Kamis, 09 Juli 2020

Renungan hari ini: “BERMEGAH DI DALAM KRISTUS”

Renungan hari ini:

“BERMEGAH DI DALAM KRISTUS”



Roma 15:17 (TB) "Jadi dalam Kristus aku boleh bermegah tentang pelayananku bagi Allah"

Romans 15:17 (NET)  "So I boast in Christ Jesus about the things that pertain to God”

Bermegah itu berarti membanggakan diri. Bermegah itu harus di dalam TUHAN. Jika bermegah di dalam Kristus, maka fokus dan sumber kemegahan itu adalah Kristus bukan dirikita. Jika kita bermegah karena dirikita maka fokus dan sumber kemegahan itu adalah dirikita. Jiak bermegah di dalam Kristus, maka dirikita berada di bawah kuasa TUHAN. Sebaliknya, jika bermegah dalam dirikita maka kita akan jatuh dalam kesombongan. 

Dari nas hari ini kita hendak belajar dari Paulus bahwa pelayanan bukan memegahkan dirikita sendiri, tetapi memegahkan Kristus. Pelayanan yang Paulus lakukan bagi Allah adalah pelayanan yang bermegah di dalam Kristus. Di dalam Filipi 3:3, ia juga menguraikan bahwa jemaat Filipi (dan kita) tidak hidup menurut hal-hal lahiriah, tetapi hal-hal spiritual, yaitu bermegah di dalam Kristus. 

Kata “bermegah” di dalam Roma 15:17 dan Filipi 3:3 memiliki akar kata Yunani yang sama, yaitu kauchaomaiyang berarti bermegah (boast), bersukacita (rejoice), dll. Berarti hidup dan pelayanan kita ditujukan untuk memuliakan Allah dan menikmati Dia. Hidup dan pelayanan kita adalah untuk memuliakan Allah dengan menikmati-Nya. Menikmati Dia adalah sukacita hidup dan pelayanan kita. Mengapa sering kali kita melayani Tuhan dengan bersungut-sungut? Karena kita kurang menikmati Dia sebagai sukacita terbesar, seperti Paulus. Ketika kita mulai menikmati Dia sebagai sukacita terbesar, di saat pula kita semakin bersemangat dan bersukacita di dalam melayani Tuhan (bnd. Rm. 12:11). Sukacita itu dapat kita nikmati karena kita telah ditebus oleh Kristus dan dilahirbarukan oleh Roh Kudus. Seorang yang telah mengalami kelahiran baru dari Roh Kudus dan penebusan dari Kristus adalah orang yang bersukacita, karena dia telah dilepaskan dari perbudakan dosa yang membelenggu hidupnya dahulu. Bagaimana dengan kita? Sudahkah kita bersukacita di dalam hidup dan pelayanan kita kepada Tuhan?

Prinsip sukacita di dalam pelayanan kita adalah karena kita sudah ditebus oleh Kristus, maka segenap hidup kita dipergunakan untuk melayani-Nya, oleh sebab itu, tidak ada kata “terpaksa” di dalam hidup dan pelayanan kita ketika kita harus menderita bagi-Nya. Paulus rela menderita tatkala ia harus memberitakan Injil (2Kor. 11:24-27). Semuanya itu dilakukan bagi Allah dan dia bermegah (bersukacita) di dalam Kristus. Kepada jemaat di Filipi, dia menulis surat yang penuh dengan sukacita, meskipun pada waktu itu dia ada di dalam penjara (Flp. 1:13). Meskipun harus menderita, Paulus tetap bisa bersukacita, mengapa? Apa dia hanya berhalusinasi? TIDAK. Paulus bisa bersukacita di dalam penderitaan karena ia berharap penuh kepada Allah (2Tim. 1:12). Bagaimana dengan kita yang mengalami penderitaan? Himpitan dan tekanan hidup terus-menerus mengganggu dan mencengkeram hidup kita waktu demi waktu, adakah kita tetap bersukacita dengan terus berharap dan beriman kepada-Nya? Jangan kuatir, serahkanlah hidup kita kepada-Nya, maka Ia akan memelihara hidup kita selama-lamanya.

Timbul pertanyaan kita sekarang apa wujud sukacita Paulus di dalam Kristus melalui pelayanannya? 

