Jumat, 05 Oktober 2018

Renungan hari ini: PERGAULAN YANG BURUK

Renungan hari ini: 

PERGAULAN YANG BURUK



1 Korintus 15:33 (TB) "Janganlah kamu sesat: Pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan yang baik" 

1 Corinthians 15:33 (NET) "Do not be deceived: “Bad company corrupts good morals” 

Manusia adalah makhluk sosial yang pada kodratnya suka bergaul dengan siapapun. Pergaulan sangat menentukan sikap dan karakter kita. Jika kita sering bergaul dengan orang baik, maka karakter kita tentu akan baik. Sebaliknya, jika kita bergaul dengan yang buruk maka karakter kita pun akan buruk. Tuhan tidak menghendaki kita rusak atau tercampur dengan pergaulan yang buruk. Tuhan menghendaki kita benar-benar murni hanya untuk Tuhan. 

Daud misalnya, ia menjaga pergaulannya dari yang jahat (Mzm. 26:3-5). Dia tidak bergaul dengan penipu, orang munafik, orang jahat dan orang fasik, tepat seperti perintah Tuhan. Namun dalam Mazmur 25:11-14, jika kita sudah berbuat dosa, kita harus mau mengakuinya serta memohon ampun pada Tuhan. Sehingga kita menjadi orang yang diberkati dan berbahagia, bahkan sampai pada anak dan cucu kita. Tuhan mau bergaul karib pada kita yang takut akan Tuhan.

Contoh orang yang bergaul baik dengan Tuhan ialah Nuh. Dalam Kejadian 6:9-12, sekalipun orang pada zaman itu hidup rusak, anak-anak Allah bercampur dengan anak-anak manusia yang berarti sudah tidak murni lagi, namun tidak demikian dengan Nuh. Nuh tetap menjaga kemurniannya sehingga ia hidup bergaul dengan Allah. Sehingga pada saat bumi dibinasakan oleh air bah, Nuh sekeluarga diselamatkan.

Paulus menyerukan kepada kita agar kita berhati-hati menyikapi pergaulan. "Janganlah kamu sesat: Pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan yang baik" (1Kor. 15:33). Apa yang disampaikan Paulus mengacu kepada sebuah situasi ketika sebuah ajaran yang tidak mempercayai kebangkitan Kristus beredar di kalangan jemaat Korintus. Mereka dengan gencar berusaha mempengaruhi jemaat sehingga banyak di antara mereka yang kemudian terpengaruh. Paulus pun mengingatkan dengan tegas agar mereka tidak terjebak dalam pengajaran yang salah itu. Mereka harus memperhatikan betul pergaulan mereka agar jangan sampai segala yang baik yang telah mereka capai kemudian hancur berantakan. Pesan ini secara luas masih berlaku hingga hari ini, ketika penyesatan bisa hadir dimana-mana dengan begitu mudahnya. Perkembangan teknologi membuat media semakin banyak, dan dari segala sisi kita bisa dipengaruhi oleh ajakan atau ajaran sesat yang seringkali hadir dengan kemasan menarik yang sepintas bisa saja terlihat baik dan benar. Jika dahulu pesan Paulus itu merupakan sesuatu yang penting, apalagi hari ini. 

Kita memang tidak boleh bersifat eksklusif, menutup diri dari orang lain yang tidak sepaham atau seiman, apalagi menganggap orang itu najis atau tidak tahir (haram). Dengan jelas Firman Tuhan melarang kita untuk menjauhi orang lain dengan menganggap mereka seperti itu dalam Kisah Para Rasul 10:28. Tetapi ingat pula bahwa kita harus berhati-hati agar jangan sampai kita yang terjebak mengikuti arus, malah kita yang ikut-ikutan rusak. Tugas kita untuk menjadi terang mengharuskan kita untuk bisa membuka diri seluas-luasnya dengan berbagai pihak. Bersikap eksklusif dengan menutup diri akan sama artinya dengan meletakkan lampu dibawah gantang, sehingga terang tidak akan bisa bercahaya menerangi apa-apa. (Baca Mat. 5:14-16). Tetapi ingat pula bahwa sebuah terang seharusnya mampu mengalahkan kegelapan. Gelap tidak akan pernah mampu melawan terang. Segelap gulita apapun, jika cahaya masuk kesana maka kegelapan akan sirna. Jika kita yang kalah dan kemudian meredup bahkan menjadi gelap, bukankah itu hal yang ironis dan sangat disayangkan? Kita memang harus membuka diri kepada semua orang, jangan hanya bergaul secara sempit saja, tetapi penting pula bagi kita untuk menjaga diri kita supaya tetap bisa berfungsi sebagai terang dan tidak malah ikut masuk ke dalam kegelapan yang menyesatkan.

Kita diingatkan untuk mewaspadai segala godaan dan tawaran yang bisa dibawa oleh lingkungan pergaulan kita. Firman Tuhan berkata "Ujilah segala sesuatu dan peganglah yang baik." (1Tes. 5:21). Kita harus senantiasa menguji segala sesuatu apakah sesuai dengan Firman Tuhan atau tidak. Berhati-hatilah karena jebakan bisa masuk dari manapun. Mulai dari sesuatu yang terlihat menggiurkan atau nikmat hingga ajaran-ajaran yang dipoles dalam kemasan yang terlihat baik namun di dalamnya mengandung banyak hal yang bertentangan dengan Firman Tuhan. Itulah sebabnya kita harus terus rajin membaca Firman Tuhan agar kita tidak gampang terbujuk karena kekurang tahuan kita. Kita hidup di jaman dimana "..orang jahat dan penipu akan bertambah jahat, mereka menyesatkan dan disesatkan" (2Tim. 3:13). Oleh karena itulah kita diingatkan: "Tetapi hendaklah engkau tetap berpegang pada kebenaran yang telah engkau terima dan engkau yakini, dengan selalu mengingat orang yang telah mengajarkannya kepadamu" (ay. 14). Tetaplah berpegang pada kebenaran Firman Tuhan dalam melangkah. Bergaul tidak salah, tetapi kita harus bisa kritis terhadap pendapat atau ajakan teman-teman. Jagalah diri kita agar jangan sampai terpengaruh kepada sesuatu yang menyesatkan. Pegang prinsip kebenaran baik-baik dan jangan gadaikan demi solidaritas, demi status, demi pertemanan, ingin terlihat hebat dan sebagainya. Karena itu, carilah pergaulan yang baik agar hidup kita diberikati TUHAN. (rsnh)

Selamat berakhir pekan dan besok ke Gereja

Renungan hari ini: “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH” (Daniel 3:3)

  Renungan hari ini:    “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH”   Daniel 3:3 (TB2) "Lalu berkumpullah para wakil raja, para penguasa, para bupa...