Renungan hari ini:
“TUHAN PENYANYANG DAN PENGAMPUN”
Daniel 9:9 (TB) "Pada Tuhan, Allah kami, ada kesayangan dan keampunan, walaupun kami telah memberontak terhadap Dia"
Daniel 9:9 (NET) "Yet the Lord our God is compassionate and forgiving, even though we have rebelled against him"
Daniel memberikan kesaksian imannya bahwa TUHAN adalah Maha Penyayang dan Pengampun, kendati kita manusia sering memberontak terhadap-Nya. Pengalaman iman Daniel itu menjadi teladan bagi kita umat percaya, bahwa kita pun harus mampu memberikan kasih sayang dan pengampunan bagi sesama kita. Memang harus kita akui bahwa soal pengampunan ini lebih mudah diucapkan daripada dilakukan. Semakin besar kesalahan orang pada kita, maka akan semakin sulit pula kita mengampuni dia.
Dari nas hari ini ada beberapa pelajaran yang hendak kita lakukan dalam kehidupan sehari-hari, yakni:
Pertama, kita harus mengampuni agar diampuni. Karena pengampunan merupakan persyaratan mutlak dalam memperoleh kehidupan kekal. Satu dari banyak faktor dasar segera tampak menonjol sebagai yang tidak dapat tergantikan: Orang harus mengampuni agar diampuni. “Karena jikalau kamu mengampuni kesalahan orang, Bapamu yang di surga akan mengampuni kamu juga. Tetapi jikalau kamu tidak mengampuni orang, Bapamu juga tidak akan mengampuni kesalahanmu” (Mat. 6:14–15).
Sulit untuk dilakukan? Tentu saja. Tuhan tidak pernah menjanjikan jalan yang mudah, atau Injil yang sederhana, atau standar yang rendah, atau norma yang rendah. Harganya mahal, tetapi hal-hal yang diperoleh semuanya sepadan dengan harganya. Tuhan sendiri memberikan pipi-Nya yang lain; Dia membiarkan diri-Nya dipukuli dan dihajar tanpa bantahan; Dia menderita segala macam penghinaan namun tidak mengucapkan sepatah kata kutukan pun.
Kedua, pengampunan kita terhadap orang lain haruslah dari hati dan sepenuhnya. Pelajaran ini berlaku bagi kita dewasa ini. Banyak orang, ketika didamaikan dengan orang lain, berkata bahwa mereka memaafkan, tetapi mereka terus menaruh dendam, terus mencurigai pihak yang lain itu, terus tidak memercayai ketulusan pihak lainnya. Ini adalah dosa, karena ketika suatu perdamaian telah ditetapkan dan ketika pertobatan telah diakui, masing-masing hendaknya memaafkan dan melupakan, membangun segera pagar-pagar yang telah dirusak, dan memulihkan kembali kerukunan sebelumnya.
Pada umumnya orang tampaknya menyatakan perkataan maaf, dan pada permukaan melakukan penyesuaian yang dibutuhkan, tetapi “tidak saling mengampuni di dalam hati mereka.” Ini bukanlah pengampunan, melainkan suatu bentuk kemunafikan dan penipuan serta dalih. Seperti disiratkan dalam contoh doa Kristus, itu haruslah merupakan tindakan dari hati dan suatu pemurnian pikiran seseorang (lih. Mat. 6:12).
Ketiga, sewaktu kita mengampuni orang lain, kita diberkati dengan sukacita dan kedamaian. Diilhami oleh Tuhan Yesus Kristus, Paulus telah memberikan kepada kita solusi terhadap masalah kehidupan yang menuntut pengertian dan pengampunan. “Hendaklah kamu ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra dan saling mengampuni, sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampuni kamu” (Ef. 4:32). Apabila roh kebaikan hati, pengampunan dengan hati yang dilembutkan dari satu sama lain dapat dibawa ke dalam setiap rumah tangga, sifat mementingkan diri, ketidakpercayaan dan kegetiran yang merusak begitu banyak rumah tangga dan keluarga akan sirna dan manusia akan hidup dalam damai.
Pengampunan adalah bahan bersifat mukjizat yang memastikan keharmonisan dan kasih di dalam rumah tangga atau lingkungan. Tanpanya ada pertentangan. Tanpa pengertian dan pengampunan ada pertikaian, diikuti dengan kurangnya keharmonisan, dan ini membiakkan ketidaksetiaan di dalam rumah tangga, dan di dalam lingkungan masyarakat. Di lain pihak, pengampunan adalah selaras dengan roh Injil, dengan Roh Kristus. Inilah roh yang harus kita semua miliki jika kita ingin menerima pengampunan terhadap dosa-dosa kita sendiri dan menjadi tak bersalah di hadapan Allah. Karena itu, teruslah melakukan pengampunan bagi orang yang menyakiti kita agar berkat TUHAN mengalir bagi kita. (rsnh)
Selamat berkarya untuk TUHAN