Minggu, 20 Mei 2018

KOTBAH PENTAKOSTA 2 Senin, 21 Mei 2018 “HIDUPLAH DI DALAM ROH ALLAH”

KOTBAH PENTAKOSTA 2
Senin, 21 Mei 2018

“HIDUPLAH DI DALAM ROH ALLAH”
Kotbah: Yohanes 14:15-21 Bacaan: Yehezkiel 11:19-20


Hari ini kita masih merayakan Pentakosta 2. Dalam ibadah ini tema yang akan kita renungkan adalah “HIDUPLAH DI DALAM ROH”.Jika kita hidup di dalam Roh Allah maka ada banyak yang akan kita peroleh dari TUHAN. Bagaimanakah caranya agar kita bisa hidup di dalam Roh?

Pertama,kita harus megasihi Allah (ay. 15). “Jikalau kamu mengasihi Aku”. Apa maksud perkataan ini? Kata “jikalau” menunjukkan bahwa “kamu belum tentu mengasihi Aku”,dan kata-kata ini diucapkan kepada para murid / rasul. Kita harus memeriksa diri kita / hati kita,apakah kita mengasihi Tuhan atau tidak. Sekalipun kita banyak melayani Tuhan, dan bahkan adalah seorang pendeta sekalipun, belum tentu kita mengasihi Tuhan. Perkataan ini adalah ajaran yang berguna, karena dari mereka yang mengira bahwa mereka mengasihi Kristus, hanya ada sangat sedikit yang menghormati-Nya sebagaimana seharusnya; tetapi sebaliknya, setelah melakukan pelayanan yang kecil dan tak berarti, mereka tidak memberi perhatian lebih jauh lagi.

Mengasihi TUHAN merupakan kewajiban mereka sekalipun sebentar lagi Kristus akan tidak lagi bersama mereka. Yesus menekankan kepada mereka kewajiban mereka terhadap-Nya pada saat Ia tidak lagi bersama mereka. Dalam ayat ini, Ia memerintahkan kepada mereka kewajiban mereka pada saat Ia tidak lagi bersama mereka; bahwa mereka harus mengasihi Dia, dan membuktikannya dengan mentaati perintah-perintahNya.

Kedua, kita harus menuruti segala perintah TUHAN (ay. 15). Murid-murid itu mewujudkan kasih mereka kepada Yesus dengan ingin menahan Yesus untuk terus bersama dengan mereka. Tetapi Yesus berkata bahwa jika seseorang mengasihi-Nya, maka orang itu akan mentaati semua perintah-Nya. Jangan menunjukkan kasihmu kepada-Ku dengan berkabung, dan menjadi gelisah / sedih karena kepergian-Ku dari kamu; tetapi tunjukkanlah itu oleh ketaatanmu terhadap apa yang telah Aku perintahkan kepadamu.Penggunaan Kristus tentang kata-kata “perintah-perintahKu” secara tak langsung menunjukkan kesatuan hakekat antara Kristus dan Pemberi Hukum yang tertinggi.

Ketiga,kita harus taat pada perintah TUHAN. Ketaatan adalah buah yang harus ada dari kasih. Kasih tanpa ketaatan adalah kepura-puraan; ketaatan tanpa kasih hanyalah pekerjaan yang berat / membosankan dan perbudakan. Ketaatan yang tidak muncul dari kasih adalah ketaatan yang dipaksakan, berat / terasa sebagai beban, dan bahkan menyakitkan. Ketaatan yang ditimbulkan oleh kasih adalah satu-satunya ketaatan yang sungguh-sungguh. Ketaatan yang dilakukan dengan rela dan sukacita adalah satu-satunya ketaatan yang diterima dengan senang hati oleh Tuhan kita yang ilahi. Pemerintah-pemerintah duniawi tidak berkata apapun tentang suasana hati / pikiran dalam mana ketaatan itu dilakukan; semua yang mereka minta adalah kesesuaian dengan ketetapan-ketetapan dan hukum-hukum mereka. 

