Senin, 01 Juni 2020

Renungan hari ini: DI MANA ADA ROH ALLAH, DI SITU ADA KEMERDEKAAN

Renungan hari ini:

DI MANA ADA ROH ALLAH, DI SITU ADA KEMERDEKAAN



2 Korintus 3:17 (TB) "Sebab Tuhan adalah Roh; dan di mana ada Roh Allah, di situ ada kemerdekaan"

2 Corinthians 3:17 (NET) "Now the Lord is the Spirit, and where the Spirit of the Lord is present, there is freedom”

Kata “merdeka” adalah kata yang indah untuk didengar setiap orang. Merdeka adalah pengharapan bagi semua orang. Tidak ada seorangpun atau bangsa yang dengan rela diperbudak oleh orang lain. Mereka semua ingin menikmati kemerdekaan. Kemerdekaan adalah hak bagi setiap orang. Mungkin saja ia lahir dari keluarga miskin; ia mungkin adalah anak yang terlantar; tidak memiliki asal-usul yang jelas; namun kemerdekaan adalah hak waris mereka yang tidak dapat dicabut. Hitam mungkin kulitnya; mungkin ia tidak memiliki kesempatan untuk sekolah; ia mungkin miskin sekali; mungkin ia hanya memiliki satu baju lusuh saja yang melekat di tubuhnya; namun mereka berhak memiliki kemerdekaan.

Kehadiran Roh Allah di suatu tempat atau di dalam pribadi manusia, maka Roh itu akan memerdekakan kita dari suatu belenggu dan kuasa maut dan dosa. Roh Allah berperan membebaskan kita dari jerat dan kuasa dosa itu agar kita bisa merdeka. Merdeka adalah pengharapan bagi semua orang. Tidak ada seorangpun atau bangsa yang dengan rela diperbudak oleh dosa atau orang lain. Kemerdekaan adalah hak bagi setiap orang. 

Nas hari ini memberikan beberapa pelajaran bahwa dengan kehadiran Roh Allah akan memberikan kemerdekaan bagi kita, seperti: 

Pertama,di mana ada Roh Allah, di situ ada kemerdekaan dari perbudakan dosa. Semua macam perbudakan di dunia ini tidak ada yang lebih mengerikan di bandingkan dengan perbudakan dosa. Perbudakan di dunia hanya menyebabkan penderitaan yang sementara dan paling parah diakhiri dengan kematian. Namun perbudakan dosa menyebabkan kita menderita di Neraka (gehena),terbakar dalam api yang tak pernah padam untuk selama-lamanya. 

Kedua,di mana ada Roh Allah, di situ ada kemerdekaan dari penghukuman dosa. Apa itu? Itu adalah kematian kekal. Itu adalah penderitaan di neraka untuk selama-lamanya. Alkitab berkata, “upah dosa adalah maut” (Rm. 6:23), “barangsiapa tidak percaya akan dihukum” (Mrk. 16:16), namun “kasih karunia Allah ialah hidup yang kekal dalam Kristus Yesus, Tuhan kita” (Rm.6:23), “barang siapa percaya diselamatkan” (Mrk. 16:16). Dan dengan tegas Rasul Paulus dalam inspirasi Roh Kudus berkata,“Demikianlah sekarang tidak ada penghukuman bagi mereka yang ada di dalam Kristus Yesus. Roh, yang memberi hidup telah memerdekakan kamu dalam Kristus dari hukum dosa dan hukum maut” (Rm. 8:1-2). 

Ketiga, di mana ada Roh Allah, di situ ada kemerdekaan dari rasa bersalah. Dapatkah batu-batu karang dan gunung-gunung menyembunyikan kita dari hari penghakiman Allah yang Mahakuasa? Apakah batu-batu karang dan gunung-gunung dapat menutupi dosa dan pelanggaran-pelanggaran kita? Seluruh generasi atau seluruh menusia merasakan di dalam jiwa mereka bahwa perasaan bersalah dan terhakimi akan dosa-dosa ada di dalam hati. Itu adalah sensitifitas moral kita.Kesadaran akan moral yang rusak dan bobrok bersifat universal. Kita adalah manusia yang telah jatuh ke dalam dosa dan sedang sekarat. Baik pikiran, hati, kehendak dan hidup kita semuanya itu telah jatuh ke dalam dosa. Orang Kristen secara positif seharusnya tidak terus menerus hidup dalam persaan bersalah ketika ia percaya. Orang Kristen bukan hanya diselamatkan atau dibebaskan dari perbudakan dan penghukuman, namun secara positif mereka telah diampuni atau dibebaskan dari rasa bersalah. 

Keempat, di mana ada Roh Allah, di situ ada kemerdekaan dari perhambaan hukum Taurat. Banyak orang jujur karena takut polisi. Banyak orang tertip karena takut dilihat orang lain. Banyak orang kelihatannya alim karena tetangganya. Seperti itulah cara hidup orang yang berada di bawah perbudakan hukum Taurat. Mereka melakukan kebaikan atau keagamaan mereka oleh karena tuntutan dari hukum, dan bukan kesadaran yang murni keluar dari dalam hatinya yang paling dalam. Bahkan tidak sedikit orang yang menyebut dirinya “Kristen” namun hidup seperti halnya hidup di bawah perbudakan hukum Taurat.Seperti itukah kita? Jika itu adalah kita maka kita belum merdeka. Kita belum dimerdekakan dari perbudakan hukum Taurat. Dimerdekakan dari Taurat artinya, kita hidup benar bukan oleh karena tuntutan dari sesuatu yang berada di luar diri kita, misalnya hukum, namun kita hidup benar oleh karena hati kita yang sudah diubahkan oleh Tuhan yang senantiasa memancarkan kebaikan, kebanaran dan kesucian.  

Orang yang belum dimerdekakan dari perbudakan hukum Taurat mungkin memiliki citra yang baik. Orang melihat dia sebagai orang yang baik, penuh kasih, alim, taat agama dan sebagainya. Namun tanpa kelahiran kembali atau dimerdekakan oleh Roh Tuhan, ia tidak akan memiliki integritas yang sejati. Ukuran watak seseorang yang sesungguhnya adalah apa yang akan dilakukannya kalau dia tidak akan ketahuan. 

Kelima, di mana ada Roh Allah, di situ ada kemerdekaan dari ketakutan akan kematian. Betapa banyaknya orang yang adalah budak dari rasa takut akan kematian. Separuh dari manusia di dunia ini takut akan kematian. Siapakah orang yang tidak takut akan kematian? Hanya orang yang telah percaya kepada Tuhan atau telah diselamatkan yang tidak takut akan kematian lagi. 0rang Kristen sejati atau orang yang telah memperoleh keselamatan agung dari Tuhan melalui kelahiran kembali dan pertobatan sejati adalah orang-orang yang telah dimerdekakan dari rasa takutnya akan kematian yang menjadi sesuatu yang umum dalam instink kehidupan manusa. Karena itu, terimalah Roh Kudus dalam hati dan kehidupan kita maka Ia akan membebaskan kita. (rsnh)  

Selamat berkarya untuk TUHAN 

Renungan hari ini: “BELAJAR MENGENAL KRISTUS" (Efesus 4:20)

  Renungan hari ini:   “BELAJAR MENGENAL KRISTUS"   Efesus 4:20 (TB2) "Tetapi, bukan dengan demikian kamu belajar mengenal Kristus...