Jumat, 26 Juni 2020

Renungan hari ini: OLEH FIRMAN TUHAN LANGIT DIJADIKAN

Renungan hari ini:

OLEH FIRMAN TUHAN LANGIT DIJADIKAN



Mazmur 33:6 (TB) "Oleh firman TUHAN langit telah dijadikan, oleh nafas dari mulut-Nya segala tentaranya"

Psalms 33:6 (NET) "By the Lord’s decree the heavens were made; by a mere word from his mouth all the stars in the sky were created”

Firman TUHAN mampu menjadikan segala sesuatu, termasuk langit. Kesaksian ini ditulis pemazmur dalam Mazmur 33 ini. Jika kita membaca Mazmur 33:1-9, kita akan melihat bahwa pemazmur mau menyampaikan langit dan bumi, sesungguhnya diciptakan oleh Allah. Oleh firman-Nya Allah menciptakan langit dan bumi dari yang tidak ada menjadi ada. 

Kesaksian lain terlihat dari penulis kitab Ibrani yang mengatakan bahwa karena iman kita mengerti, percaya, mengakui bahwa alam semesta diciptakan oleh Allah. Mengapa pemzamur mengangkat kejadian alam? Penulis Perjanjian Lama selalu menggunakan kejadian alam (yaitu langit dan bumi) sebagai contoh konkrit yang menunjukkan bahwa Allah itu ada. Contoh: Abraham dijanjikan oleh Allah.

Selain itu, berita penciptaan kita temukan juga dalam kitab Kejadian. Dalam kitab Kejadian dikatakan, semuanya dijadikan oleh Tuhan melalui firman-Nya. Hanya menjadikan manusia, Allah membuat serta membentuknya dari tanah. Itu menjadi sempurna setelah Allah menghembuskan nafas dari mulut-Nya. Bila kita bandingkan dengan upaya manusia untuk menjadikan daratan, harus dengan biaya yang sangat besar melakukan reklamasi. Untuk menjadikan bendungan harus mempersiapkan dana serta tenaga yang besar. Tapi lihatlah, dunia yang begitu besar. Daratan dan samudera yang luas. Gunung yang tinggi serta semua yang berharga di dalam bumi dan air.

Kebesaran Tuhan dalam penciptaan alam semesta mendorong kita percaya kepada-Nya, agar kita setia dan bersyukur serta memuliakan nama-Nya. Dalam rasa syukur itulah setiap orang mengolah bumi dan air menjadi berkat bagi semua orang. Bukan sebaliknya, menyengsarakan dan membuat manusia menderita. Kepada mereka yang begitu gegabah merusak alam untuk kepentingan pribadi atau kelompok, harus mengingat bahwa alam ini adalah ciptaan Tuhan. Mereka harus takut merampas dan merusak ciptaan Tuhan.

Orang melakukan wisata alam terdorong untuk bersyukur kepada Tuhan karena alam yang begitu indah. Bila melihat keindahan danau Toba, kita melihat kebesaran Tuhan. Namun sangat disayangkan bila masih saja ada orang yang merusak dan membuang sampah sembarangan sehingga merusak keindahan tersebut. Bersyukurlah atas kebesaran Tuhan dalam ciptaan-Nya, serta kesempatan memelihara dan mengolahnya dengan baik. Karena itu, marilah kita menghargai Firman Allah yang menciptakan langit dan bumi dengan cara memelihara alam dengan sebaik-baiknya. (rsnh)

Selamat berakhir pekan dan besok beribadah kepada TUHAN

Renungan hari ini: “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH” (Daniel 3:3)

  Renungan hari ini:    “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH”   Daniel 3:3 (TB2) "Lalu berkumpullah para wakil raja, para penguasa, para bupa...