Renungan hari ini:
“PENTINGNYA PENGAMPUNAN DALAM DOA”
Markus 11:25 (TB2) "Apablia kamu berdiri untuk berdoa, ampunilah dahulu sekiranya kamu menyimpan kesalahan seseorang, supaya Bapamu yang di surga juga mengampuni kesalahan-kesalahanmu"
Mark 11:25 (NET) "Whenever you stand praying, if you have anything against anyone, forgive him, so that your Father in heaven will also forgive you your sins”
Nas hari ini mengandung ajaran moral dan spiritual yang menekankan pentingnya pengampunan dalam doa. Konteks nas ini terjadi dalam konteks pelayanan Yesus di Yerusalem, terutama selama minggu terakhir hidup-Nya sebelum penyaliban. Yesus sedang mengajar tentang iman, doa, dan pengampunan kepada para pengikut-Nya. Ayat ini adalah bagian dari ajaran Yesus tentang kekuatan doa. Yesus mengajarkan pentingnya berdoa dengan iman dan keyakinan, dan dalam konteks ini, Dia menyoroti hubungan antara doa dan pengampunan.
Dalam ayat ini mencerminkan ajaran Yesus tentang pengampunan. Sebelum berdoa, seseorang seharusnya memaafkan orang lain yang mungkin telah melakukan kesalahan terhadap mereka. Pengampunan di sini bukan hanya sebagai tindakan moral, tetapi juga sebagai persyaratan spiritual yang memungkinkan hubungan yang baik dengan Allah. Ajaran ini juga dapat dikaitkan dengan bagian lain dari ajaran Yesus tentang doa, terutama Doa Bapa Kami (Matius 6:9-13). Dalam Doa Bapa Kami, kita meminta pengampunan dosa kita sebagaimana kita juga mengampuni orang yang bersalah kepada kita.
Dengan demikian, latar belakang Markus 11:25 adalah untuk menekankan pentingnya sikap pengampunan dalam kehidupan berdoa. Keterlibatan dalam hubungan yang baik dengan sesama, bersama dengan kesiapan untuk memberikan dan menerima pengampunan, dianggap sebagai elemen penting dalam kehidupan rohaniah Kristen.
Apa yang perlu direnungkand dari nas hari ini? Nas hari ini memiliki beberapa hal yang dapat direnungkan, yakni:
Pertama, keterkaitan antara pengampunan dan doa. Pernyataan ini menekankan bahwa sikap pengampunan memiliki dampak langsung pada doa kita. Kita diingatkan bahwa ketika kita berdiri untuk berdoa, penting untuk memiliki hati yang terbuka untuk memberikan pengampunan kepada orang lain. Ini mencerminkan prinsip bahwa hubungan yang sehat dengan sesama manusia dapat mempengaruhi hubungan kita dengan Tuhan.
Kedua, hubungan dengan pengampunan Tuhan. Pernyataan ini mengajarkan bahwa sikap kita terhadap orang lain memiliki konsekuensi dalam hubungan kita dengan Allah. Kita diingatkan bahwa kita sebagai manusia yang memiliki kesalahan juga memerlukan pengampunan dari Tuhan. Oleh karena itu, kita diajak untuk bersikap seperti Bapa surgawi yang memberikan pengampunan kepada kita.
Ketiga, kesadaran akan kesalahan pribadi. Perenungan dari ayat ini juga dapat mengajak kita untuk lebih menyadari kesalahan kita sendiri. Sebelum kita meminta pengampunan kepada Tuhan, kita diingatkan untuk memeriksa hati dan kesalahan kita sendiri serta bersedia memberikan pengampunan kepada sesama.
Keempat, pentingnya sikap hati yang bersih. Ayat ini menekankan bahwa doa yang efektif memerlukan hati yang bersih dan terbuka terhadap pengampunan. Sebaliknya, jika kita menyimpan kesalahan terhadap orang lain, hal itu dapat menjadi hambatan dalam hubungan doa kita.
Dengan merenungkan pernyataan ini, kita diingatkan untuk menjaga hubungan yang baik dengan sesama manusia, untuk tidak menyimpan dendam, dan untuk memiliki sikap yang terbuka terhadap pengampunan. Karena itu, kita dapat mengalami hubungan yang lebih dalam dengan Tuhan melalui doa yang tulus dan hati yang bersih. (rsnh)
Selamat memulia karya dalam Minggu ini untuk TUHAN