan membawa umat Tuhan untuk hidup di dalam takut akan Tuhan. Karena itu, beritakanlah Firman TUHAN di sepanjang hidup kita. (rsnh)

Selamat memulai karya dalam Minggu ini

KOTBAH MINGGU XXIII SETELAH TRINITATIS Minggu, 04 Nopember 2018 “KOBARKAN KARUNIA ALLAH YANG ADA PADAMU”

Minggu, 04 Nopember 2018

Kotbah: 2Timotius 1:6-12  Bacaan: Yesaya 43:8-13



Minggu ini kita akan memasuki Minggu Keduapuluh tiga Setelah Trinitatis. Dalam Minggu ini kita akan membahas tema “Kobarkan Karunia Allah yang ada Padamu”. Karunia rohani adalah kesanggupan kelimpahan ilahi yang diberikan TUHAN kepada setiap orang percaya sejati kepada Yesus Kristus demi pelayanan-Nya di bumi. Alasan Roh Kudus melimpahkan karunia-Nya kepada gereja ialah karena kitalah orang-orang yang bertugas melaksanakan program kerja TUHAN dalam generasi kita; kitalah yang diberikan visi dan misi pelayanan yang harus kita capai dengan karunia-karunia rohani tersebut.

Karunia Allah seperti nyala api yang harus dikobarkan, supaya mencapai suhu panas yang maksimal agar berfungsi dengan baik sesuai dengan tujuannya. Pernahkah kita membakar ikan besar dengan bara api yang panasnya tidak maksimal atau menggoreng ikan dengan api kompor yang sangat kecil? Bagaimana hasilnya? Pasti ikannya tidak akan pernah masak. Pernakah kita melihat bagaimana seorang tukang besi meleburkan besi dengan api untuk membuat pedang/parang? Bagaimana jadinya kalau apinya tidak dikobarkan sampai panas yang maksimal? Demikian juga dengan karunia Allah dalam diri kita, tidak akan berfungsi dengan baik jika tidak dikobarkan untuk mencapai suhu yang maksimal.


Pertanyaan kita sekarang adalah bagaimana caranya mengobarkan karunia Allah yang ada pada kita?

Pertama, singkirkan ketakutan yang ada dari hidupmu (ay. 7). Penghalang utama berfungsinya karunia Allah dalam hidup kita adalah KETAKUTAN. Perhatikan baik-baik apa kata Firman Tuhan tentang ketakutan: 2 Timotius 1:7  “Sebab Allah memberikan kepada kita bukan roh ketakutan”. Allah tidak pernah memberikan kepada kita roh ketakutan. Roh ketakutan bukan berasal dari Allah tapi dari iblis, jadi jika kita takut itu berarti kita sementara mempercayai perkataan iblis dalam hidup kita. Roh ketakutan akan membangkitkan perasaan malu, minder, terintimidasi, tertekan yang pada akhirnya akan membuat kita lemah. Roh ketakutan juga akan membangkitkan pikiran yang negatif yang akan menghasilkan sikap dan perilaku yang negatif. Roh ketakutan juga akan menimbulkan perasaan tidak tenang, kepanikan, dan kebingungan yang pada akhirnya akan membuat kita tidak bisa mengambil keputusan yang baik. Perhatikan baik-baik apa yang dikatakan Firman Tuhan, Allah memberikan kepada kita BUKAN roh ketakutan, MELAINKAN roh yang MEMBANGKITKAN KEKUATAN, KASIH DAN KETERTIBAN.

Kedua, jangan bertindak ragu-ragu (ay. 9). Penghalang yang lain yang membuat karunia Allah tidak maksimal dalam hidup kita adalah KERAGUAN.Keraguan itu seringkali memunculkan pertanyaan-pertanyaan seperti ini dalam hati kita: “Apakah saya memiliki karunia Allah dalan diri saya?”  “Apakah saya layak mendapatkan karunia Allah?” dll.Perhatikan apa yang dikatakan Firman Tuhan bagi kita yang masih ragu. 2 Tim. 1:9  “Dialah yang menyelamatkan kita dan memanggil kita dengan panggilan kudus, bukan berdasarkan perbuatan kita, melainkan berdasarkan maksud dan kasih karunia-Nya sendiri, yang telah dikaruniakan kepada kita dalam Kristus Yesussebelum permulaan zaman.”

Keraguan seringkali muncul dari perasaan tidak layak, karena kita tidak memiliki cukup kebaikan untuk layak menerima pemberian Allah. Karena itu kita perlu diingatkan kembali oleh Firman Tuhan, bahwa keselamatan kita dan panggilan kudus yang Tuhan tetapkan atas hidup kita bukan berdasarkan perbuatan kita, tetapi berdasarkan rencana (maksud dan tujuan) dan kasih karunia (pemberian yang cuma-cuma) dari Allah sendiri SEBELUM PERMULAAN ZAMAN, sebelum langit dan bumi diciptakan. Jadi jangan ragu, percayalah, kita layak bukan karena perbuatan kita tapi karena Allah mengasihi kita.

Kuncinya hanya satu, semua itu akan kita terima di dalam Kristus Yesus. Allah Bapa tidak melihat perbuatan kita, tetapi melihat apa yang telah Yesus perbuat di kayu salib, ketika kita percaya kepada apa yang Yesus sudah kerjakan bagi kita. Saat kita tinggal di dalam Kristus Yesus maka yang kelihatan bukan lagi perbuatan kita tapi kesempurnaan perbuatan Kristus Yesus bagi kita. Percayalah di dalam Kristus kita semua dilayakkan untuk menerima kelimpahan kasih karunia dan anugerah dari Allah. 

Ketiga, mulailah pergunakan semua karunia yang ada padamu untuk memuliakan Allah. Yang terakhir adalah mulailah bertindak sekarang, bangkitlah menjadi terang Tuhan. Jadilah saksi dengan semua talenta, kemampuan, keahlian dan semua hal yang ada padamu hari ini. Semua itu pemberian Allah. Jangan tunggu besok. Bertobatlah hari ini, lakukanlah sesuatu yang baik mulai hari ini, berubahlah hari ini, bersaksilah hari ini. Dan ingat teruslah belajar, berlatih,dan jangan menyerah.

Ada orang tua rohani dan saudara-saudara rohani yang akan menolongmu, bergabunglah bersama mereka, carilah mentor, pelatih, gembala, guru, sahabat, teman yang bisa mendukungmu. Dan mulailah belajar menjadi sahabat, saudara, pelatih, guru, gembala, orang tua rohani yang baik supaya banyak orang bisa ditolong. Sebagaimana Timotius adalah anak rohani dari Paulus dan mewarisi iman yang tulus ikhlas dari nenek dan ibunya, memiliki sahabat rohani seperti Titus, kepada kita pun Tuhan menyediakan semua yang terbaik untuk menolong kita tetap berkobar-kobar di dalam melayani Tuhan.

Karena itu, kobarkan karunia Allah yang ada padamu, jangan takut, Bapa mengasihimu sebab engkau percaya kepada Yesus Kristus Tuhan yang telah mati dan bangkit bagi kita. (rsnh)

Selamat beribadah dan menikmati lawatan TUHAN

Renungan hari ini: “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH” (Daniel 3:3)

  Renungan hari ini:    “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH”   Daniel 3:3 (TB2) "Lalu berkumpullah para wakil raja, para penguasa, para bupa...