Minggu, 03 Mei 2020
Kotbah: 1 Tawarikh 16:31-36 Bacaan: Efesus 5:15-21
Minggu ini kita akan memasuki Minggu Jubilate. Jubilate yang artinya “bersorak-soraklah bagi Allah, hai seluruh bumi” (Mzm. 66:1). Dalam Minggu ini kita akan membahas tema “Bersoraklah bagi TUHAN”. Bersorak bagi TUHAN adalah bagian hidup orang percaya. Bersorak bagi TUHAN itu bisa tampak dari nyanyian pujian dan penyembahan. Nyanyian dan penyembahan itu ternyata bukan hanya diterima Allah dari mereka yang ada di dunia ini, orang-orang yang masuk surga pun akan ikut bernyanyi, ”Dan mereka menyanyikan suatu nyanyian baru” (Why. 5:9), yaitu nyanyian baru Keselamatan yang telah mereka terima dari penebusan Yesus Kristus.
Bernyanyi dan bersorak itu harus dengan segenap hati. Kita tidak boleh bernyanyi dengan bermain-main, atau bernyanyi untuk menerima pujian dari orang lain. Kita bernyanyi dan bersorak-sorai itu hanya untuk memuji dan menyembah nama Tuhan yang telah menolong dan menyertai kehidupan kita. Itu sebab dalam menyenyikan lagu-lagu pujian dan penyembahan yang baik itu, di gereja-gereja dibentuk kelompok paduan suara, kor, dan lain sebagainya agar lagu itu dinyanyikan dengan baik dan sepenuh hati.
Perikop kotbah saat ini adalah bahagian dari nyanyian pujian Daud kepada Allah ketika membawa Tabut Perjajian ke Yerusalem. Umat mengakui bahwa Tuhan itu Raja atas segala bangsa dan segenap alam semesta. Segala sesuatu ada dibawah kuasa-Nya. Penghakiman-Nya sungguh amat dahsyat dan kasih setia-Nya kekal selama-lamanya. Setiap orang yang merasakan kehadiran Tuhan dalam kehidupannya akan bersyukur dan memuji Tuhan.
Hidup bersama-sama dengan Allah akan membawa sorak-sorai, syukur dan pujian. Inilah hal yang dapat kita renungkan melalui nas kotbah ini. Sungguh begitu indahnya hidup bersama-sama dengan Tuhan. Kita hidup dan berjalan bersama Raja penguasa alam semesta.
Pertanyaan kita sekarang adalah apakah yang medasari Daud dan kita bersorak bagi TUHAN? Ada beberapa alasan mengapa kita bersorak bagi TUHAN, yakni:
Pertama, bahwa TUHAN itu RAJA (ay. 31). Dari ayat 31 kita dapat belajar bahwa Tuhan adalah Kepala (1 Tawa. 29:11) yang artinya Tuhan harus menjadi yang utama dalam hidup kita, dan Tuhan juga adalah pemilik atas segalanya (1 Taw. 29:12) bahwa Dialah yang menciptakan langit, bumi dan seluruh isinya.
Kedua, TUHAN itu BAIK dan SETIA (ay. 34). “Bersyukurlah kepada Tuhan, sebab Ia baik, bahwasannya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya.” Jika demikian bukti apa yang dapat mendukung pernyataan bahwa Tuhan itu baik dan setia? Yang pertama adalah bahwa Ia telah menunjukkan kebaikan-Nya melalui perbuatan-perbuatan-Nya yang ajaib (1 Tawa. 26:12 dan Mzm. 96:3-4) dan yang kedua adalah bahwa Ia menyatakan kesetiaan-Nya melalui janji-janji-Nya yang tidak pernah berubah bagi kita (1 Taw. 16:15-18; Ibr. 13:8 dan 2 Tim.2:13).
Ketiga, TUHAN itu ADIL. Seperti yang tertulis dalam Kitab 1 Tawarikh 16:14 bahwa “Dialah Tuhan, Allah kita, di seluruh bumi berlaku penghukuman-Nya.” Dari ayat tersebut kita dapat belajar kebenaran bahwa Tuhan adalah Allah yang adil yang menjaga manusia dengan kasih setia-Nya namun Ia juga yang tidak membiarkan dosa itu merajalela di seluruh bumi oleh sebab itu Ia menghukum manusia berdosa dengan hokum-Nya (1 Taw. 16:12, 19-22).
Bersoraklah bagi TUHAN, bukanlah dilakukan hanya sesekali saat kita beribadah misalnya, melainkan sorak-sorai itu harus berlangsung selama hidup kita. Pengakuan TUHAN itu RAJA, BAIK dan ADIL harus terus kita kumandangkan di setiap tingkah laku, dan perbuatan serta perkataan kita. Lalu pertanyaan terakhir adalah apakah yang harus kita lakukan dalam rangka bersorak-sorak bagi TUHAN? Yang harus kita lakukan adalah:
Pertama, kita harus menceritakan bahwa TUHAN itu Raja, Baik dan Adil melalui perkataan kita. Seperti yang dikatakan dalam Kitab 1 Tawarikh 16:23-27 bahwa kita harus berkata-kata tentang hal-hal yang memuliakan TUHAN. Kata-kata yang memuliakan Tuhan adalah Pujian dan Ucapan Syukur kepada-Nya atas kehidupan yang telah kita terima sampai detik ini. Seperti yang tertulis dalam Kitab Ibrani 13:15 bahwa “Sebab itu marilah kita, oleh Dia, senantiasa mempersembahkan korban syukur kepada Allah, yaitu ucapan bibir yang memuliakan nama-Nya.”
Kedua, kita harus memberikan dirikita sebagai Persembahan yang Hidup. Melalui cara hidup kita yang ternyata dalam kehidupan kita sehari-hari yang mencerminkan pribadi Kristus melalui dirikita. Seperti yang ternyata dalam Kitab 1 Tawarikh 16:29 “berilah kepada Tuhan kemuliaan nama-Nya, bawalah persembahan dan masuklah menghadap Dia! Sujudlah menyembah kepada Tuhan dengan berhiaskan kekudusan.” Juga melalui ketaatan kita akan firman-Nya seperti yang tertulis dalam Injil Matius 4:4 dan Yohanes 4:34. Bahwa kita harus melakukan semua hal sesuai dengan kebenaran firman Tuhan. Selain itu kita juga dapat mengabarkan keselamatan melalui cara hidup kita dengan tidak menjadi serupa dengan dunia ini (Rm. 12:1-2), yakni dengan menjaga tubuh kita yang adalah Bait Allah dengan tidak mengotorinya dengan hal-hal yang dapat merusak tubuh dan menjaga pikiran kita terhadap pikiran yang sia-sia sehingga hidup kita berkenan kepada Tuhan. Karena itu, teruslah bersorak-sorak bagi TUHAN sepanjang kita hidup di dunia ini. (rsnh)
Selamat beribadah dan menikmati lawatan TUHAN