Jumat, 02 Desember 2022

Renungan hari ini “TUHAN MENARUH FIRMANNYA KE DALAM MULUTKITA” (Yesaya 51:16)

 Renungan hari ini 

 

“TUHAN MENARUH FIRMANNYA KE DALAM MULUTKITA”



Yesaya 51:16 (TB) "Aku menaruh firman-Ku ke dalam mulutmu dan menyembunyikan engkau dalam naungan tangan-Ku, supaya Aku kembali membentangkan langit dan meletakkan dasar bumi, dan berkata kepada Sion: Engkau adalah umat-Ku!"

 

Isaiah 51:16 (NET) "I commission you as my spokesman; I cover you with the palm of my hand, to establish the sky and to found the earth, to say to Zion, ‘You are my people’”

 

Pernyataan TUHAN dalam Kitab Yesaya ini hendak menegaskan bahwa setiap perkataankita harus berdasarkan firman TUHAN. Setiap kata dan perkataankita harus benar-benar mengeluarkan kebenaran firman TUHAN. Mengapa? Karena perkataan kita memiliki kuasa yang nyata. Allah bahkan berbicara untuk menjadikan semuanya dengan berkata-kata (berfirman) di dalam kuasa firman-Nya. Kita adalah bagian gambar dan rupa-Nya, karena itulah kita memiliki kuasa dalam perkataan kita. Sebab melalui perkataan kita dapat melakukan melebihi sekedar menyampaikan informasi saja. Kondisi ini unik dan merupakan kekuatan yang luar biasa yang dihadiahkan Allah bagi manusia. Perkataan memiliki kuasa untuk menghancurkan atau membangun kembali (Ams. 12:6). 

 

Sepanjang sejarah, ada banyak peristiwa besar terjadi dimulai dari perkataan. Perkataan yang berkuasa akan berdampak luar biasa, tetapi perkataan yang lemah dan negatif bisa berdampak sangat mengerikan bagi kehidupan manusia. Sebelum Tuhan mengutus Yesaya, terlebih dahulu Tuhan menaruh perkataan-perkataan-Nya ke dalam mulut Yesaya. Perkataan yang disertai enam kuasa, yaitu untuk mencabut, merobohkan, membiasakan, meruntuhkan, membangun, dan menanam. Enam kuasa perkataan ini ternyata masih relevan untuk kehidupan kita orang-orang percaya pada masa kini. 

 

Inilah yang menjadi pesan Tuhan bagi kita di hari ini. Tuhan telah memilih kita sebagai alat-alat-Nya. Ada begitu banyak hal yang Tuhan mau kita lakukan. Namun dalam ini Tuhan mau kita memulainya dengan penekanan di dalam penggunaan perkataan. Kata-kata kita bisa menjadi “ujung pena” Tuhan untuk membangun dan memberkati orang lain. Orang bisa merasakan kasih karunia Tuhan lewat apa yang kita ucapkan. Tuhan tidak mau ada dosa keluar dari perkataan mulut kita. Kita harus menjaga agar jangan sampai ada kata-kata yang dapat melemahkan orang-orang yang kita kasihi di sekeliling kita. Betapa indahnya jika kita bisa membuat hidup orang menjadi lebih baik dan membuat mereka merasakan kasih karunia Tuhan lewat diri kita yang adalah kendaraan-kendaraan-Nya Tuhan. 

 

Melalui nas hari ini kita hendak belajar beberapa fungsi dari kuasa perkataan yang Tuhan percayakan kepada hamba-hamba-Nya, di antaranya adalah:

 

Pertama, kuasa untuk mencabut (Yer. 1:10). Hari-hari ini kita banyak mendengar berita-berita bohong yang dengan sengaja dilontarkan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab dengan tujuan untuk menyebarkan rasa kuatir dan rasa takut di antara sesama. Berita-berita yang negatif ini sengaja disebarkan lewat berbagai sarana baik media sosial, perkataan gosip dari mulut ke mulut, maupun perkataan yang sengaja ditujukan kepada orang-orang tertentu secara langsung seperti kata-kata fitnah, hinaan dan lain-lain. Hal-hal inilah yang seringkali menimbulkan efek ketakutan dan luka di hati banyak orang. Itulah sebabnya, salah satu tugas pelayanan yang bisa kita lakukan adalah mencabut segala dampak perkataan salah yang terjadi akibat perkataan-perkataan negatif yang dilemparkan orang terhadap sesama. Ada anak-anak yang tanpa disadari dihantui takut dan malu akibat perkataan-perkataan buruk yang di dengarnya melalui teman-teman di sekolah. Atau ada juga perkataan-perkataan kecewa kepada Tuhan yang harus dicabut akibat penderitaan yang menimpa diri seseorang, seperti yang pernah Ayub lakukan kepada Tuhan. 

 

Kedua, kuasa untuk merobohkan (Yer. 1:10). Masih banyak didapati di dalam kehidupan orang-orang percaya yang tidak maksimal di dalam pengiringannya kepada Tuhan. Kerinduan hati ingin bisa dipakai sebagai alat yang luar biasa di tangan Tuhan, namun selalu saja ada hal yang menghalanginya. Salah satu penyebabnya adalah masih adanya benteng-benteng dalam kehidupannya yang harus dirobohkan. Benteng-benteng tersebut tentunya bukan benteng yang terbuat dari bahan batu seperti tembok bangunan, melainkan benteng spiritual (spiritual stronghold). Benteng-benteng ini menguasai sektor hati dan pikiran banyak orang percaya. Hal inilah yang menyebabkan banyak cara pandang, cara berpikir, cara menangkap firman dan termasuk cara melakukan yang berbeda dengan yang Tuhan inginkan. Benteng-benteng tersebut di antaranya adalah: benteng kepahitan, iri hati, kenajisan, tekanan, pemujaan, penolakan, ketidakamanan, pemberontakan, ketidakjujuran, kendali, kesombongan dan ketakutan. 

 

Ketika kita melihat masih adanya benteng-benteng tersebut dalam kehidupan seseorang ataupun bahkan diri sendiri, segera ambil suatu tindakan untuk merobohkannya, karena ketika dibiarkan, maka benteng-benteng itu akan menjadi semakin kuat bercokol dalam kehidupan orang itu sendiri. Mulailah gunakan kuasa perkataan untuk menawan segala pikiran dan menaklukkan semuanya itu di hadapan Tuhan dan selaraskan segala pikiran orang tersebut (atau pikuran kita) dengan pikiran Kristus sebagaimana yang tertulis dalam Alkitab. Karena itu, gunakanlah kuasa perkataan yang Tuhan telah percayakan kepada kita agar melalui perkataan kita banyak orang yang terberkati. (rsnh)

 

Selamat berakhir pekan dan besok kita beribadah kepada TUHAN

Renungan hari ini: “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH” (Daniel 3:3)

  Renungan hari ini:    “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH”   Daniel 3:3 (TB2) "Lalu berkumpullah para wakil raja, para penguasa, para bupa...