Jumat, 19 Agustus 2022

Renungan hari ini: “TUHAN MENANTI-NANTIKAN SAATNYA MENUNJUKKAN KASIHNYA” (Yesaya 30:18)

 Renungan hari ini:

 

“TUHAN MENANTI-NANTIKAN SAATNYA MENUNJUKKAN KASIHNYA”


 

Yesaya 30:18 (TB) "Sebab itu TUHAN menanti-nantikan saatnya hendak menunjukkan kasih-Nya kepada kamu; sebab itu Ia bangkit hendak menyayangi kamu. Sebab TUHAN adalah Allah yang adil; berbahagialah semua orang yang menanti-nantikan Dia!"

 

Isaiah 30:18 (NET) "For this reason the Lord is ready to show you mercy; he sits on his throne, ready to have compassion on you. Indeed, the Lord is a just God; all who wait for him in faith will be blessed"

 

Umumnya setiap orang yang sedang jatuh cinta akan tidak sabar untuk berbuat yang terbaik bagi orang yang dicintainya. Rindu sekali rasanya Menunjukkan rasa cinta lewat perhatian, kepedulian, dorongan, bantuan, dan sebagainya, dan semuanya bukan dianggap sebagai keterpaksaan melainkan sebuah kewajiban yang dilakukan dengan senang hati. Saat berjauhan, tidak sabar rasanya untuk kembali bertemu, menanti-nantikan waktunya untuk bersama lagi. Kita cenderung mengesampingkan logika dan menuruti perasaan ketika sedang mengalami sebuah perasaan cinta, rasa capai karena kesibukan pun tidak menjadi penghalang, bahkan dianggap sebagai pelepas lelah atau pelipurlara. Saling tidak sabar untuk menunjukkan kasih dan perhatian, saling merindukan dan tidak sabar untuk memberi yang terbaik, itulah keindahan dari rasa cinta di antara pasangan.

 

Rasa cinta yang membuat kita tidak sabar dan menanti-nantikan kesempatan untuk menyatakannya bukan hanya antar manusia saja. Sebuah hubungan yang mesra dan manis antara Tuhan dan manusia pun ternyata bisa menghasilkan reaksi seperti itu. Lihatlah nas haru ini: "Sebab itu TUHAN menanti-nantikan saatnya hendak menunjukkan kasih-Nya kepada kamu; sebab itu Ia bangkit hendak menyayangi kamu. Sebab TUHAN adalah Allah yang adil; berbahagialah semua orang yang menanti-nantikan Dia!" (Yes. 30:18). Ada hubungan mesra yang membuat kedua pihak, Tuhan dan kita seharusnya saling menanti-nantikan untuk menyenangkan hati satu sama lain. Tuhan dikatakan menanti-nantikan untuk menunjukkan kasihNya kepada kita, menunjukkan bagaimana indahnya saat Dia bisa menyayangi kita. 

 

Pola pikir kita seringkali keliru menyikapi keinginan hati Tuhan atas kita. Saat menghadapi masalah, banyak orang mengira bahwa Tuhan senang berlama-lama dengan sengaja untuk berbuat sesuatu. Apakah benar demikian? Alkitab dengan jelas menyatakan tidak. Dalam banyak ayat kita mengetahui bahwa Allah adalah Sosok yang panjang sabar dalam memberikan kesempatan bagi kita untuk bertobat dan memperbaiki diri. Tetapi untuk masalah mengasihi manusia, ternyata Tuhan menunjukkan sikap ketidaksabaran.

 

Nas hari ini menunjukkan bahwa Tuhan sebenarnya “gelisah” ingin segera menyatakan kasih-Nya kepada kita tanpa menunda lebih lama lagi. Tuhan selalu rindu untuk memberikan yang terbaik bagi kita semua, karena Dia sungguh-sungguh mengasihi kita dengan setia. Tapi yang sering terjadi, masalahnya justru berada di kita. Kita hanya menuntut tanpa melakukan bagian kita. Ketika kita berharap Tuhan menumpahkan kasihNya kepada kita, apakah kita sudah melakukan bagian kita pula untuk mengasihi dan memberikan yang terbaik kepadaNya? Bisakah hubungan mesra terjalin jika hanya satu pihak yang peduli? "Berjalankah dua orang bersama-sama, jika mereka belum berjanji?" (Am. 3:3).

