Sabtu, 06 Maret 2021

KOTBAH MINGGU OKULI Minggu, 07 MARET 2021 “KASIH KEPADA ALLAH” (Keluaran 20:1-11)

 KOTBAH MINGGU OKULI

Minggu, 07 MARET 2021

 

“KASIH KEPADA ALLAH”

Kotbah: Keluaran 20:1-11  Bacaan: Matius 22:37-40




 

Minggu ini kita memasuki Minggu Okuli (Mataku tetap terarah kepada Tuhan – Mzm. 25:15a). Dalam memasuki dan menjalani minggu ini kita akan dikuatkan dan diarahkan Firman Tuhan dengan tema “KASIH KEPADA ALLAH”.Kasih kepada ALLAH diaturkan dalam Hukum Taurat. Hukum Taurat mengaturkan kewajiban kita kepada Allah dan kepada sesama manusia. Dalam Hukum Taurat atau Dekalog ini TUHAN memberikan petunjuk bagaimana kita mengasihi-Nya. Itu sebabnya dalam ibadah Minggu kita disuguhkan pembacaan Hukum Taurat agar kita terus mengingat tugas dan kewajiban kita mengasihi ALLAH.

 

Dekalog yang terdiri dari sepuluh firman tersebut adalah butir-butir hukum Tuhan yang tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lain. Seluruhnya merupakan satu kesatuan yang saling terkait. Pelanggaran terhadap salah satu butir hukum tersebut berarti melanggar keseluruhan dari hukum tersebut (Yak. 2:10 = Sebab barangsiapa menuruti seluruh hukum itu, tetapi mengabaikan satu bagian dari padanya, ia bersalah terhadap seluruhnya).


Para Teolog umumnya membagi Dekalog ini menjadi dua bagian, - berdasarkan Kesimpulan yang Tuhan Yesus berikan atas pertanyaan Hukum mana yang terutama di Matius 22:37-39 (Jawab Yesus kepadanya: "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. Itulah hukum yang terutama dan yang pertama. Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri) - Pembagian tersebut yaitu:


Bagian pertama terdiri dari hukum kesatu sampai keempat (ay. 2-11). Bagian ini merupakan hukum-hukum yang mengatur hubungan umat dengan Allah.

·      Hukum ke 1 (ay. 3)

·      Hukum ke 2 (ay. 4-6)

·      Hukum ke 3 (ay. 7)

·      Hukum ke 4 (ay. 8-11)

 

Bagian kedua terdiri dari hukum kelima sampai kesepuluh (ay. 12-17). Bagian ini merupakan hukum-hukum yang mengatur hubungan antar sesama.

·      Hukum ke 5 (ay. 12)

·      Hukum ke 6 (ay. 13)

·      Hukum ke 7 (ay. 14)

·      Hukum ke 8 (ay. 15)

·      Hukum ke 9 (ay. 16)

·      Hukum ke 10 (ay.:17)

 

Ada beberapa pelajaran penting yang hendak kita renungkan dari kotbah Minggu ini, yakni:


Pertama, kita perlu mempelajari 10 Hukum Tuhan untuk mengingatkan kita atas "Apa yang menjadi standar kebenaran di Mata Tuhan". Mengapa hal ini penting? Karena standar kebenaran menurut ukuran manusia dan dunia, saat ini sudah sangat jauh bergeser dari standar kebenaran dan moralitas. Kebenaran saat ini telah menjadi sebuah selera dan moralitas telah menjadi ukuran bebas secara individual. Paulus telah mengingatkan kita tentang keadaan sekarang ini dalam 2 Timotiu 3:1-8. Mari lihat keadaan dunia sekitar kita, negara kita, lingkungan kita, jemaat kita bahkan keluarga dan pribadi kita. Berapa longgar nilai kebenaran dan kejujuran serta nilai moral yang jauh bergeser dari Dekalog?

Jadi dari pertanyaan di atas perihal perlunya mempelajari Dekalog, adalah sangat penting mempelajari, memahami dan melakukan Dekalog ini sebagai standar kehidupan, khususnya kehidupan sebagai murid Tuhan Yesus agar kita tidak tercemar oleh standar duniawi, tetapi tetap dalam standar yang diberikan oleh Tuhan.

Kedua, untuk menghindari kesalahpahaman atas maksud Dekalog ini sendiri. Pemakaian istilah "Perintah" biasanya ditangkap dalam konotasi negatif oleh manusia, dengan mengartikannya sebagai Hukum dan beban yang berat yang harus dipikul dan ditaati.
Perhatikan Ulangan 10:12-13 yang mengatakan, "Maka sekarang, hai orang Israel, apakah yang dimintakan dari padamu oleh TUHAN, Allahmu, selain dari takut akan TUHAN, Allahmu, hidup menurut segala jalan yang ditunjukkan-Nya, mengasihi Dia, beribadah kepada TUHAN, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu, berpegang pada perintah dan ketetapan TUHAN yang kusampaikan kepadamu pada hari ini, supaya baik keadaanmu.

