Senin, 26 Maret 2018

Renungan hari ini: ORANG YANG BERLINDUNG PADA TUHAN AKAN BERSUKACITA


ORANG YANG BERLINDUNG PADA TUHAN AKAN BERSUKACITA


Mazmur 5:12 (TB) "Tetapi semua orang yang berlindung pada-Mu akan bersukacita, mereka akan bersorak-sorai selama-lamanya, karena Engkau menaungi mereka; dan karena Engkau akan bersukaria orang-orang yang mengasihi nama-Mu"

Psalms 5:11 (NRSV) "But let all who take refuge in you rejoice; let them ever sing for joy. Spread your protection over them, so that those who love your name may exult in you”

Tempat perlindungan sangat menentukan sukacita kita. Jika kita berlindung pada orang yang salah maka kita akan mendapatkan masalah baru bukannya sukacita. Tempat perlindungan yang membawa sukacita hanyalah pada TUHAN. Ada banyak alasan untuk tidak bersukacita, misalnya saja ada masalah berat, sakit-penyakit, sulit mencari pekerjaan, harga-harga kebutuhan hidup yang makin mahal, biaya pendidikan kian melangit dan sebagainya sehingga banyak orang Kristen hidupnya dikendalikan oleh ketakutan, kekuatiran, kecemasan dan keputusasaan.  Padahal, kehendak Tuhan bagi anak-anak-Nya adalah  "Bersukacitalah senantiasa..."  (1Tes. 5:16).  Kata “senantiasa” berarti selalu, di segala keadaan dan terus-menerus.  Namun, mana mungkin kita bisa bersukacita senantiasa di tengah dunia yang serbasulit dan penuh problematika ini?

Bersukacita senantiasa bagi orang percaya adalah sangat mungkin!  Memang, kita tidak akan mampu bersukacita dengan kekuatan sendiri.  Untuk dapat bersukacita senantiasa kita harus tinggal di dalam Tuhan.  "Jikalau kamu menuruti perintah-Ku, kamu akan tinggal di dalam kasih-Ku, seperti Aku menuruti perintah Bapa-Ku dan tinggal di dalam kasih-Nya.  Semuanya itu Kukatakan kepadamu, supaya sukacita-Ku ada di dalam kamu dan sukacitamu menjadi penuh"  (Yoh. 15:10-11).  Tinggal di dalam Tuhan dan mengasihi nama-Nya akan beroleh sukacita.  Jadi, rahasia beroleh sukacita di segala keadaan adalah ada di dalam Tuhan, sebab Dia adalah sumber sukacita.

Bila fokus kita hanya tertuju pada besarnya masalah dan situasi yang ada, kita akan kehilangan sukacita.  Tetapi Paulus senantiasa mengarahkan pandangan kepada hal-hal yang tidak kelihatan.  Itulah sebabnya di segala keadaan (di penjara, tertindas, terjepit, teraniaya, mengalami kapal karam) ia tetap bisa bersukacita, karena ia tahu bahwa  "... penderitaan ringan yang sekarang ini, mengerjakan bagi kami kemuliaan kekal yang melebihi segala-galanya, jauh lebih besar dari pada penderitaan kami"  (2Kor. 4:17).

Pertanyaan kita sekarang adalah bagaimana caranya melipatgandakan sukacita di dalam hidup kita?

Pertama, fokus kepada Yesus, Artinya terus membangun hubungan yang intim dengan Tuhan. Hari–hari ini Tuhan sedang mencurahkan urapan kasihNya untuk membuat kita semakin intim dengan Tuhan dan semakin mengasihi Dia. Yesus adalah Firman Allah yang hidup, fokus kepada Yesus adalah fokus pada Firman-Nya. Seorang yang intim dengan Tuhan pasti mencintai firman-Nya karena Yesus mengungkapkan isi hati dan kehendakNya dalam Firman-Nya. Jadi setiap kali kita menghadapi masalah, misalnya masalah kekerasan dalam rumah tangga, keuangan dan lain–lain, carilah jawabannya di dalam Firman Tuhan, karena Firman Tuhan adalah kebenaran dan ketika kebenaran itu kita terima, maka kebenaran itu akan memerdekakan kita sehingga kita diberkati dan sukacita Tuhan berlimpah dalam hidup kita.

Kedua, tingkatkan penyembahan. Penyembahan merupakan wujud dari suatu hubungan pribadi antara kita dengan Tuhan. Kita perlu mengetahui bahwa dalam suatu hubungan pribadi itu selalu ada tingkatan–tingkatannya, sebagai contoh hubungan kita dengan lawan jenis dimulai dari hubungan pertemanan lalu meningkat kepada hubungan berpacaran lalu meningkat lagi ke hubungan pertunangan sampai akhirnya masuk di dalam hubungan pernikahan. Semakin dalam hubungan kita dengan Tuhan, maka Tuhan akan semakin menyatakan isi hati-Nya kepada kita. Menjelang kedatangan-Nya yang sudah semakin dekat, Tuhan semakin menyatakan belas kasih-Nya kepada orang–orang miskin dan sengsara. Dan semakin intim kita dengan Tuhan maka kita akan merasakan urapan belas kasihan sedang Tuhan lepaskan kepada kita, sehingga ketika kita melihat orang–orang yang miskin dan sengsara, kita spontan memiliki sikap hati yang berbeda yaitu hati yang penuh belas kasihan Tuhan. 

Ketiga, mempersiapkan pesta bagi Sang Raja. Apakah sebenarnya inti kehidupan seorang pengikut Kristus? Apalagi yang kita harus lakukan jika keselamatan sudah terjamin? Apa yang dikatakan Rasul Paulus bahwa "mati adalah keuntungan" itu sangat tepat dan benar, lebih untung kita mati di dalam Tuhan karena kita tidak perlu dipusingkan dengan masalah–masalah dunia ini. Tetapi kenyataannya Tuhan masih memberikan kita kesempatan hidup di dunia ini yang tujuannya adalah mempersiapkan pesta karena kita diundang dalam Perjamuan Kawin Anak Domba. Berbahagialah mereka yang diundang ke perjamuan kawin Anak Domba. Karena itu, teruslah berlindung kepada TUHAN agar hidup kita bersukacita selalu. (rsnh)


Selamat berkarya untuk TUHAN

Renungan hari ini: “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH” (Daniel 3:3)

  Renungan hari ini:    “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH”   Daniel 3:3 (TB2) "Lalu berkumpullah para wakil raja, para penguasa, para bupa...