Pertama, sukacita pelayanannya di dalam Kristus ditunjukkan melalui ketaatannya memberitakan Injil Kristus. Sukacita pelayanan Paulus diukur dari ketaatannya memberitakan Injil Kristus dan bukan yang lain. Ia dengan jujur mengatakan bahwa ia tidak akan berani berkata-kata tentang sesuatu yang lain. Berarti dia tidak akan pernah mau memberitakan hal-hal di luar Injil dan karya Kristus yang harus ia beritakan kepada bangsa-bangsa lain. Itu namanya TAAT. Mengapa sering kali pelayanan kita tidak dilakukan dengan sukacita? Karena kita berpikir bahwa kita melayani Tuhan itu adalah suatu tugas berat. Padahal, ketika kita yang adalah anak-anak Tuhan yang telah ditebus Kristus, diperkenan oleh Tuhan untuk melayani-Nya adalah suatu hak istimewa yang besar sekali yang tidak bisa didapatkan oleh orang-orang di luar umat pilihan. Kedua, kita tidak bersukacita ketika melayani karena kita tidak TAAT. Di dalam pelayanan, kita melayani bukan dengan jiwa hamba, tetapi dengan jiwa majikan yang suka memerintah orang-orang untuk melayani kita. Ketika kita melakukan hal itu, kita bukan melayani, tetapi dilayani. Pelayanan tanpa ketaatan adalah suatu kesia-siaan. Apakah cukup taat saja? TIDAK. Ketaatan harus disertai dengan kerelaan penuh dan berkaitan dengan kepada siapa kita taat dan rela. 

Kedua, sukacita pelayanannya di dalam Kristus ditunjukkan melalui ketaatannya menjadi saksi Kristus melalui perkataan dan perbuatan. Berarti bukan penginjilan saja yang harus diperhatikan, tetapi sikap hidup kita. Penginjilan yang Paulus ajarkan meliputi dua hal: penginjilan verbal (perkataan) dan penginjilan non-verbal (perbuatan). Dengan kata lain, penginjilan bukan menjadi penginjilan yang timpang, tetapi penginjilan yang terintegrasi. Apa yang menyebabkan Paulus bisa mengintegrasikan dua konsep tersebut? Kuncinya adalah kerendahan hati. Paulus adalah seorang rasul Kristus yang luar biasa cerdas, namun kecerdasannya tidak mengakibatkan dia menjadi sombong, tetapi rendah hati. Ia rela menyamakan dirinya sebagai orang berdosa, bahkan lebih berdosa dari mereka (1Tim. 1:15-16). Kerendahan hatinya mengakibatkan ia mampu memadukan penginjilan melalui perkataan dan perbuatan.

Ketiga, sukacita pelayanannya di dalam Kristus ditunjukkan melalui kuasa Roh Kudus. Kita bisa bersukacita di dalam pelayanan karena ada kuasa Roh Kudus. Kuasa Roh Kudus memampukan kita terus bersukacita di dalam pelayanan, meskipun harus mengalami penderitaan. Kuasa itu ditunjukkan melalui tanda-tanda mukjizat (ay. 19a) maupun pemberitaan Firman. Kuasa Roh Kudus jangan dibatasi oleh gejala-gejala supranatural. Kuasa Roh Kudus adalah kuasa yang dikerjakan Allah Roh Kudus seturut firman-Nya di dalam Alkitab, karena Roh Kudus diutus untuk memuliakan Kristus (Yoh. 15:26; 16:14). Roh Kudus bisa bekerja melalui mukjizat dan bisa juga bekerja tanpa melalui mukjizat yang dapat dilihat mata. Roh Kudus yang tidak bekerja melalui mukjizat nyata (kasat mata) adalah Roh Kudus yang memberikan kekuatan kepada setiap hamba-Nya di dalam melayani Tuhan. Kekuatan itu tidak bisa dilihat secara kasat mata seperti misalnya melihat orang buta melihat, orang tuli mendengar, dll, tetapi kekuatan itu sangat penting bagi seorang pelayan-Nya, karena tanpa kekuatan dari-Nya, mereka tidak akan mampu menunaikan tugas pelayanan-Nya. Karena itu, fokuslah melayani Kristus agar kita bisa bermegah di dalam-Nya. (rsnh)

Selamat berkarya untuk TUHAN

Renungan hari ini: “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH” (Daniel 3:3)

  Renungan hari ini:    “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH”   Daniel 3:3 (TB2) "Lalu berkumpullah para wakil raja, para penguasa, para bupa...