Kamis, 28 Maret 2024

KOTBAH JUMAT AGUNG Jumat, 29 Maret 2024 “YESUS MEMBUKA JALAN YANG BARU DAN YANG HIDUP” (Ibrani 10:16-25)

 KOTBAH JUMAT AGUNG

Jumat, 29 Maret 2024

 

“YESUS MEMBUKA JALAN YANG BARU DAN YANG HIDUP”

Kotbah: Ibrani 10:16-25    Bacaan: Mazmur 22:1-6


 

Hari ini kita merayakan hari besar umat Kristiani yang mengagungkan yakni Peringatan Hari Kematian Yesus, Jumat Agung. Disebut Jumat Agung karena pada hari Jumatlah Yesus mati disalibkan di Golgota demi menanggung dosa manusia dan dunia ini.

 

Pada Ibadah Jumat Agung ini kita akan membahas tema “Yesus Membuka Jalan yang Baru dan yang Hidup”. Tema ini merujuk pada peran Yesus Kristus sebagai perantara antara manusia dan Allah yang membawa transformasi spiritual yang mendalam bagi umat manusia. Kematian Yesus di kayu salib membuka jalan baru dan yang hidup bagi kita. Mengapa? Ada beberapa alasan yang diberikan penulis kitab Ibrani 10:16-25 bagi kita, yakni:

 

Pertama, Yesus membawa perjanjian baru antara manusia dan Allah. Perjanjian ini berbeda dengan perjanjian lama yang diperkenalkan oleh Musa dalam Perjanjian Lama. Perjanjian baru ini didasarkan pada kasih karunia, pengampunan dosa, dan keselamatan yang diberikan oleh Yesus Kristus melalui kematian dan kebangkitan-Nya.

 

Kedua, Yesus membuka jalan bagi manusia untuk menerima pengampunan dosa dan rekonsiliasi dengan Allah.Melalui karya penyelamatan-Nya di kayu salib, Yesus menghapus dosa-dosa kita dan memberikan kesempatan untuk memulai hidup yang baru dalam kasih dan pengampunan Allah.

 

Ketiga, Yesus adalah jalan satu-satunya menuju keselamatan dan kehidupan abadi. Dalam Injil Yohanes 14:6, Yesus berkata, "Akulah jalan, kebenaran, dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa kalau tidak melalui Aku." Hanya melalui iman kepada-Nya, manusia dapat memperoleh kehidupan yang sejati dan kekal.

 

Keempat, Yesus membuka jalan bagi manusia untuk mendekati Allah dengan bebas dan penuh keberanian.Sebelum kedatangan Yesus, orang-orang harus melalui perantaraan imam dan kurban hewan untuk mendekati Allah. Namun, melalui karya penyelamatan Yesus, kita memiliki akses langsung kepada Allah tanpa perantaraan manusia.

 

Kelima, Yesus membawa transformasi hidup yang nyata bagi mereka yang percaya kepada-Nya. Ia memberikan hidup yang baru, penuh dengan Roh Kudus, yang memimpin kita untuk hidup sesuai dengan kehendak Allah dan mengalami pertumbuhan rohani yang berkelanjutan.

 

Dengan demikian, ungkapan "Yesus membuka jalan yang baru dan hidup" mencerminkan keseluruhan karya penyelamatan-Nya yang membawa perubahan radikal dalam hubungan manusia dengan Allah serta membawa keselamatan, pengampunan, dan kehidupan yang abadi kepada mereka yang percaya kepada-Nya.

 

Timbul pertanyaan kita sekarang apakah respon kita atas jalan baru dan yang hidup yang diberikan Yesus kepada kita. Berdasarkan Kitab Ibrani 10:16-25, respon yang diharapkan atas jalan baru dan hidup yang diberikan oleh Yesus kepada kita mencakup beberapa hal berikut:

 

Pertama, kita harus datang beribadah dengan hati yang tulus ikhlas dan keyakinan yang teguh (ay. 22). Ayat ini berbunyi, "Karena itu, marilah kita datang kepada-Nya dengan hati yang tulus ikhlas dan keyakinan iman yang teguh, karena hati kita dibersihkan dari hati Nurani yang jahat dan tubuh kita telah dibasuh dengan air yang murni." Ayat ini mengajak kita untuk memiliki sikap yang tepat saat kita datang kepada Allah dalam ibadah, yakni: 

1)    Hati yang tulus dan ikhlas. Datang kepada Allah dengan hati yang tulus berarti membawa diri kita dengan kejujuran dan kesederhanaan. Ini berarti tidak menyembah-Nya dengan motif yang tersembunyi atau niat yang tidak tulus, tetapi dengan penuh ketulusan hati yang sepenuhnya di hadapan-Nya. Hati yang tulus dan ikhlas adalah hati yang bersih dari kemunafikan, kepalsuan, atau kecenderungan untuk menutupi kebenaran.

