Minggu, 28 Juni 2020

Renungan hari ini: MEMBERI SECANGKIR AIR

Renungan hari ini:

MEMBERI SECANGKIR AIR



Markus 9:41 (TB) "Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa memberi kamu minum secangkir air oleh karena kamu adalah pengikut Kristus, ia tidak akan kehilangan upahnya"

Mark 9:41 (NET) "For I tell you the truth, whoever gives you a cup of water because you bear Christ’s name will never lose his reward”

Memberi secangkir air itu rasanya sepele. Tidak ada atinya. Perasaan kita tak punya arti karena menurut kita memberi itu harus banyak dan berharga.  Padahal melalui nas hari ini kita hendak diajari bahwa memberi yang kecil dan sederhana itu pun dihargai oleh TUHAN. 

Secangkir air berarti besar! Apakah secangkir air minum sudah begitu berarti besar dan berat buat kita, jika kita bagikan pada orang lain? Semua kembali pada kita masing – masing, sampai di mana kita mau berbagi dan ada hati?

Arti memberi secangkir air adalah memberi sedikit dari apa yang kita punya. Ternyata, secangkir air sejuk itu baru memiliki nilai yang lebih bagi yang memberikan, kalau hal itu dilakukan kepada seorang murid Yesus, pengikut Yesus atau utusan Yesus.

Secara arti dan makna yang lebih baik, mestinya kita membaca ayat 41 dengan pengertian bahwa “Barang siapa menyambut seorang nabi sebagai nabi dan barang siapa menyambut seorang benar sebagai orang benar, ia akan nenerima upah orang benar”.

Kini semakin jelas bagi kita, setiap orang yang menyambut utusan Tuhan sebagai seorang utusan Tuhan, sekali pun itu dengan hal yang sangat sederhana, yaitu memberikan “secangkir air sejuk”, maka dia akan mendapat ganjaran atau upah, dari TUHAN, yaitu upah yang sama seperti yang diterima seseorang yang kepadanya kita berikan secangkir air sejuk tadi.

Menerima, menghargai atau menyambut orang lain sebagai sesama manusia, adalah suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan kita di zaman ini. Jangankan dengan memberi secangkir air sejuk, bahkan tanpa secangkir air sejuk pun, kita haruslah tetap menunjukkan “penerimaan dan penghormatan” kepada setiap orang yang bertemu atau berjumpa dengan kita.

Dalam Perjanjian Baru juga, kita temukan misalnya dalam Roma 12:10: “Hendaklah kamu saking mengasihi sebagai saudara dan saling mendahului dalam memberi hormat”. Ini adalah panggilan dalam kehidupan, agar hidup di dalam kasih satu dengan yang lain, entah dengan saudara seiman, mau pun dengan saudara yang berbeda iman. Sebab memang demikianlah yang sebaiknya hidup dalam suatu masyarakat atau persekutuan.

Pada ayat renungan hari ini, Tuhan Yesus yang sudah mengatakan kepada para murid-Nya, bahwa mereka adalah utusan-Nya. Menyambut para murid, sama artinya dengan menyambut TUHAN sendiri. Inilah yang dikatakan Yesus waktu itu: “Barangsiapa menyambut kamu, ia menyambut Aku, dan barang siapa menyambut Aku, ia menyambut Dia yang mengutus Aku” (Mat. 10:40).

Dalam konteks nas ini, maka Yesus mau mendorong para murid-Nya agar sungguh-sungguh dalam memberitakan Firman-Nya. Mengabarkan kabar baik, yaitu kabar keselamatan bagi setiap orang dan untuk semua orang. Pengampunan dosa bagi setiap orang dan untuk semua orang.

Jika kita mau menyambut mereka yang kita sebut di atas, sebagai utusan Tuhan, dengan sambutan yang ramah dan sukacita, atau dengan apa yang bisa kita lakukan, ternasuk “SECANGKIR AIR SEJUK”, maka kita telah melakukannya untuk Tuhan yang mengutus mereka. Dan jika demikian, maka kita pun akan mendapat upah dari TUHAN, yang nilainya sama dengan yang diterima oleh utusan TUHAN itu sendiri, seperti apa mereka itu adanya.

Pengertian yang lebih luas dan mendalam, adalah agar kita menjadi contoh dalam kehidupan kita sendiri, minimal menjadi contoh dalam hal: berbuat kebaikan, membantu atau menolong irang lain atau sesama kita. Membantu mereka agar lebih baik dari keadaan sebelumnya.

Memberi secangkir air sejuk agar orang lain yang kita tolong, berubah keadaannya, kini menjadi kebih baik dari keadaan semula. Siapa saja orang yang mau melakukan hal seperti itu, menurut ayat renungan hari ini, ia tidak akan mendapatkan upahnya dari Tuhan. Maka tugas kita pun saat ini dan ke masa yang akan datang adalah, menjalani dan mengisi hari-hari hidup dengan memberikan rasa hormat, penghargaan, penerimaan, sambutan, kepedulian, rasa simpati, kepada setiap orang atau siapa saja pun yang kira jumpai dan temui.

Kasih dan kepedulian itu hendaknya kita ungkapkan dengan hal-hal yang sederhana kita dapat lakukan: meneguhkan, menguatkan: menyegarkan, memulihkan semangat, tenaga, kekuatan, harapan yang meraka masih miliki, walau pun saat itu dalam keadaan yang sudah menurun, berkurang, menyusut, dan lain sebagainya. Secangkir air sejuk, bila itulah yang dapat kita berikan dan perbuat, akan membawa pengaruh yang positif, yaitu kebaikan bagi mereka yang kita tolong. Karena itu, berilah dengan hati yang tulus baik secangkir air sejuk itu pun berharga di mata TUHAN. (rsnh)

Selamat memulai karya dalam Minggu ini

Renungan hari ini: “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH” (Daniel 3:3)

  Renungan hari ini:    “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH”   Daniel 3:3 (TB2) "Lalu berkumpullah para wakil raja, para penguasa, para bupa...