Rabu, 24 Februari 2021

Renungan hari ini: “IBADAH YANG MURNI DAN TAK BERCACAT” (Yakobus 1:27)

 Renungan hari ini:

 

“IBADAH YANG MURNI DAN TAK BERCACAT”




 

Yakobus 1:27 (TB)  "Ibadah yang murni dan yang tak bercacat di hadapan Allah, Bapa kita, ialah mengunjungi yatim piatu dan janda-janda dalam kesusahan mereka, dan menjaga supaya dirinya sendiri tidak dicemarkan oleh dunia"

 

James 1:27 (NET) "Pure and undefiled religion before God the Father is this: to care for orphans and widows in their misfortune and to keep oneself unstained by the world"

 

Banyak orang beranggapan bahwa ibadah yang murni dan tak bercacat ialah jika pelaksanaan liturgi gereja dilaksanakan dengan baik tanpa ada kesalahan apa pun. Intinya ibadah itu terletak pada suksesnya sebuah ibadah dijalankan. Hal itu berbeda dengan pemahaman Yakobus. Yakobus dalam suratnya menjawab pandangan dari sebagian orang di beberapa jemaat Kristen mula-mula yang memahami bahwa yang penting beriman kepada Yesus Kristus; tidak perlu repot-repot untuk melakukan ini dan itu. Yang penting beriman, tidak perlu sibuk dengan kesaksian hidup! Dengan tegas surat Yakobus menyatakan, “Tetapi hendaklah kamu menjadi pelaku firman dan bukan hanya pendengar saja; sebab jika tidak demikian kamu menipu diri sendiri” (Yak. 1:22). Dan lagi ditegaskan, “Demikian juga halnya dengan iman: Jika iman itu tidak disertai perbuatan, maka iman itu pada hakekatnya adalah mati” (Yak. 2:17). Praktik hidup beribadah dari jemaat Kristen mula-mula tidaklah salah; tetapi ibadah yang dilakukan akan menjadi sia-sia jika tidak dilanjutkan, diterapkan dalam perbuatan sehari-hari. Bahkan makna ibadah yang dilakukan dapat hilang, ketika orang yang beribadah justru melakukan tindakan-tindakan yang bertentangan dengan makna ibadahnya.

 

Ibadah kepada TUHAN harus utuh dan bulat, tidak setengah-setengah! Ibadah kepada TUHAN tidak hanya terbatas kepada pujian yang dinyanyikan, doa yang dipanjatkan serta firman TUHAN yang didengarkan! Ibadah kepada TUHAN adalah juga nyanyian, doa dan firman TUHAN yang dilakukan dalam kesaksian hidup, berdampak bagi sesama, dan dilakukan dengan sungguh serta murni, sebagaimana layaknya dilakukan kepada TUHAN (Mat. 25: 31-46; Kol. 3:17,23).

 

Ibadah yang murni dan tak bercacat itu adalah ibadah yang dilanjutkan dengan tindakan dan aksi nyata di dalam kehidupan sehari-hari. Yakobus memberikan tindakan dan aksi nyata itu sebagai wujud ibadah yang muni dan tak bercacat, yakni:

 

Pertama, mengunjungi yatim piatu dan janda-janda dalam kesusahan mereka. Waktu kita mengunjungi mereka, maka kita akan mengerti kehidupan dan pergumulan yang sedang mereka hadapi. Dan pada saat itulah kita menguatkan iman mereka dengan memberikan motivasi, dorongan dan dukungan yang ril. Kehadiran kita di tengah-tengah mereka membuat mereka merasa punya keluarga yang mengasihi mereka. Mereka merasa berharga karena masih ada orang yang peduli dengan mereka.

 

Kedua, menjaga supaya dirinya sendiri tidak dicemarkan oleh dunia. Ada banyak janda yang salah jalan dan salah kaprah. Itu terjadi karena mereka tidak ada yang mengarahkan dan mendampingi mereka di tengah pergumulan yang sedang mereka alami dan hadapi. Di situlah perlu kehadiran kita untuk memberikan masukan, pertimbangan, dan nasihat agar mereka tidak dicemarkan oleh dunia. Agar mereka tetap setia pada jalan kebenaran dan hidup dan mengikuti kehendak TUHAN di tengah pergumulan yang sedang mereka hadapi. Karena itu, lakukanlah yang terbaik bagi para janda dan yatim piatu sebagai wujud ibadah yang murni dan tak bercacat. (rsnh)

 

Selamat berkarya untuk TUHAN

Renungan hari ini: “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH” (Daniel 3:3)

  Renungan hari ini:    “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH”   Daniel 3:3 (TB2) "Lalu berkumpullah para wakil raja, para penguasa, para bupa...