Minggu, 01 Januari 2023

Renungan hari ini: “MANUSIA HIDUP BUKAN DARI ROTI SAJA” (Matius 4:4)

 Renungan hari ini:

 

“MANUSIA HIDUP BUKAN DARI ROTI SAJA”



Matius 4:4 (TB) Tetapi Yesus menjawab: "Ada tertulis: Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah" 

 

Matthew 4:4 (NET) But he answered, “It is written, Man does not live by bread alone, but by every word that comes from the mouth of God”

 

Manusia dalam hidupnya  membutuhkan makan dan minum. Itu adalah sesuatu yang alamiah. Dengan makan dan minum seorang anak bertumbuh dan orang dewasa dengan makan dan minum memlihara kesehatan jasmaninya. Itulah sebabnya untuk memeroleh makan dan minum itu orang bekerja dan berkarir. Tetapi nas hari ini berkata lain bahwa manusia bukan hidup dari roti (baca: makanan dan minuman) saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah.

Ketika Yesus berkata bahwa manusia hidup bukan dari roti saja melainkan dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah, maka kita dapat memastikan bahwa seluruh kebutuhan manusia dapat dikategorikan menjadi kebutuhan akan firman dan kebutuhan akan roti. Roti yang dimaksud di sini tentu bermakna luas. Segala kebutuhan jasmani manusia, yaitu makan, minum, pakaian, rumah dan yang lainnya, sudah termasuk dalam pengertian roti di sini. 

 

Manusia tidak dapat hidup dari roti saja, demikian juga manusia tidak dapat hidup dari firman saja. Manusia hanya dapat hidup normal jika kebutuhannya akan firman dan roti terpenuhi. Jika salah satu dari kebutuhannya tidak terpenuhi, maka akan terlihat gejala-gejala kurang sehat pada diri manusia. Apabila manusia mengalami kegelisahan, stress, kuatir, takut, bahkan sampai tidak bisa tidur, maka gejala ini terjadi karena kebutuhannya akan firman Tuhan kurang terpenuhi atau bahkan tidak terpenuhi sama sekali. Banyak orang menyangka jika kita mengalami kegelisahan, stress, takut, kuatir, maka itu adalah sesuatu yang normal selama kita hidup di dunia ini. Orang yang berpendapat demikian kurang menyadari bahwa semua gejala itu sebenarnya adalah karena kebutuhan manusia akan firman tidak terpenuhi. Sama seperti jika manusia kekurangan roti (gizi) maka akan terlihat gejala-gejalanya, demikian juga jika manusia kekurangan firman Tuhan maka akan terlihat juga gejala-gejalanya seperti yang telah kita uraikan di atas. Hal ini perlu kita perhatikan. 

 

Ayat ini sangat jelas membuktikan bahwa yang dibutuhkan tubuh manusia bukanlah hanya roti (makanan) tetapi juga yang terpenting, yang sangat dibutuhkan tubuh manusia adalah Firman TUHAN yang keluar dari mulut ALLAH. Kita memang perlu makan, tapi hidup anak-anak Tuhan bukan berfokus pada makanan, yang berujung hanya kepada kepuasaan materi saja hingga mampu menghalalkan segala cara untuk itu, tetapi hidup anak-anak Tuhan harus berfokus kepada Firman ALLAH. Apakah kita pernah merasakan, bila kita bertekun membahas dan bergumul tentang Firman Allah, bahkan satu hari pun tidak terasa lapar? Inilah buktinya, bahwa Firman Tuhan adalah sesuatu yang dibutuhkan tubuh dan roh manusia. Dalam Kitab Suci, ada banyak tokoh yang luar biasa yang tidak bersandar pada makanan tetapi lebih kepda kedekatannya kepada Tuhan. Lihat saja bagaimana kisah Daniel, yang hanya makan sayur-sayuran saja, berbeda dengan para temannya yang makan sayur dan daging. Tetapi hikmat dari hubungannya yang sangat dekat dengan Tuhan menjadikan Daniel menjadi seorang anak muda yang jauh lebih pintar melebihi para teman-temannya.

 

Oleh sebab itu, jika manusia ingin hidup normal dan berbahagia, maka ia harus memperhatikan kebutuhannya akan firman dan juga roti. Manusia harus mencari firman dan roti agar dapat hidup sehat. Sekarang masalahnya adalah, mana yang harus didahulukan? Sebenarnya pertanyaan ini sangat mudah dijawab, karena Yesus berkata dalam Matius 6:33, “Tetapi carilah dahulu kerajaan Allah dan kebenaran-Nya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu “. Tetapi jika direnungkan lebih dalam lagi, maka masalahnya tidaklah begitu sederhana seperti yang kita duga. Mari kita renungkan pertanyaan-pertanyaan berikut. Apakah para pelayan Tuhan yang biasa disebut pelayan Tuhan sepenuh waktu itu, sudah mendahulukan firman dari pada roti? Bagaimana jika ia terjun ke ladang Tuhan, semata-mata karena ia gagal terjun dalam bidang-bidang yang lainnya. Atau mungkin ia tergerak terjun di ladang Tuhan, tetapi bukankah Alkitab pernah mencatat mengenai orang-orang Farisi (yang jika kita terapkan untuk situasi saat ini dapat dipandang sebagai orang-orang yang terjun diladang Tuhan sepenuh waktu), namun dinyatakan sebagai hamba-hamba uang (Luk. 16:14). Dan sebaliknya, bagaimana dengan orang-orang yang bekerja seharian mencari uang, namun memberi sebagian, bahkan sebagian besar uangnya untuk pekerjaan Tuhan dengan sukarela dan sepenuh hati? Siapa yang mendahulukan firman, dan siapa yang mendahulukan roti?  

 

Tampaknya, hanya Tuhan yang tahu siapa dari anak-anak-Nya yang mendahulukan firman dari pada roti. Kalau kita melihat dari luar saja, kita tidak dapat mengetahui apakah orang itu mendahulukan firman atau roti. Para pelayan Tuhan sepenuh waktu, belum tentu mendahulukan firman. Demikian juga orang-orang yang bekerja di dunia “sekuler”, belum tentu mengutamakan roti dalam hidupnya. Biarlah semua ini kita serahkan kepada Tuhan yang dapat menilai dengan benar. Bagian kita adalah tetap menjaga hati kita sendiri agar tetap terpaut kepada Tuhan sebab Alkitab berkata, “Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah sumber kehidupan”. Karena itu, berilah asupan makan dan minuman kepada tubuh dan roh kita secara seimbang dengan mendahulukan memberi makan roh kita dengan Firman TUHAN. (rsnh)

 

Selamat berkarya dalam TUHAN

Renungan hari ini: “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH” (Daniel 3:3)

  Renungan hari ini:    “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH”   Daniel 3:3 (TB2) "Lalu berkumpullah para wakil raja, para penguasa, para bupa...