Senin, 07 Juni 2021

Renungan hari ini: “JANGAN MEMBALAS KEJAHATAN DENGAN KEJAHATAN” (Roma 12:17)

 Renungan hari ini:

 

“JANGAN MEMBALAS KEJAHATAN DENGAN KEJAHATAN”




 

Roma 12:17 (TB) "Janganlah membalas kejahatan dengan kejahatan; lakukanlah apa yang baik bagi semua orang!"

 

Romans 12:17 (NET) "Do not repay anyone evil for evil; consider what is good before all people"

 

Membalas kejahatan dengan kejahatan itu hal biasa. Membalas kejahatan dengan kebaikan itu di luar kebiasaan. Kita mau pilih mana. Menjadi manusia yang biasa dalam bertindak atau di luar kebiasaan dalam bertindak. Firman Tuhan berkata agar kita tidak membalas kejahatan dengan kejahatan (ay. 17a). Mengapa demikian? Bukankah kita juga punya hak untuk membalas kejahatan dengan kejahatan? Memang benar, tetapi Tuhan Yesus sendiri telah memberikan teladan, bahwa Ia tidak membalas kejahatan dengan kejahatan, karena jika Ia membalas kejahatan dengan kejahatan, maka Ia tidak akan mati di kayu salib, dan tidak akan ada penebusan dosa bagi manusia, tidak ada keselamatan di dalam nama-Nya. Tuhan ingin agar sedapat mungkin kita hidup dalam perdamaian dengan semua orang (ay. 18), dan melakukan apa yang baik bagi semua orang (ay. 17b). Tuhan Yesus sendiri berkata bahwa “Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah” (Mat. 5:9). Kita sendiri sering mengaku bahwa kita adalah anak-anak Allah, tetapi apakah kita sudah benar-benar membawa damai?

 

Walaupun demikian, sebesar apapun usaha kita untuk hidup damai dengan semua orang, pasti ada saja orang-orang yang memang tidak ingin hidup damai dengan orang lain, termasuk kita. Mereka memang adalah orang-orang yang jahat, yang memuaskan hawa nafsu mereka dengan melakukan kejahatan, terutama kepada orang-orang percaya. Menghadapi orang-orang seperti ini, apakah yang harus kita lakukan? Firman Tuhan memerintahkan kita untuk tetap tidak membalas kejahatan dengan kejahatan. Mengapa demikian? Kata kuncinya terletak pada kata “Membalas”. Pembalasan adalah hak Tuhan (ay. 19), dan ketika kita melakukan pembalasan, maka sebenarnya kita sedang menduduki posisi Allah, kita sedang menggeser posisi Allah dari posisiNya yang seharusnya. 

 

Oleh karena itu, justru kita harus membalas kejahatan dengan kebaikan. Salah satu contoh praktisnya adalah memberi musuh kita makanan ketika ia lapar, dan memberi musuh kita minuman ketika ia haus (ay. 20). Dengan berbuat demikian, kita menumpukkan bara api di atas kepalanya. Apa maksud dari kalimat ini? Menurut pendapat saya, kita menumpuk kasih di atas musuh kita tersebut. Kita tentu berharap bahwa ia dapat melihat kasih kita dan akhirnya mengenal juga tentang kasih Kristus yang luar biasa. Tetapi andaikata ia tidak dapat melihat kasih tersebut, maka adalah hak Tuhan untuk melakukan pembalasan kepada musuh kita tersebut.

 

Kita tidak boleh kompromi terhadap kejahatan, tetapi kita juga tidak boleh kalah terhadap kejahatan. Jika orang dunia berprinsip bahwa kita harus mengalahkan kejahatan dengan kejahatan juga, maka kita harus bertindak sebaliknya, yaitu mengalahkan kejahatan dengan kebaikan. Dan hanya Tuhan saja yang mampu membuat kita melakukan hal tersebut. Adakah kita saat ini sedang menerima kejahatan dari orang lain? Serahkanlah segala sesuatunya kepada Tuhan, sementara kita tetap berbuat kebaikan. Pada saatnya nanti Tuhan pasti akan membalas kepada orang itu dan kepada kita, menurut apa yang kita lakukan. Karena itu, lakukanlah terus kebaikan tat kala ada orang yang terus menerus berbuat kejahatan kepada kita. (rsnh)

 

Selamat berkarya untuk TUHAN

Renungan hari ini: “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH” (Daniel 3:3)

  Renungan hari ini:    “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH”   Daniel 3:3 (TB2) "Lalu berkumpullah para wakil raja, para penguasa, para bupa...