Kamis, 05 Desember 2019

Renungan hari ini: TERDAHULU DAN YANG TERAKHIR

Renungan hari ini: 

TERDAHULU DAN YANG TERAKHIR



Markus 9:35B (TB)  "Jika seseorang ingin menjadi yang terdahulu, hendaklah ia menjadi yang terakhir dari semuanya dan pelayan dari semuanya" 

Mark 9:35B (NET) “If anyone wants to be first, he must be last of all and servant of all” 

Perkataan ini agak mudah-mudah sulit untuk dipahami. Yang terdahulu dan terakhir dua kata yang berbeda tetapi harus dimaknai dengan tepat. Ada orang sudah duluan datang namun menjadi terakhir dipangging, sebaliknya dia datang terakhir tetapi namanya duluan dipanggil. Apakah arti dari ucapan ini? Bagaimana kita akan memaknainya? Mari kita coba untuk memahami apa makna pernyataan ini.

Pertama, “terdahulu” dan “terakhir” di dalam ajaran Yesus berkaitan dengan keselamatan. Hal pertama yang tampak dari ayat ini adalah bahwa Yesus sedang berbicara tentang keselamatan. Sangatlah penting untuk memahami akan hal ini. Jadi, apapun makna dari kata ‘terdahulu’ dan kata ‘terakhir’, keduanya pasti berkaitan dengan keselamatan. Pokok ini  haruslah jelas. Ayat ini berkenaan dengan hal bagaimana memperoleh keselamatan. Pernyataan ini juga muncul di dalam perikop parallel di Matius 19:16-23 dan juga di Lukas 18:18-30. Dan ucapan yang sama juga terdapat di Lukas 13:30.

Kedua, kata “terdahulu” dan “terakhir” ini berkaitan dengan deskripsi tentang karakter masyarakat kita yang penuh persaingan. Sistem di dunia ini berlandaskan kepada prinsip terdahulu dan terakhir, yakni landasan persaingan. Seluruh masyarakat di mana kita tinggal adalah masyarakat yang penuh persaingan. Kata “terdahulu” dan “terakhir” adalah istilah yang menunjukkan perbandingan. Jika tidak ada yang terakhir, berarti tidak ada juga yang terdahulu, dan jika tidak ada yang terdahulu, maka tidak ada juga yang terakhir. Keduanya adalah istilah perbandingan. Kita menjadi yang pertama dibandingkan dengan orang yang menjadi yang kedua, dan orang yang kedua ini berada di depan orang yang ketiga. Masyarakat di mana kita tinggal ini adalah masyarakat yang berisi persaingan. Hanya di dalam sebuah persaingan tedapat pemenang dan pecundang, yang tedahulu dan yang terakhir.

Dengan kata lain, di dalam kalimat yang sederhana Yesus mampu untuk mengungkapkan suatu hal yang bagi kita dibutuhkan satu kotbah penuh untuk menguraikannya. Ini adalah tanda dari kedalaman hikmat Yesus. Jika kita baca karya Aristoteles, dia adalah orang yang sangat bertele-tele. Dia membutuhkan banyak kata untuk menyampaikan berbagai hal. Confucius cukup berhasil menguraikan banyak hal dalam kata-kata yang mungkin lebih sedikit daripada Aristoteles, bahkan lebih sedikit daripada Plato. Akan tetapi untuk hal kedalaman pemahaman, tak ada orang yang mampu menyamai Yesus. Di dalam beberapa kata saja, dia telah menembus langsung ke dalam inti persoalan, dan mengungkapkan watak asli masyarakat di mana kita tinggal, dan juga watak asli dari dunia ini.

Dunia ini pada hakikatnya adalah suatu persaingan, bukankah begitu? Kita tentu tahu akan hal itu. Saat kita bersekolah, kita juga akan temukan hal itu. Ada penentuan rangking pertama, kedua, ketiga dan seterusnya. Kata  “terdahulu” dan “terakhir” ini berkenaan dengan watak kompetitif.

Yesus dengan pedang firmannya langsung menembus tepat ke persoalan yang ada di jantung masyarakat kita. Setiap orang berjuang untuk menjadi yang pertama. Jika kita tidak bisa menjadi yang pertama, mudah-mudahan bisa mencapai yang kedua; jika tidak bisa juga, mungkin dapat yang ketiga; jika gagal mengejar yang ketiga juga, berarti kita termasuk kumpulan yang terakhir. Kita bukan siapa-siapa di dunia ini. Segala sesuatunya, tak peduli bidang apapun yang kita amati di dunia ini, kita tidak bisa hindari pengelompokan ke dalam kumpulan yang pertama dan yang terakhir.

Mari kita amati perusahaan tempat kita bekerja. Siapa yang pertama? Yang pertama tentunya adalah pimpinan perusahaan. Dialah yang pertama. Lalu ada asisten pimpinan, ada asisten manajer, atau siapapun itu yang berada di posisi kedua. Setiap orang berjuang untuk mendaki tangga [karir] di perusahaan ini. Dan tidak soal apakah Anda menginjak kepala orang lain dalam perjuangan ini. Kita menekannya sedikit untuk bisa melangkah ke atas. Inilah prinsip survival of the fittest (yang kuatlah yang bertahan hidup). Yang kuat adalah yang pertama. Yang lain hanya bisa sekadar bertahan hidup; mereka menjadi yang terakhir. Ini hal yang sangat menarik. Inilah struktur dari dunia. Inilah masyarakat di mana kita tinggal. Karena itu, kita harus memahami dengan baik dan benar akan kata terdahulu dan terakhir ini agar hidup kita bermakna bagi sesama dan bagi TUHAN. (rsnh)

Selamat berkarya untuk TUHAN

Renungan hari ini: “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH” (Daniel 3:3)

  Renungan hari ini:    “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH”   Daniel 3:3 (TB2) "Lalu berkumpullah para wakil raja, para penguasa, para bupa...