Jumat, 01 Juli 2022

Renungan hari ini: “JANGAN MENGUCAPKAN SAKSI DUSTA” (Keluaran 20:16)

 Renungan hari ini:

 

“JANGAN MENGUCAPKAN SAKSI DUSTA”


 

Keluaran 20:16 (TB) "Jangan mengucapkan saksi dusta tentang sesamamu" 

 

Exodus 20:16 (NET) “You shall not give false testimony against your neighbor"

 

Di dalam hukum yang ke-9 diucapkan “jangan mengucapkan saksi dusta”, ini merupakan perintah yang harus kita lihat lebih dalam dari hanya sekedar tidak berbohong. Tuhan tidak senang orang yang tidak jujur dan Tuhan tidak senang kepada orang yang tidak punya maksud yang murni. Maka untuk melihat perintah ini, ada 2 hal yang harus kita selidiki. 

 

Pertama, perintah jangan mengucapkan saksi dusta menuntut seseorang untuk mempunyai kemurnian hati. Hati yang murni, yang bersih, hati yang tanpa motivasi untuk merugikan orang lain, inilah yang Tuhan suka. Tuhan tidak senang kepada orang yang belat-belit, demikian kata Alkitab. Orang yang belat-belit, Tuhan juga akan bertindak belat-belit kepadanya. Tuhan tidak pernah palsu, tapi Tuhan tahu bagaimana bertindak menghadapi orang palsu. Kekristenan bukan hanya mengurus orang percaya masuk sorga, Kekristenan mengurusi keadilan, Kekristenan harus menyatakan keadilan di tengah dunia. Tuhan sangat benci kepada ketidak-adilan, itu sebabnya di dalam Injil, Tuhan membongkar pemerintahan yang korup itu seperti apa, pemimpin agama yang tidak tulus itu seperti apa. Semua bentuk kerusakan terjadi karena manusia tidak tulus, manusia tidak murni hatinya. Waktu Tuhan menyatakan berkat dalam Matius 5, Dia mengatakan “berbahagialan orang yang suci hatinya” itu juga bisa diterjemahkan “berbahagialah orang yang murni hatinya”. Itu berarti apa yang di dalam sama dengan apa yang ditunjukkan di luar. Apa yang di dalam benar-benar nyata dan persis dengan apa yang dia tunjukkan di luar. Kita sulit melakukan hal itu, kadang-kadang manusia penuh dengan kepalsuan, kadang-kadang kita mau bermain politik, kadang-kadang kita mau menjaga relasi yang baik sehingga kita mengabaikan kebenaran. 

 

Dalam Keluaran 23 maupun Imamat 19, dikatakan “jangan mengucapkan berita bohong tentang orang lain sesamamu” ini adalah pencegahan terhadap gosip. Tuhan benci gosip. Tuhan benci berita-berita yang menyebar, tetapi tidak ada fakta di dalamnya. Bahasa Yunani, ketika mereka mengatakan kebenaran, mereka memakai kata alethea, artinya tidak ada tutup, tidak ada kabut, tidak ada bayang-bayang, sehingga saya bisa melihat objek itu dengan jelas. 

 

Kedua, perintah ini adalah juga karena Tuhan mencintai keadilan. Tuhan kita adalah Tuhan yang adil. Tuhan kita mau setiap kesaksian diberikan untuk pengadilan memberikan keputusan yang tepat untuk orang yang bersalah. Itu sebabnya saksi adalah posisi yang sangat penting. Saksi harus memberitakan apa yang dia lihat, apa yang dia tahu, supaya pengadilan memutuskan dengan tepat. 

 

Di dalam Alkitab banyak contoh tentang saksi dusta, waktu Raja Ahab mau kebun anggurnya Nabot, Raja Ahab mengatakan “saya beli kebun anggurmu”, Nabot mengatakan “ini warisan, perintah Tuhan. Warisan tidak boleh diperjualbelikan”. Akhirnya Ahab marah, dia pulang ke rumah, masuk ke kamar, kunci diri tidak mau makan. Melihat itu semua Izabel mau menanganinya, maka dia mengumpulkan orang-orang jahat dan mengatakan “kalian ajak Nabot makan, setelah itu kalian bertiga langsung bersaksi bahwa orang ini menghujat raja dan menghujat Tuhan, lempar batu sampai mati. Dan ini yang terjadi, kesaksian palsu dari orang yang dibayar Izabel. Setelah bersaksi bahwa Nabot menghujat Tuhan, Nabot dilempar sampai mati, maka Ahab langsung adopsi tanahnya menjadi milik dia. Tuhan marah sekali, Tuhan kirim Nabi Elia, Elia berkata “engkau akan mati karena dosamu”. Lalu Ahab menangis dan bertobat, “Tuhan ampuni saya”, Tuhan mengatakan “karena kamu minta ampun, Aku tunda kematianmu beberapa tahun”. Tuhan berikan kelonggaran penghukuman sedikit. Ini adalah kasus pertama. 

 

Kasus kedua tentang Tuhan Yesus, Tuhan Yesus ketika diadili, tidak ada orang bisa menemukan dosaNya apa. Bayangkan betapa bencinya orang Farisi, di dalam Injil dicatat ada orang Farisi yang ikut Tuhan Yesus ke mana pun Dia pergi, lebih setia dari murid, tapi mereka ikut hanya untuk catat kesalahan. Lalu mereka terus mau catat, tapi tidak ketemu satu pun. Maka sepanjang karir Tuhan Yesus melayani, tidak ada satu pun kesalahan, mereka harus berbohong. Maka saksi dusta mulai dibangkitkan, tapi Alkitab mencatat kesaksian mereka bertolak belakang satu sama lain. Mungkin yang satu mengatakan “saya mendengar orang ini berkhotbah di Yerusalem, kira-kira 1 bulan yang lalu, Dia mengatakan hancurkan Bait Allah, ini provokator, saya berani bersaksi bahwa kesaksianku benar”. Orang kedua mengatakan “bulan lalu saya juga mendengar orang ini khotbah di Nazaret mengatakan Bait Allah hancur”, yang sebelumnya mengatakan di Yerusalem, tapi orang ini mengatakan di Nazaret, mana mungkin Dia berada di 2 tempat sekaligus, kesaksiannya rusak semua. Tapi kemudian satu orang berkata “Orang ini mengatakan hancurkan Bait Allah”, apakah Tuhan Yesus pernah mengatakan itu? pernah. Tuhan Yesus mengatakan “hancurkanlah Bait Allah ini” maksud-Nya adalah tubuh-Nya, kata “ini”-nya dihapus. Ini kesaksian jahat. “Orang ini provokator, dia mengatakan Bait Allah harus dihancurkan, Dia harus dibunuh”. Inilah dua contoh bagaimana orang bersaksi dusta dalam Kitab Suci. Hal ini tidak perlu kita tiru, sebaliknya kita harus terus berusaha menyampaikan kebenaran dan keadilan. Karena itu, jadilah saksi yang benar yang hanya menyaksikan kebenaran Firman TUHAN. (rsnh)

 

Selamat berkahir pekan dan besok kita beribadah kepada TUHAN 

Renungan hari ini: “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH” (Daniel 3:3)

  Renungan hari ini:    “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH”   Daniel 3:3 (TB2) "Lalu berkumpullah para wakil raja, para penguasa, para bupa...