Renungan hari ini:
“SENDENGKAN TELINGAMU PADA TUHAN”
Yesaya 55:3 (TB) "Sendengkanlah telingamu dan datanglah kepada-Ku; dengarkanlah, maka kamu akan hidup! Aku hendak mengikat perjanjian abadi dengan kamu, menurut kasih setia yang teguh yang Kujanjikan kepada Daud"
Isaiah 55:3 (NET) "Pay attention and come to me! Listen, so you can live! Then I will make an unconditional covenantal promise to you, just like the reliable covenantal promises I made to David”
Menyendengkan berarti mendengar dengan penuh perhatian. Menyendengkan telinga kepada TUHAN berarti kita memperhatikan penuh Firman TUHAN baik dalam Kitab Suci maupun kotbah-kotbah yang disampaikan. Menyendengkan telinga kepada TUHAN berarti juga kita terus-menerus menggali kebenaran Firman TUHAN setiap hari. Pemazmur menulis: "...yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam. Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil" (Mzm. 1:2-3). Tuhan menyampaikan nasihat senada kepada Yosua agar tidak lupa memperkatakan firman Tuhan dan merenungkannya siang dan malam, "...sebab dengan demikian perjalananmu akan berhasil dan engkau akan beruntung" (Yos. 1:8). Semakin kita tinggal di dalam firman Tuhan semakin kita mengerti rencana dan kehendak Tuhan dalam hidup ini, lalu kita berjalan di rencana-Nya dan mengimani rencana-Nya, dan di situlah kita melihat keberhasilan.
Semua kita bisa mennyendengkan telingat kita pada suara Tuhan dan harus mendengarkan suara Tuhan. Ada banyak alasan penting mengapa kita perlu mendengarkan suara Tuhan. Minimal ada 2 (dua) alasan mengapa kita menyendengkan telinga kepada TUHAN, yakni:
Pertama, menyendengkan telinga kepada Tuhan adalah soal hidup atau mati. Luar biasa, ternyata mendengarkan suara Tuhan itu bukanlah hal yang sepele, melainkan soal hidup atau matinya kita. Ayat ini mengatakan kalau kita ingin hidup, arahkan telinga kita kepada Tuhan, datang pada-Nya dan dengarkanlah Tuhan! Contoh yang nyata adalah seperti yang dialami oleh Raja Ahab (1Raja 22:1-37). Pada waktu itu ketika raja Ahab mengajak raja Yosafat untuk berkoalisi merebut kembali Ramot-Gilead dari tangan raja Aram, Yosafat meminta agar raja Ahab untuk meminta petunjuk Tuhan dengan menanyakan Firman Tuhan (ay. 5). Sebanyak 400 nabi-nabi “bayaran” menubuatkan hal-hal yang baik, tetapi raja Yosafat merasa perlu untuk meminta petunjuk Tuhan melalui nabi TUHAN. Maka dipanggillah Mikha bin Yimla di mana nabi Mikha menyampaikan apa yang menjadi pesan Tuhan dan bagaimana nasib raja Ahab apabila maju bertempur melawan Aram (ay. 17-23).
Kedua, menyendengkan telinga kepada Tuhan menentukan keberhasilan kita. Banyak orang berpikir bahwa keberhasilan hanya ditentukan dari keterampilan, keahlian, pengalaman serta seberapa keras dia berupaya. Satu hal yang “jarang” disadari adalah bahwa keberhasilan kita tergantung dari apakah kita mendengarkan suara Tuhan atau tidak. Daud adalah bukti nyata dari seorang yang mengalami keberhasilan karena mendengarkan suara Tuhan.
Orang yang senentiasa merenungkan firman Tuhan hidupnya pasti penuh mujizat, "Sebab seperti hujan dan salju turun dari langit dan tidak kembali ke situ, melainkan mengairi bumi, membuatnya subur dan menumbuhkan tumbuh-tumbuhan, memberikan benih kepada penabur dan roti kepada orang yang mau makan, demikianlah firman-Ku yang keluar dari mulut-Ku: ia tidak akan kembali kepada-Ku dengan sia-sia, tetapi ia akan melaksanakan apa yang Kukehendaki, dan akan berhasil dalam apa yang Kusuruhkan kepadanya" (Yes. 55:10-11). Karena itu, sendengkanlah telingamu kepada Tuhan sebagai kegemaran hidup setiap hari! (rsnh)
Selamat berkarya untuk TUHAN