ORANG YANG BERLINDUNG PADA TUHAN AKAN BERSUKACITA
Mazmur 5:12 (TB) "Tetapi semua orang
yang berlindung pada-Mu akan bersukacita, mereka akan bersorak-sorai
selama-lamanya, karena Engkau menaungi mereka; dan karena Engkau akan
bersukaria orang-orang yang mengasihi nama-Mu"
Psalms 5:11 (NRSV) "But let all who
take refuge in you rejoice; let them ever sing for joy. Spread your protection
over them, so that those who love your name may exult in you”
Tempat perlindungan sangat menentukan
sukacita kita. Jika kita berlindung pada orang yang salah maka kita akan
mendapatkan masalah baru bukannya sukacita. Tempat perlindungan yang membawa
sukacita hanyalah pada TUHAN. Ada banyak alasan untuk tidak bersukacita,
misalnya saja ada masalah berat, sakit-penyakit, sulit mencari pekerjaan,
harga-harga kebutuhan hidup yang makin mahal, biaya pendidikan kian melangit
dan sebagainya sehingga banyak orang Kristen hidupnya dikendalikan oleh
ketakutan, kekuatiran, kecemasan dan keputusasaan. Padahal, kehendak Tuhan
bagi anak-anak-Nya adalah "Bersukacitalah senantiasa..."
(1Tes. 5:16). Kata “senantiasa” berarti selalu, di segala keadaan dan
terus-menerus. Namun, mana mungkin kita bisa bersukacita senantiasa di
tengah dunia yang serbasulit dan penuh problematika ini?
Bersukacita senantiasa bagi orang percaya
adalah sangat mungkin! Memang, kita tidak akan mampu bersukacita dengan
kekuatan sendiri. Untuk dapat bersukacita senantiasa kita harus tinggal
di dalam Tuhan. "Jikalau kamu menuruti perintah-Ku, kamu akan
tinggal di dalam kasih-Ku, seperti Aku menuruti perintah Bapa-Ku dan tinggal di
dalam kasih-Nya. Semuanya itu Kukatakan kepadamu, supaya sukacita-Ku ada
di dalam kamu dan sukacitamu menjadi penuh" (Yoh. 15:10-11).
Tinggal di dalam Tuhan dan mengasihi nama-Nya akan beroleh sukacita.
Jadi, rahasia beroleh sukacita di segala keadaan adalah ada di dalam Tuhan,
sebab Dia adalah sumber sukacita.
Bila fokus kita hanya tertuju pada besarnya
masalah dan situasi yang ada, kita akan kehilangan sukacita. Tetapi
Paulus senantiasa mengarahkan pandangan kepada hal-hal yang tidak
kelihatan. Itulah sebabnya di segala keadaan (di penjara, tertindas,
terjepit, teraniaya, mengalami kapal karam) ia tetap bisa bersukacita, karena
ia tahu bahwa "... penderitaan ringan yang sekarang ini,
mengerjakan bagi kami kemuliaan kekal yang melebihi segala-galanya, jauh lebih
besar dari pada penderitaan kami" (2Kor. 4:17).
Pertanyaan kita sekarang adalah bagaimana
caranya melipatgandakan sukacita di dalam hidup kita?
Pertama, fokus kepada Yesus, Artinya terus membangun hubungan yang
intim dengan Tuhan. Hari–hari ini Tuhan sedang mencurahkan urapan kasihNya
untuk membuat kita semakin intim dengan Tuhan dan semakin mengasihi Dia. Yesus
adalah Firman Allah yang hidup, fokus kepada Yesus adalah fokus pada Firman-Nya.
Seorang yang intim dengan Tuhan pasti mencintai firman-Nya karena Yesus
mengungkapkan isi hati dan kehendakNya dalam Firman-Nya. Jadi setiap kali kita
menghadapi masalah, misalnya masalah kekerasan dalam rumah tangga, keuangan dan
lain–lain, carilah jawabannya di dalam Firman Tuhan, karena Firman Tuhan adalah
kebenaran dan ketika kebenaran itu kita terima, maka kebenaran itu akan
memerdekakan kita sehingga kita diberkati dan sukacita Tuhan berlimpah dalam
hidup kita.
Kedua, tingkatkan penyembahan. Penyembahan merupakan wujud dari suatu
hubungan pribadi antara kita dengan Tuhan. Kita perlu mengetahui bahwa dalam
suatu hubungan pribadi itu selalu ada tingkatan–tingkatannya, sebagai contoh
hubungan kita dengan lawan jenis dimulai dari hubungan pertemanan lalu
meningkat kepada hubungan berpacaran lalu meningkat lagi ke hubungan
pertunangan sampai akhirnya masuk di dalam hubungan pernikahan. Semakin dalam
hubungan kita dengan Tuhan, maka Tuhan akan semakin menyatakan isi hati-Nya
kepada kita. Menjelang kedatangan-Nya yang sudah semakin dekat, Tuhan semakin
menyatakan belas kasih-Nya kepada orang–orang miskin dan sengsara. Dan semakin
intim kita dengan Tuhan maka kita akan merasakan urapan belas kasihan sedang
Tuhan lepaskan kepada kita, sehingga ketika kita melihat orang–orang yang
miskin dan sengsara, kita spontan memiliki sikap hati yang berbeda yaitu hati
yang penuh belas kasihan Tuhan.
Ketiga, mempersiapkan pesta bagi Sang Raja. Apakah sebenarnya inti kehidupan seorang
pengikut Kristus? Apalagi yang kita harus lakukan jika keselamatan sudah
terjamin? Apa yang dikatakan Rasul Paulus bahwa "mati adalah
keuntungan" itu sangat tepat dan benar, lebih untung kita mati di
dalam Tuhan karena kita tidak perlu dipusingkan dengan masalah–masalah dunia
ini. Tetapi kenyataannya Tuhan masih memberikan kita kesempatan hidup di dunia
ini yang tujuannya adalah mempersiapkan pesta karena kita diundang dalam
Perjamuan Kawin Anak Domba. Berbahagialah mereka yang diundang ke perjamuan
kawin Anak Domba. Karena itu, teruslah berlindung kepada TUHAN agar hidup kita
bersukacita selalu. (rsnh)
Selamat berkarya untuk TUHAN