Kamis, 29 September 2022

Renungan hari ini: “RAHMATNYA TURUN-TEMURUN” (Lukas 1:50)

 Renungan hari ini:

 

“RAHMATNYA TURUN-TEMURUN”



Lukas 1:50 (TB) "Dan rahmat-Nya turun-temurun atas orang yang takut akan Dia" 

 

Luke 1:50 (NET) "From generation to generation he is merciful to those who fear him"

 

Rahmat atau anugerah dan berkat Tuhan, dicari dan dinantikan oleh semua umat manusia. Agama manapun di bawah kolong langit ini, semua merindukan curahan rahmat Allah. Termasuk kita umat Kristen, pengikut Kristus Sang Juruselamat dunia. Kita semua berdoa, berusaha bahkan bersusah payah untuk mendapatkan rahmat Allah. Dengan rahmat Allah, kita mendapakan kasih karunia Allah. Kasih karunia Allah ini adalah berkat Allah yang secara khusus dianugerahkan-Nya kepada siapa saja yang Dia perkenankan.  Rahmat Allah bukan hanya berupa anugerah materi bagi manusia, tapi juga anugerah keselamatan, kebahagiaan dan jaminan kehidupan kekal bersama Allah.

 

Siapa yang akan boleh mendapatkan rahmat Allah? Firman Tuhan mengungkapkan bahwa yang akan mewarisi Rahmat Allah ialah mereka yang takut akan Tuhan. Demikian firman Tuhan hari ini. "Dan rahmat-Nya turun-temurun atas orang yang takut akan Dia" (ay. 50). Jadi, orang yang takut akan Allah pasti menerima rahmat Allah. Itulah kata kunci atau password-nya: "takut akan Tuhan".

 

Takut akan Tuhan berarti setia, taat dan dengar-dengaran kepada Tuhan. Takut akan Tuhan berarti rajin membaca firman dan melakukan segala kehendak Allah serta selalu melakukan kebenaran dan tidak berkompromi dengan kejahatan atau dosa.  Takut akan Tuhan juga berarti mengasihi sesama tanpa batas, tanpa pilih kasih, siap berkorban, bukan mengorbankan sesama. Takut akan Tuhan juga berarti rajin bersekutu, tekun melayani dan giat bersaksi. 

 

Pertanyaanya adalah maukah kita mendapatkan rahmat Allah? Kalau ya, hiduplah takut akan Allah. Ikutilah jalan-Nya dan lakukanlah perintah-Nya. Jika demikian, kita akan menerima rahmat Allah yang sempurna dan tak terukur oleh akal kita. Segala kesehatan, kekuatan, nafas kehidupan, keluarga, kepunyaan/kekayaan, pekerjaan, usaha dll, adalah bagian-bagian dari rahmat Allah yang melimpah bagi kita.  

 

Apakah yang dimaksudkan dengan “takut akan Allah”? Takut akan Allah berarti menghormati Dia sebagai sang Pencipta yang Mahakuasa, Penguasa Tertinggai, sebab dan tujuan akhir dari segala yang ada. “Takut” di sini jauh berbeda jika dibandingkan dengan rasa takut yang kita alami manakala kita menghadapi bencana alam yang dahsyat atau serbuan tentara musuh. Takut akan Allah adalah rasa takut yang jauh lebih mendalam dan kudus di hadapan hadirat Allah yang tak terbayangkan.

 

Pada saat Allah “muncul” di gunug Sinai, orang-orang Israel dipenuhi dengan rasa takjub (Kel. 19:16-19; 20:18-21). Pengalaman akan kuasa dan keagungan-Nya begitu indah, namun hal tersebut juga begitu besar sehingga menginspirasikan/menimbulkan semacam rasa takut. Orang-orang merasa begitu rendah di hadapan hadirat Dia yang begitu superior dibanding ciptaan-Nya. Maria sungguh menghormati Tuhan dan percaya sepenuhnya kepada-Nya. Takutnya akan Allah yang penuh dengan rasa hormat menunjukkan pengakuannya terhadap belas kasih Allah seperti dengan indahnyaq diungkapkan dalam kidungnya: Magnificat. 

 

Penampilan-penampilan Allah tidak dimaksudkan untuk menakutkan orang, melainkan untuk meyakinkan. Seperti anak-anak kecil, kita dimaksudkan untuk mempunyai rasa takut yang sehat akan Bapa surgawi, suatu rasa takut yang menggerakkan kita untuk percaya dan mentaati-Nya.  Takut akan Allah dengan layak dan pantas akan menguatkan pengharapan, karena ketika kita mengakui kuasa Allah yang mahadahsyat, kita menjadi yakin bahwa Dia mampu untuk menyelesaikan setiap rencana indah-Nya bagi kehidupan kita.

 

Maria benar ketika dia memandang dirinya sebagai seorang “hamba yang rendah” dalam relasinya dengan Tuhan. Maria mengetahui  bahwa bukan karena jasanya atau apa yang dilakukannya maka dia memperoleh privilese sebagai ibu Yesus yang adalah Allah. Semua itu menjadi kenyataan karena kasih dan kemurahan-hati Allah – belas kasih tidak hanya bagi dirinya, melainkan bagi orang-orang dari berbagai generasi. Maria mampu untuk mengatakan “Ya” kepada undangan Allah karena dia tahu bahwa Dia itu mahaperkasa dan maharahim, melampaui apa yang dapat dicerna oleh akal-budi atau pemahaman manusia. Inilah jenis hati yang ingin diberikan Roh Kudus kepada kita – penuh dengan rasa hormat kepada Allah dan mau menjadi bejana-bejana belas kasih-Nya bagi dunia. Karena itu, takutlah akan TUHAN agar rahmat-Nya turun atas kita selalu. (rsnh)

 

Selamat berkarya untuk TUHAN

Renungan hari ini: “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH” (Daniel 3:3)

  Renungan hari ini:    “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH”   Daniel 3:3 (TB2) "Lalu berkumpullah para wakil raja, para penguasa, para bupa...