Renungan hari ini:
PENGAKUAN
IMAN SAMUEL
1 Samuel 2:2 (TB) "Tidak ada yang
kudus seperti TUHAN, sebab tidak ada yang lain kecuali Engkau dan tidak ada
gunung batu seperti Allah kita"
1 Samuel 2:2 (NRSV) "There is no
Holy One like the LORD, no one besides you; there is no Rock like our God”
Pengakuan iman itu keluar dari pengalaman
hidup yang dirasakan seseorang atas karya dan tindakan Allah bagi dirinya.
Samuel mengakui imannya di hadapan TUHAN dari apa yang dirasakan, dihayati dan
dialami lalu diamininya.
Dalam nas hari ini kita menemukan pengakuan
iman Samuel di hadapan TUHAN, yakni:
Pertama, Samuel mengakui dirinya adalah manusia berdosa. Samuel mengakui dirinya adalah manusia
berdosa di hadapan TUHAN. Artinya, tidak ada yang boleh merasa dirinya benar
dihadapan Tuhan dan sesama. Dan itu harus tergambar dari sikap dan perilaku
hidup kita yang selalu merendah. Kesombongan tidak boleh ada dalam diri
orang,-orang yang sadar diri akan salah dan dosa-dosanya, dan karena itu dia
selalu berusaha hidup dengan rendah hati, berusaha mawas diri dan memperbaiki
kualitas diri. Jangan suka membenarkan diri karena nanti orang lain yang
disalahkan, jangan selalu merasa diri benar karena kita tidak bisa menilai diri
sendiri. Biarkan Tuhan yang mengoreksi hidup kita dengan Firman-Nya. Inilah
ciri hidup orang-orang yang mengaku diri manusia berdosa, selalu hidup dengan
sabar dan rendah hati.
Kedua, Samuel mengakui bahwa hanya TUHAN saja yang kudus. Kalau Tuhan kita akui ke-Kudusan-Nya,
maka segala sesuatu dari diri kita yang berhubungan dengan Tuhan harus dikuduskan.
Hati kita harus kudus karena disanalah Tuhan mau berdiam, tidak boleh ada
kebencian dan irihati serta dengki, tidak boleh ada niat jahat dan rupa-rups
keserakahan. Mulut kita harus disucikan dari ucapan-ucapan dusta, bohong dan
bercabang lidah, supaya hidup kita berkenan dihadapan-Nya. Seluruh harta
kita harus disucikan dari kejahaatan, dikuduskan dari kemaksiatan supaya kudus
dihadapan Tuhan. Jangan hidup bergelimang harta tetapi tidak berkenan dimata
Tuhan, karena Dia Kudus adanya.
Ketiga, Samuel berusaha untuk hidup kudus di hadapan TUHAN. Sebab tidak ada gunanya kita mengakui
diri sebagai manusia berdosa, tetapi ternyata hidup kita tidak kita kuduskan.
Itu namanya hidup bohong-bohongan, membohongi Tuhan dan manusia, dan lebih
tegas lagi itu hidup dalam kemunafikan. Dengan menyadari segala keberdosaan
kita, maka disaat yang bersamaan hidup ini haruslah sebuah transformasi,
meninggalkan bentukbentuk dosa dan membersihkan diri dalam kekudusan. Karena
kekudusan hidup itu yang Tuhan suka dari kita, sekalipun itu tidak mudah tetapi
itu sebuah keharusan. Itulah hidup untuk masa kini dan masa depan bersama Tuhan
di kekekalan sorgawi.
Dengan semua pengakuan ini, kita bisa
hidup dengan lebih tenang, percaya diri dan tanpa rasa takut, karena kita
percaya Tuhan ada selalu mendampingi kita. Dialah gunung batu keselamatan kita
yang selalu mengawal seluruh perjalanan hidup ini dari terpaan angin pencobaan,
dari niat-niat jahat manusia. Karena itu, teruslah mengakui kekudusan
TUHAN dan jadilah hidup kudus di hadapan-Nya. (rsnh)
Selamat berkarya untuk TUHAN