Renungan hari ini:
“MANUSIA TIDAK DAPAT MENYELAMI PEKERJAAN ALLAH”
Pengkhotbah 8:17 (TB) "Maka nyatalah kepadaku semua yang dibuat Allah bahwa manusia tidak dapat menyelami pekerjaan yang dilakukan di bawah matahari. Meskipun manusia berlelah-lelah mencarinya, ia tidak akan menyelaminya. Walaupun orang yang berhikmat mengatakan bahwa ia mengetahuinya, ia pun tidak dapat menyelaminya"
Ecclesiastes 8:17 (NET) "Then I discerned all that God has done: No one really comprehends what happens on earth. Despite all human efforts to discover it, no one can ever grasp it. Even if a wise person claimed that he understood, he would not really comprehend it"
Dalam nas hari ini Pengkotbah menyatakan bahwa ia telah menyadari dan menyaksikan segala sesuatu yang telah Allah ciptakan dan dilakukan di bawah matahari, yaitu segala sesuatu yang terjadi di dunia ini. Dia mencatat bahwa manusia tidak dapat sepenuhnya memahami atau menyelami maksud dan akhir dari pekerjaan yang dilakukan Allah. Makna dari pernyataan ini dapat diuraikan sebagai berikut:
Pertama, karena keterbatasan manusia. Manusia memiliki keterbatasan dalam pemahaman dan pengetahuan. Meskipun kita memiliki akal budi yang luar biasa, ada batas bagi kemampuan kita untuk memahami dan menyelami seluruh kompleksitas kehidupan dan karya Allah. Beberapa hal mungkin tetap menjadi misteri bagi kita.
Kedua, kita akan memahami rencana dan hikmat Allah. Pernyataan ini mengajarkan tentang kebesaran dan kedalaman rencana Allah yang melampaui pemahaman manusia. Meskipun kita dapat memahami sebagian kecil dari penciptaan-Nya, banyak hal yang mungkin tidak dapat dijelaskan oleh akal manusia.
Ketiga, kita harus mengandalkan Tuhan. Pernyataan ini menekankan pentingnya mengandalkan pada Tuhan dan menghormati keputusan-Nya. Manusia tidak bisa mengatasi segala sesuatu sendiri; oleh karena itu, kita harus berserah diri dan mengandalkan pada Tuhan untuk memimpin dan membimbing hidup kita.
Apa yang perlu kita renungkan dari nas hari ini? Pernyataan dari Kitab Pengkotbah 8:7 ini mengandung beberapa hal yang perlu direnungkan:
Pertama, kita memiliki keterbatasan. Manusia memiliki keterbatasan dalam memahami pekerjaan dan rencana Allah. Meskipun kita memiliki kemampuan intelektual yang luar biasa, ada banyak aspek kehidupan dan penciptaan yang tetap menjadi misteri bagi kita. Ini mengajarkan pentingnya rendah hati dan mengakui bahwa tidak ada yang tahu segalanya.
Kedua, kita diajak untuk menghargai kebesaran Allah. Pernyataan ini menunjukkan betapa hebatnya ciptaan Allah dan betapa besar kebijaksanaan-Nya. Ketidakmampuan manusia untuk sepenuhnya memahaminya menggambarkan betapa agungnya Allah dan bagaimana Dia melampaui segala pemikiran dan imajinasi manusia.
Ketiga, kita harus berserah diri pada kebijaksanaan Allah. Keterbatasan manusia dalam memahami kehendak Allah mengingatkan kita untuk berserah diri pada-Nya. Kita tidak selalu harus mencari jawaban atas segala pertanyaan atau mencoba memahami segalanya. Sebagai gantinya, kita harus belajar untuk mempercayai rencana-Nya dan mencari petunjuk dari Firman-Nya.
Keempat, kita harus mencari arti hidup yang lebih dalam. Kitab Pengkotbah secara keseluruhan adalah pencerahan tentang mencari arti hidup yang lebih mendalam dan makna sejati di tengah-tengah dunia yang penuh dengan ketidakpastian. Melalui renungan tentang keterbatasan manusia dan kebesaran Allah, kita diundang untuk mencari kebahagiaan dan tujuan hidup yang lebih mendalam, bukan hanya terfokus pada kesenangan dan pencapaian materi.
Dalam keseluruhan konteks Kitab Pengkotbah, pernyataan ini dapat menjadi pengingat bagi kita untuk tidak terjebak dalam pencarian tak berujung akan pengetahuan dan makna tanpa menempatkan Tuhan sebagai pusat dari hidup kita. Karena itu, berserah diri pada-Nya, menghargai kebesaran-Nya, dan mencari arti hidup yang lebih dalam adalah aspek penting yang dapat direnungkan dari pernyataan ini. (rsnh)
Selamat berakhir pekan dan besok kita beribadah kepada TUHAN