2)    Keyakinan yang teguh. Datang dengan keyakinan yang teguh mengacu pada kepercayaan yang kokoh dan kuat kepada Allah serta janji-Nya. Ini berarti memiliki keyakinan yang tidak goyah dalam kuasa dan kasih Allah, serta keyakinan bahwa Dia akan memenuhi janji-Nya kepada mereka yang percaya. Keyakinan yang teguh memungkinkan kita untuk menghadapi segala tantangan dan cobaan dengan ketenangan dan kekuatan.

3)    Air murni yang membersihkan. Air murni di sini melambangkan pemurnian rohani yang diberikan oleh Roh Kudus. Datang dengan hati yang telah disiram oleh air suci berarti mempersiapkan diri kita dengan menerima pemurnian dan penyucian dari dosa-dosa kita melalui kasih karunia Allah. Ini mengakui kebutuhan kita akan transformasi rohani dan penyucian yang hanya Allah dapat berikan.

4)    Tubuh yang dicuci dengan air murni. Ini menunjukkan pentingnya kesucian baik secara fisik maupun spiritual. Tubuh yang dicuci dengan air bersih mencerminkan kepatuhan terhadap kehendak Allah dan pemeliharaan kesucian dalam segala aspek kehidupan. Ini mencakup menjaga kesucian pikiran, perkataan, dan tindakan, serta menjauhi segala hal yang dapat mencemarkan tubuh dan jiwa kita.

 

Jadi, datang kepada Allah dengan hati yang tulus ikhlas dan keyakinan yang teguh berarti membawa diri kita dengan kesucian, kejujuran, dan kepatuhan, serta siap untuk beribadah dengan penuh pengabdian dan kerendahan hati di hadapan-Nya.

 

Kedua, kita harus berpegang teguh pada pengakuan tentang pengharapan kita (ay. 23). Makna dari perintah ini adalah mengisyaratkan perlunya mempertahankan keyakinan dan kepercayaan kita terhadap pengharapan yang telah kita ungkapkan dalam iman kita kepada Yesus Kristus. Pengakuan tentang pengharapan kita mungkin mencakup keyakinan akan keselamatan, kehidupan kekal, janji-janji Allah, dan rencana-Nya bagi umat-Nya.

 

Kita diminta untuk tidak ragu-ragu atau goyah dalam pengharapan kita kepada Allah. Dalam keadaan apapun, kita harus tetap teguh dalam keyakinan kita, tidak terpengaruh oleh keraguan atau perubahan situasi yang mungkin kita hadapi.

 

Alasan kita untuk bertahan dalam pengakuan tentang pengharapan kita adalah karena Allah yang menjanjikan itu adalah setia. Ini menggarisbawahi keyakinan bahwa Allah adalah Tuhan yang setia dan dapat diandalkan dalam memenuhi janji-Nya. Ketika kita berpegang teguh pada pengakuan tentang pengharapan  kita, kita memperkuat keyakinan kita bahwa Allah akan menepati janji-janji-Nya.

 

Dengan demikian, ajakan ini mengingatkan kita untuk tetap kukuh dalam pengharapan kita kepada Allah, tidak tergoyahkan oleh keraguan atau tantangan yang mungkin kita hadapi, karena kita yakin bahwa Dia yang menjanjikan itu adalah setia dan dapat diandalkan. Ini adalah panggilan untuk hidup dalam kepercayaan dan keyakinan yang teguh terhadap Allah, bahkan di tengah badai kehidupan.

 

Ketiga, kita harus saling memperhatikan (ay. 24). Ayat ini menekankan pentingnya persekutuan dan dukungan antar sesama orang percaya dalam hidup rohani. Berikut adalah makna dari panggilan untuk saling memperhatikan:

1) Terus-menerus memberi perhatian. Ini menyoroti pentingnya memberi perhatian yang terus-menerus dalam memperhatikan keadaan dan kebutuhan sesama orang percaya. Kita tidak hanya fokus pada diri sendiri, tetapi juga peduli terhadap kehidupan, pertumbuhan rohani, dan kesejahteraan spiritual saudara-saudara kita dalam Kristus.

2)    Mendorong dalam kasih. Ini mencerminkan panggilan untuk saling mendorong dan memotivasi satu sama lain dalam kasih. Kita dapat memberikan dukungan moral, doa, nasihat, atau bantuan praktis kepada sesama percaya untuk membantu mereka tumbuh dalam iman dan menjalani kehidupan yang kudus.

