Senin, 23 Januari 2023

Renungan hari ini: “BUKAN LAGI AKU SENDIRI YANG HIDUP” (Galatia 2:20)

 Renungan hari ini:

 

“BUKAN LAGI AKU SENDIRI YANG HIDUP”


 

Galatia 2:20 (TB) "Namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku. Dan hidupku yang kuhidupi sekarang di dalam daging, adalah hidup oleh iman dalam Anak Allah yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku"

 

Galatians 2:20 (NET) "I have been crucified with Christ, and it is no longer I who live, but Christ lives in me. So the life I now live in the body, I live because of the faithfulness of the Son of God, who loved me and gave himself for me"

 

“Tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup” adalah satu kata dalam teks asli Perjanjian Baru, dan kata tersebutlah yang membentuk ayat ini. Kata ini dikenal oleh para sarjana Yunani sebagai kata sustaurow, dan merupakan kata yang dapat ditemukan sebanyak lima kali dalam Perjanjian Baru. Secara harfiah, kata ini berarti “menyalibkan sendiri dengan”. Untuk lebih memahami kata ini, kita harus memerhatikan tiga bagian tata bahasa yang diilhami. Sustauroo diterjemahkan menjadi “Aku telah disalibkan” adalah kata kerja yang sempurna, kalimat pasif, dan mood indikatif.

 

Jadi, jika kita menggunakan semua kebenaran tata bahasa yang disatukan, Paulus berkata, “Apa yang saya katakan adalah fakta, sebenarnya saya telah disalibkan oleh Allah dengan Yesus Kristus. Tuhan menyalibkan saya, dan saya tidak melakukannya sendiri. Iti terjadi dan telah diselesaikan di masa lalu. Sekali dan untuk selamanya, tidak perlu ada pengulangan.” Ketika Paulus berkata Kristus disalibkan, dia berkata bahwa Kristus menyalibkannya juga. Dan jika kamu memahami ajaran persatuan kita dengan Kristus dari Firman Tuhan berarti, setiap kita juga disalibkan pada hari itu Bersama Yesus Kristus.

 

Ketika Paulus berkata bahwa hidupku bukan aku lagi tapi Kristus, ia tidak berbicara soal target yang harus dicapai. Paulus tidak sedang berbicara sesuatu yang harus diperjuangkan dalam kehidupan rohani, tetapi Paulus sedang berbicara realita kehidupan Kristen. Paulus sedang berbicara apa adanya orang Kristen itu, yaitu hidupnya bukan dia lagi tapi Kristus. Begitu seseorang percaya Yesus, langsung pada saat itu juga Kristus menjadi hidupnya. Barangsiapa ada dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru, yang lama sudah berlalu sesungguhnya yang baru sudah datang. Manusia lama orang itu telah turut disalibkan bersama Kristus. Itu sebabnya Paulus berkata, ‘aku telah disalib bersama Kristus’. Jadi, Kristus adalah hidup kita itu adalah realita, bukan target yang harus dicapai. Manusia lamaku telah disalib itu adalah realita bukan sesuatu yang harus diperjuangkan. Apabila seseorang sungguh-sungguh percaya kepada realita ini, maka ia dibebaskan dari segala usaha diri sendiri yang sia-sia untuk mencapai kedewasaan Kristen. 

 

Bagaimana seseorang dapat merasakan bahwa Kristus adalah hidupnya dalam pengalaman sehari-hari? Tentu saja dengan cara pengaturan Bapa di sorga dimana orang itu harus menghadapi banyak masalah, tantangan, bahkan penderitaan. Melalui tekanan kehidupan itu, maka kasih, sukacita, damai sejahtera Kristus dapat ditampilkan. Kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, dan penguasaan diri Kristus semakin nyata dalam kehidupan orang itu, bahkan dapat dirasakan oleh orang lain. 

 

Tetapi sayangnya, banyak kotbah tidak memberitakan realita ini. Pada umumnya, kotbah-kotbah menyatakan kasih dan kebaikan Tuhan sedemikian sehingga pasti menolong kehidupan orang Kristen itu. Bisnisku, keluargaku, pelayananku pasti Tuhan berkati, demikian hasilnya jika seseorang mendengar kotbah-kotbah jenis ini. Kotbah-kotbah seperti ini lebih membangkitkan kesadaran akan si aku dari pada kesadaran bahwa Kristus adalah hidupku. Bahkan kotbah-kotbah sejenis ini akan membuat orang fokus kepada keberhasilan perkara-perkara luaran seperti pelayananku, keluargaku, dan bisnisku. 

 

Kotbah-kotbah ini juga menyatakan bahwa Tuhan akan menghapus persoalan-persoalan, dan masalah-masalah dalam kehidupan kita. Sementara kita tahu bahwa masalah-masalah itu diperlukan agar Kristus yang di dalam kita itu dapat termanifestasi. Kita harus memberitakan realita, jangan memberitakan sesuatu yang membangkitkan kesadaran si aku dalam diri umat Tuhan. Karena itu, sadarilah bahwa di dalam hidup kita ada Kristus yang mengendalikan seluruh kata, sikap dan tindak kita. (rsnh)

 

Selamat berkarya untuk TUHAN

Renungan hari ini: “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH” (Daniel 3:3)

  Renungan hari ini:    “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH”   Daniel 3:3 (TB2) "Lalu berkumpullah para wakil raja, para penguasa, para bupa...