Jumat, 29 Juli 2022

Renungan hari ini: “MENCERITAKAN PERBUATAN AJAIB TUHAN” (Mazmur 78:3-4)

 Renungan hari ini:

 

“MENCERITAKAN PERBUATAN AJAIB TUHAN”


 

Mazmur 78:3-4 (TB) "Yang telah kami dengar dan kami ketahui, dan yang diceritakan kepada kami oleh nenek moyang kami, kami tidak hendak sembunyikan kepada anak-anak mereka, tetapi kami akan ceritakan kepada angkatan yang kemudian puji-pujian kepada TUHAN dan kekuatan-Nya dan perbuatan-perbuatan ajaib yang telah dilakukan-Nya"

 

Psalms 78:3-4 (NET) "What we have heard and learned – that which our ancestors have told us – we will not hide from their descendants. We will tell the next generation about the Lord’s praiseworthy acts, about his strength and the amazing things he has done"

 

Menceritakan perbuatan ajaib TUHAN yang telah diterima oleh umat Israel pada peristiwa keluarnya umat Israel dari perbudakan Mesir menuju Tanah Terjanji Kanaan menjadi tradisi yang turun temurun bagi umat Israel. Pemazmur mengatakan bahwa mereka tidak akan menyembunyikan kepada anak-anak mereka, tetapi kami akan ceritakan kepada angkatan yang kemudian puji-pujian kepada TUHAN dan kekuatan-Nya dan perbuatan-perbuatan ajaib yang telah dilakukan-Nya.

 

Jika kita membaca Mazmur 78 ini, maka kita akan menemukan bagaimana pemazmur mengungkapkan realitas sejarah tentang bagaimana Allah telah menyatakan diri-Nya bagi kehidupan umat pilihan Israel dan respon umat terhadap segala pekerjaan misi-Nya. Secara nyata Asaf, sang penggubah nyanyian mazmur menyajikan pengajaran penting bagi setiap pembaca pertama dan generasi umat di sepanjang sejarah kehidupan.  

 

Melalui pesan pengajaran Asaf, mari belajar menyikapi dengan benar makna sejarah pekerjaan Allah dan kegagalan umat pilihan dalam segala bentuk yang tertulis dalam Mazmur 78. Fokus utamanya adalah melihat pesan tentang pekerjaan Allah yang memanggil setiap generasi memiliki warisan yang tinggal tetap, dan meneruskannya kepada setiap generasi ke generasi, yaitu menyembah dan melayani Tuhan dengan segenap hati, jiwa, akal budi dan kekuatan (bnd. Ul. 6:5-9; Mat. 22:37-40).

 

Asaf mengajak kita dengan serius memahami dan meresapi dengan benar apa yang dia katakan dalam Mazmur ini. Hal itu diwakili dengan ungkapan “pasang telinga untuk pengajaranku dan sendengkanlah telingamu kepada ucapan mulutku” (ay. 1). Selanjutnya Asaf mengungkapkan hal yang penting, yaitu warisan pandangan dan pemahaman dari nenek moyangnya (ay. 2). Warisan turun temurun yang Asaf terima dari dahulu kala. Warisan tersebut adalah puji-pujian kepada Allah karena nenek moyangnya telah mengalami perbuatan-perbuatan ajaib yang telah Tuhan lakukan (ay. 4). Menurut Asaf nenek moyang Israel diperintahkan untuk mewariskan keyakinan mereka akan kasih Tuhan dan pangalaman iman mereka kepada anak cucunya (ay. 5). Tujuannya supaya warisan iman itu terus menerus diketahui dan diingat dari generasi ke generasi di sepanjang masa. Diturunkan orang tua kepada anak, lalu kepada cucu dan seterusnya supaya generasi demi generasi yang kemudian mengenal Allah dengan benar, “dikenal oleh angkatan kemudian” (ay. 6).

 

Bagi Asaf, pengenalan terhadap Tuhan dalam relasi secara pribadi menjadi langkah utama dan pertama untuk membangun kepercayaan supaya mereka menetapkan hati hidup dalam penyerahan diri kepada Allah, bertumbuh dalam firman-Nya dan tidak melupakan perbuatan-perbuatan Allah serta sungguh-sungguh memegang perintah-Nya (ay. 7). Asaf tidak mau jika orang Israel hidup tanpa “warisan harta iman”. Asaf tidak mau jika orang Israel melupakan segala perbuatan Allah, melainkan tetap memegang perintah dengan segala ketetapan-Nya dalam hidup mereka apapun kondisi dan alasannya (ay. 8-11).

 

Dalam perbuatan-perbuatan ajaib yang dialami oleh nenek moyang Israel, Asaf menemukan pengharapan dalam menjalani kehidupannya. Dari kisah pertolongan Tuhan bagi nenek moyang bangsa Israel, Asaf mendapati bahwa Allah, sang pemilik hidup terus menerus menyatakan pertolongan melalui “dibelahnya laut, diseberangkannya mereka, dituntunnya mereka dengan awan pada waktu siang, dan semalam suntuk dengan terang api, dibelahnya gunung batu di padang gurun, diberinya mereka minum banyak air seperti dari samudra raya… dan dibuatnya air turun seperti sungai” (ay. 12-16). Bila pengalaman dan pekerjaan Tuhan ini dilupakan, maka pasti orang Israel kehilangan harapan, terutama di saat pencobaan dan segala bentuk pergumulan datang.

 

Pemazmur belajar untuk mengingat setiap karya Tuhan dalam sejarah kehidupannya. Melalui Mazmur 78 ini, Pemazmur mengungkapkan ada banyak kegagalan yang terjadi dalam hidup bangsa Israel. Sekalipun demikian Allah tetap mengasihi mereka. Allah juga menunjukkan karya-karya yang ajaib agar mereka tetap percaya kepada-Nya (ay. 7). Semuanya ini menjadi pembelajaran agar di generasi selanjutnya mereka dapat  semakin setia dan taat kepada Allah dan tidak mendapatkan murka-Nya (ay. 8).

 

Suatu perbuatan yang diceritakan dapat mengilhami pendengar untuk makin merubah cara hidupnya menjadi lebih baik di hari esok. Dalam kehidupan kita janganlah lupa untuk senantiasa menceritakan setiap karya dan kasih Tuhan dalam kehidupan ini. Banyak perbuatan Tuhan yang nyata dalam hidup kita bukan? Ceritakanlah dan perkenalkanlah Tuhan pada sebanyak mungkin orang dan anak-anak kita agar mereka makin bertumbuh dalam iman dan makin taat pada Tuhan. Sungguh indah jika mereka pada akhirnya menjadi generasi yang memuliakan nama Tuhan karena terinspirasi dari cerita kita. Karena itu, masa lalu perlu diceritakan kepada generasi muda sebagai bukti perbuatan ajaib TUHAN bagi kita sehingga menjadi proyeksi masa depan bagi mereka. (rsnh)

 

Selamat berakhir pekan dan besok kita beribadah kepada TUHAN

Renungan hari ini: “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH” (Daniel 3:3)

  Renungan hari ini:    “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH”   Daniel 3:3 (TB2) "Lalu berkumpullah para wakil raja, para penguasa, para bupa...