3)    Perbuatan baik. Ini mencakup melakukan perbuatan baik dan pelayanan kepada sesama percaya maupun kepada orang lain di sekitar kita. Ketika kita melayani dan berbuat baik kepada sesama, kita tidak hanya memberkati mereka secara praktis, tetapi juga memberikan contoh yang baik dan mendorong orang lain untuk melakukan hal yang sama.

 

Dengan demikian, panggilan untuk saling memperhatikan dalam Kitab Ibrani 10:24 mengajarkan kita untuk hidup dalam persekutuan yang erat, peduli terhadap kebutuhan sesama percaya, dan aktif dalam memberikan dukungan dan pelayanan yang membangun. Hal ini memperkuat komunitas gereja dan memuliakan nama Allah dalam kasih dan pelayanan.

 

Keempat, kita harus mengikuti pertemuan ibadah (ay. 25). Ayat ini menyoroti pentingnya berpartisipasi aktif dalam pertemuan ibadah bersama-sama dengan jemaat. Berikut adalah makna dari panggilan untuk mengikuti pertemuan ibadah:

 

1)    Pentingnya komunitas beriman. Pertemuan ibadah adalah tempat di mana umat percaya berkumpul bersama untuk menyembah Allah, belajar Firman-Nya, berdoa, dan membangun persekutuan yang kuat. Dalam komunitas ini, kita mendapatkan dukungan, penguatan iman, dan bantuan rohani dari sesama percaya.

2)    Kesempatan untuk mendengar Firman Allah. Pertemuan ibadah memberikan kesempatan bagi kita untuk mendengarkan Firman Allah yang diwartakan dan diajarkan oleh pemimpin rohani. Firman Tuhan memberi petunjuk, pemahaman, dan inspirasi bagi kehidupan rohani kita, dan penting bagi kita untuk terus menerima penyataan Firman-Nya.

3)    Mendukung dan menasihati sesama. Di dalam pertemuan ibadah, kita memiliki kesempatan untuk saling mendukung, mendorong, dan menasihati sesama percaya. Ini adalah waktu yang baik untuk saling berbagi pengalaman, doa, dan bimbingan rohani, serta untuk membangun persekutuan yang saling memperkuat iman.

 

Dengan demikian, panggilan untuk mengikuti pertemuan ibadah dalam Kitab Ibrani 10:25 menekankan pentingnya kehadiran aktif dalam komunitas gereja, mendengarkan Firman Tuhan, mendukung sesama percaya, dan mempersiapkan diri secara rohani untuk kedatangan Tuhan. Ini adalah bagian integral dari kehidupan rohani kita yang membangun dan memperkuat iman kita serta memuliakan nama Allah dalam persekutuan dengan jemaat.

 

RENUNGAN

 

Apa yang hendak kita renungkan dalam rangka Merayakan Peringatan Hari Kematian Yesus Kristus hari ini? Berdasarkan Kitab Ibrani 10:16-25, ada beberapa hal yang kita harus lakukan sebagai respons terhadap pertolongan Yesus yang membuka jalan yang baru dan hidup bagi kita:

 

Pertama, marilah kita bertekun dalam iman. Kita diminta untuk bertekun dalam iman kita kepada Yesus Kristus. Ini berarti kita harus kukuh dan tidak goyah dalam keyakinan kita kepada-Nya, meskipun menghadapi cobaan atau tantangan.

 

Kedua, marilah kita berusaha untuk hidup kudus. Kita diingatkan untuk berusaha hidup kudus dan patuh kepada Allah. Hal ini karena karya penyelamatan Yesus tidak hanya membebaskan kita dari dosa, tetapi juga memanggil kita untuk hidup dalam kesetiaan dan ketaatan kepada-Nya.

 

Ketiga, marilah kita saling memperhatikan sesama. Kita diminta untuk memperhatikan satu sama lain dengan kasih sayang dan perhatian. Ini mencakup dukungan, dorongan, dan pertolongan dalam kebutuhan sesama percaya, serta memberikan teladan dalam kasih dan perbuatan baik.

 

Keempat, milikilah kerinduan untuk berhimpun bersama. Kita didorong untuk terus berkumpul bersama-sama sebagai jemaat. Ini penting karena dalam persekutuan jemaat, kita saling membangun, mendorong, dan memperkuat iman kita satu sama lain. Karena itu, dengan melakukan hal-hal ini sebagai respons terhadap pertolongan Yesus yang membuka jalan yang baru dan hidup bagi kita, kita dapat memperkuat iman kita, memperkuat persekutuan jemaat, dan menjadi saksi yang efektif bagi kasih karunia Allah kepada dunia. (rsnh)

 

Selamat merayakan Hari Kematian Yesus Kristus

Renungan hari ini: “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH” (Daniel 3:3)

  Renungan hari ini:    “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH”   Daniel 3:3 (TB2) "Lalu berkumpullah para wakil raja, para penguasa, para bupa...