 

Jika kita lebih memahami nas hari ini lebih dalam maka kita akan menemukan bahwa adanya hubungan dua arah. Seperti saat kita tengah dimabuk cinta, kedua belah pihak tentu saling menanti-nantikan kesempatan untuk bersama, saling membahagiakan, saling menyatakan rasa cintanya. Itu tidak satu arah melainkan saling berbalas-balasan. Kita menunjukkan rasa cinta kepada Tuhan dengan mematuhi-Nya, mendengar suara-Nya dan patuh seturut rencana-Nya, kerinduan untuk terus membangun hubungan yang lebih dekat lagi dengan tidak melewatkan saat-saat teduh hanya antara kita dan Tuhan, terus menanti-nantikan saat dimana kita bisa melakukan itu karena kita mengasihi-Nya lebih dari segala yang lain, dan Tuhan menanti-nantikan saat-Nya dia bisa mengasihi kita, menunjukkan sayangNya yang begitu besar tanpa terhambat oleh apapun.

 

Dalam nas hari ini juga disebutkan bahwa berbahagialah orang yang menanti-nantikan TUHAN. Untuk memahami hal ini kita harus membaca Yesaya 40:31,  "tetapi orang-orang yang menanti-nantikan TUHAN mendapat kekuatan baru: mereka seumpama rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya; mereka berlari dan tidak menjadi lesu, mereka berjalan dan tidak menjadi lelah." Bagi sebagian orang terkadang ayat ini agaknya sulit untuk diraih. Mengapa? Karena bagi mereka tangan Tuhan dianggap seringkali terlalu lambat untuk turun. Ketidaksabaran bisa membuat orang hilang pengharapan dan segera pergi meninggalkan Tuhan lalu mencari berbagai alternatif-alternatif lainnya yang seolah-olah mampu memberi jawaban. Apakah cinta kita kepada Tuhan bisa tidak berbalas? Apakah Tuhan memilih-milih siapa yang mau Dia kasihi dan siapa yang tidak? Tentu saja tidak. Janji Tuhan itu setia dan berlaku bagi semua anak-anakNya tanpa terkecuali. Firman Tuhan berkata: "… sebab TUHAN, Allahmu, Dialah yang berjalan menyertai engkau; Ia tidak akan membiarkan engkau dan tidak akan meninggalkan engkau" (Ul. 31:6b).

 

Selain ada kalanya masalah terletak dalam perbedaan antara waktu yang terbaik menurut kita dan menurut Tuhan, bisa pula kendala muncul dari diri kita sendiri yang masih menyimpan dan melakukan banyak dosa. Dosa punya kemampuan dan peran untuk menghambat hubungan kita dengan Tuhan. "Sesungguhnya, tangan TUHAN tidak kurang panjang untuk menyelamatkan, dan pendengaran-Nya tidak kurang tajam untuk mendengar; tetapi yang merupakan pemisah antara kamu dan Allahmu ialah segala kejahatanmu, dan yang membuat Dia menyembunyikan diri terhadap kamu, sehingga Ia tidak mendengar, ialah segala dosamu" (Yes. 59:2-3). Dosa merupakan penghambat keselamatan dan turunnya segala berkat Tuhan tepat seperti yang Dia rindukan kepada kita. Dosa merupakan penghambat kerinduan hati Tuhan untuk menyatakan kasih sayang-Nya yang besar pada kita.

 

Tuhan tengah tidak sabar untuk mencurahkan segala kasih-Nya dalam berbagai bentuk kepada kita. Apakah kita mau segera merespon hal itu atau malah memilih untuk menunda lebih lama lagi? Adalah penting bagi kita untuk memastikan bahwa kita sudah berjalan sesuai dengan firman-Nya, tetap berada dalam koridor yang tepat dan menjauhkan diri kita dari berbagai bentuk dosa. Penting bagi kita untuk melakukan bagian kita sebelum kita menuntut atau mempersalahkan Tuhan dengan cepat. Ketika kita sudah melakukan hal ini, dan kita terus menanti-nantikan Tuhan lebih dari segalanya, maka Tuhan pun tidak akan sabar dan berlama-lama untuk mencurahkan kasih-Nya kepada kita.

 

Lakukan bagian kita, maka kitapun akan melihat sendiri bagaimana tidak sabarnya Tuhan untuk melimpahkan kasih dan berbagai berkat-berkat-Nya bagi kita. Sebuah hubungan harmonis yang indah hanya akan muncul apabila kedua belah pihak sama-sama saling peduli dan saling mengasihi. Yang pasti, Tuhan sedang tidak sabar menanti-nantikan saat untuk mencurahkan kasih-Nya kepada kita. Bagaimana dengan kita? Apakah kita juga merasakan hal yang sama, tidak sabar untuk menyatakan betapa besar kasih kita kepada-Nya? Karena itu, mari terus bersabar menanti TUHAN menunjukkan kasih-Nya kepada kita. (rsnh)

 

Selamat berakhir pekan dan besok kita beribadah kepada TUHAN

Renungan hari ini: “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH” (Daniel 3:3)

  Renungan hari ini:    “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH”   Daniel 3:3 (TB2) "Lalu berkumpullah para wakil raja, para penguasa, para bupa...