Renungan hari ini:
KRISTUS MATI SEKALI UNTUK SEGALA DOSA KITA
1 Petrus 3:18 (TB) "Sebab juga Kristus telah mati sekali untuk segala dosa kita, Ia yang benar untuk orang-orang yang tidak benar, supaya Ia membawa kita kepada Allah; Ia, yang telah dibunuh dalam keadaan-Nya sebagai manusia, tetapi yang telah dibangkitkan menurut Roh"
1 Peter 3:18 (NET) "Because Christ also suffered once for sins, the just for the unjust, to bring you to God, by being put to death in the flesh but by being made alive in the spirit”
Kematian Kristus adalah untuk memusnahkan iblis, yang berkuasa atas maut, dan membebaskan mereka yang seumur hidupnya berada dalam perhambaan oleh karena takutnya kepada maut. Setelah memusnahkan iblis, Yesus tidak tetap mati, melainkan dibangkitkan menurut Roh. Karena itu, rangkaian Paskah ini harus kita peringati dengan beribadah kepada Tuhan, sebagai rasa syukur atas segala kebaikan-Nya, yang telah memusnahkan maut bagi kita.
1 Korintus 15:24-26 mengatakan, pergumulan Tuhan Yesus di dalam kubur adalah untuk membinasakan maut, sebagai musuh yang terakhir. Yang dimaksud dengan maut bukan saja berarti kematian secara tubuh, tetapi Wahyu 20:13-15 mengatakan, ada kematian yang kedua, yaitu di dalam api neraka, yang menurut Matius 25:41, sebenarnya disediakan untuk iblis dan malaikat-malaikatnya. Dan iblis selalu berusaha supaya banyak orang masuk ke dalam neraka.
Nas yang kita baca dan renungkan hari ini memberikan beberapa pelajaran bagi kita, yakni:
Pertama, Kristus telah mati sekali untuk segala dosa kita berarti Kristus memberikan pengampunan bagi kita. Ibrani 9:24-26 dan 28 menuliskan, bahwa Kristus tidak perlu mati berkali-kali di kayu salib untuk menghapus segala dosa kita. Ia hanya mati satu kali, namun kuasa-Nya masih berlangsung terus-menerus sampai sekarang. Menghapus segala dosa, berarti sama dengan mengampuni. Dijelaskan oleh 1 Yohanes 1:9, bahwa jika kita mengaku segala dosa kita, Ia akan mengampuni segala dosa dan menyucikan kita dari segala kejahatan; bagaikan orang yang penuh luka kemudian disembuhkan dan lukanya tidak berbekas. Oleh sebab itu, tidak ada pengampunan dosa tanpa salib Kristus.
Kedua, Kristus telah mati sekali untuk segala dosa kita supaya Ia membawa kita kepada Allah yang berarti Kristus memberikan pendamaian bagi kita dengan Allah. Menurut Ibrani 7:25, Kristus sanggup menyelamatkan dengan sempurna semua orang yang oleh Dia datang kepada Allah, karena Ia hidup senantiasa menjadi Pengantara mereka. Jadi, adanya korban Kristus membuat kita dapat datang beribadah kepada Allah. Yakobus 4:4 mengatakan, bahwa orang yang bersahabat dengan dunia berarti menjadikan dirinya sebagai musuh Allah, sehingga manusia seringkali tidak mau datang kepada Allah. Akibatnya, tidak ada damai di dalam hidupnya. Bermusuhan dengan Allah juga terdapat di dalam Roma 8:6-8, yaitu apabila ia selalu hidup menuruti keinginan daging atau hawa nafsu. Orang yang menuruti keinginan daging tidak mungkin berkenan kepada Allah, karena keinginan daging adalah maut, tetapi keinginan Roh adalah hidup dan damai sejahtera.
Tetapi syukur kepada Allah, karena Kolose 1:20-22 menyatakan, terdapat korban Kristus yang memperdamaikan segala sesuatu dengan diri-Nya, baik yang ada di bumi, maupun yang ada di sorga. Dengan demikian, hidup kita yang dahulu jauh dari Allah dan yang memusuhi-Nya di dalam hati, pikiran, dan perbuatan kita yang jahat, oleh kematian-Nya telah diperdamaikan dengan Allah, sehingga kita merasakan kedamaian di dalam hidup kita.
Ketiga, Kristus telah mati sekali untuk segala dosa kita berarti Kristus memberikan penebusan bagi kita. Filipi 2:6-8 telah menuliskan, bahwa Tuhan Yesus telah mengosongkan diri dari ke-Allahan-Nya, untuk menjadi sama dengan manusia dan merendahkan diri-Nya sampai mati di kayu salib. Berdasarkan Ibrani 5:7 dan 4:15, dalam keadaan-Nya sebagai manusia, Ia dapat turut merasakan kelemahan-kelemahan sebagai manusia, hanya tidak berbuat dosa. Jika kita membaca 1 Timotius 2:3-6, itu semua dilakukan-Nya supaya semua orang diselamatkan, dengan jalan menyerahkan diri-Nya sebagai tebusan bagi semua manusia.
Berikut ini adalah contoh orang yang telah dibenarkan dari dosa, yang terdapat di dalam Lukas 15:11-32. Bila kita membaca kisah ini secara keseluruhan, terdapat dua karakter yang berbeda, antara anak sulung dengan yang bungsu. Yang sulung merasa dirinya benar, sedangkan yang bungsu hidupnya penuh dengan ketidakbenaran, karena ia hidup berfoya-foya di dalam dosa. Namun si bungsu kemudian menjadi sadar dan mengakui segala kesalahan dan dosanya, lalu kembali kepada bapanya. Pada waktu si bungsu telah sampai kepada bapanya, sang bapa tidak menghukum dia, melainkan merangkul dan mencium dia, kemudian memerintahkan hamba-hambanya supaya menyembelihkan anak lembu tambun dan mengadakan pesta perjamuan baginya. Penyembelihan anak lembu merupakan bayangan dari korban Tuhan Yesus di kayu salib sebagai Anak Domba, sedangkan pesta perjamuan melambangkan perjamuan kudus, yang senantiasa kita peringati untuk bersekutu di dalam tubuh dan darah Yesus.
Kesimpulannya, pengampunan, pendamaian, dan penebusan adalah tiga hal terbaik yang telah Tuhan Yesus berikan kepada kita. Oleh sebab itu, kita yang merasa tidak benar, hendaknya datang kepada-Nya untuk mengakui segala dosa kita, supaya kita diampuni, diperdamaikan, dan ditebus Tuhan, yang semuanya berpusat pada salib Kristus. (rsnh)
Selamat berkarya untuk TUHAN