Ketaatan yang tidak keluar dari kasih yang sejati kepada Kristus tidak mempunyai realita di dalamnya; itu bukan hasil dari hati, perbuatan yang sungguh-sungguh dari jiwa; itu tidak mempunyai dorongan dan ilham yang penting dari semua tindakan Kristen. Itu bersifat lahiriah, mekanis, penyesuaian dengan hukum, dan kosong.

Jika kita sudah mengasihi, menuruti dan menaati perintah TUHAN, maka TUHAN berjanji akan memberikan berkat-Nya bagi kita. Setiap orang yang hidup di dalam Roh Allah maka Allah pun akan memberikan pertolongan baginya, yakni:

Pertama,mengutus Penolong bagi kita (ay. 16). Penolong (Yunani:parakletos), adalah orang yang dipanggil untuk membantu kita.Roh Kudus menjadi Pengacara  / Pembela bagi kita terhadap dunia, yaitu pada saat kita diejek, diserang, dianiaya, dsb. Ia menjadi Pengacara di dalam diri kita dengan memberikan kata-kata kepada kita untuk melakukan pembelaan terhadap serangan dari dunia. Roh Kudus juga akanmenjadi penhibur bagi kita. Menghibur di saat kita mengalami kesukaran / penderitaan. 

Kedua,Tuhan menyertai kita selama-lamanya (ay. 16). Kata “selama-lamanya” ini menunjukkan bahwa Roh Kudus, sekali diberikan, tidak pernah dicabut kembali.Pengacara / pembela itu akan bersama dengan murid-murid “untuk selama-lamanya”. Keadaan yang baru itu akan bersifat permanen. Roh itu sekali diberikan tidak akan ditarik kembali.Ajaran yang mengatakan bahwa kalau kita percaya kepada Yesus kita diberi Roh Kudus, tetapi kalau kita berbuat dosa Roh Kudusnya keluar lagi, jelas bertentangan dengan ayat ini, dan juga dengan Ibrani 13:5.

Ketiga, Allah akan memberikan Roh Kebenaran (ay. 17). Roh Kebenaran diberikan untuk memimpin umat kita  ke dalam alam kebenaran yang diwujudkan dalam Kristus dan penebusan-Nya. Karena itu kalau hidup kita tidak diarahkan kepada firman, itu berarti kita tidak mengikuti pimpinan Roh Kudus!

Kalau Roh Kudus memang mengajarkan firman kebernaran, mengapa banyak orang kristen mempunyai pengertian firman yang sangat kurang dan bahkan kacau balau? Ada beberapa kemungkinan jawaban:
1. Mereka tidak benar dalam persoalan iman, dalam arti mereka hanya orang kristen KTP.
2. Mereka tidak benar dalam kebersandaran kepada Roh Kudus, dalam arti mereka tidak / kurang berdoa, pada waktu mencari kebenaran. Jadi mungkin mereka bersandar pada otak / kepandaiannya sendiri, bersandar kepada pendeta yang hebat, sehingga kurang atau tidak berdoa atau tidak berdoa dengan sungguh-sungguh untuk meminta pertolongan dari Roh Kudus untuk membuatnya mengerti kebenaran / Firman Tuhan.
3.  Mereka tidak benar dalam persoalan Kitab Suci, seperti:
4.  Mereka tidak benar dalam hidupnya, dalam arti ada dosa (bdk. Yoh. 8:31-32). Dosa bisa berupa kesombongan, tidak mau melayani / memberitakan Injil / Firman Tuhan, atau dosa-dosa lain. (rsnh)

Selamat merayakan Turunnya Roh Kudus! 

Renungan hari ini: “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH” (Daniel 3:3)

  Renungan hari ini:    “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH”   Daniel 3:3 (TB2) "Lalu berkumpullah para wakil raja, para penguasa, para bupa...