 

Kalimat terakhir mengatakan "supaya baik keadaanmu" menandakan KASIH ALLAH dan bukan tekanan Allah bagi manusia dengan perintah ini dan itu. Ditegaskan kemudian di Yeremia 29:11, “Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan.”

Yesus Kristus kemudian menekankan dalam rangkuman-Nya atas Dekalog dengan kalimat "Kasihilah ...." yang menandakan pengajaran-Nya bahwa Allah itu penuh Kasih, dan karena IA penuh Kasih, maka kitapun wajib mengasihi ALLAH. Bandingkan, bahwa Kasih Allah melepaskan Israel dari perbudakan, dan baru kemudian memberikan Dekalog untuk mengantar mereka ke Tanah Perjanjian, bukan sebaliknya, Dekalog baru kemudian melepaskan mereka.


Jadi Dekalog berkonotasi positif, dengan maksud untuk melindungi Israel dan kemudian kita semua dalam perjalanan kehidupan kita. Melindungi kita dari akibat dosa, melindungi kita dari keterasingan kita terhadap Tuhan. Dengan perspektif ini, maka Dekalog bukanlah suatu perintah lagi, melainkan suatu "Pernyataan Kasih" dari Allah pencipta kepada kita manusia ciptaan-Nya. Ten Commandments menjadi Tender (lembut) Commandments - 10 Perintah adalah 10 Pernyataan Ungkapan Kasih Allah!

 

RENUNGAN

Apa yang hendak kita renungkan dan lakukan dalam kehidupan kita sehari-hari?

 

Pertama, Kesepuluh Firman ini tidak hanya berlaku bagi umat Allah di zaman Perjanjian Lama, tetapi juga berlaku bagi kita hingga saat ini. Kesepuluh peraturan ini masih relevan dengan kehidupan umat dewasa ini. Umat dituntut untuk mentaatinya, bukan melanggarnya. Menghormati Allah dan membangun hubungan yang baik dengan Allah adalah sebagai bentuk ketaatan, namun bukan berarti kita mengabaikan hubungan kita dengan sesama, sebab kesepuluh hukum ini adalah bagaimana kita melihat hubungan kita dengan Allah dan hubungan kita dengan sesama. 

 

Setiap orang tua akan bangga tentunya jika anak-anaknya taat pada orang tuanya, apalagi Allah. Allah ingin agar kita menjadikan kesepuluh hukum Tuhan ini sebagai pelita dalam hidup, artinya mampuh menerangi kehidupan kita dan kita tidak akan berjalan di jalan yang gelap karena FirmaNya selalu menuntun kita. 

 

Kedua, ketaatan kita pada peraturan yang dibuat Allah menolong kita untuk sadar, bahwa Allah mau kita diberkati untuk menjadi berkat. Firman-Nya adalah pelita, Firman-Nya adalah terang dalam hidup. Sebagai orang percaya Tuhan menghendaki ketaatan kita pada peraturan yang dibuat-Nya berdampak dalam setiap aspek kehidupan artinya siapa pun kita, apa pun profesi atau pekerjaan kita, nilai sebuah ketaan sangatlah berharga dan harus dilakukan. Ingat sekali lagi: HARUS DILAKUKAN bukan dihindari apalagi diabaikan. 

 

Ketiga, setiap orang yang menjadikan hukum Tuhan sebagai pelita hidup itu akan berdampak bagi kehidupannya secara pribadi, keluarga bahkan masyarakat di mana ia bergaul. Bahkan bukan hanya itu saja, ini juga berlaku bagi pekerjaan dan usaha bahkan pelayanan yang sementara dikerjakan. Kita akan selalu diingatkan bagaikan alaram yang akan berbunyi dan terus berbunyi sebagai tanda, mana yang dikehendaki Allah dan mana yang tidak. Mana yang harus dikerjakan dan mana yang harus dihindari. Mari kita taat pada peraturan yang Tuhan tetapkan, sehingga kita betul-betul di tolong Tuhan untuk selalu taat pada keinginan Allah, bukan pada keinginan kita. 

 

Pelita adalah terang, setiap kali kita menjadikan hukum Tuhan terang dalam hidup maka kita tidak usa takut, kita akan selalu berjalan dalam terang Tuhan. Karena itu, hiduplah sebagaimana Tuhan kehendaki dengan taat pada kehendak FirmanNya dan menjadikan FirmanNya pelita dalam hidup agar kita dapat menikmati hidup. Percayalah Allah tidak akan membiarkan kita, Allah akan selalu mendampingi kita umatNya saat kita menaruh harap hanya pada-Nya. Karena itu, tetaplah menjaga dan memelihara Hukum Taurat sebagai butki kasih ALLAH kepada kita dan kasih kita kepada ALLAH. (rsnh)

 

Selamat beribadah dan menikmati lawatan TUHAN

Renungan hari ini: “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH” (Daniel 3:3)

  Renungan hari ini:    “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH”   Daniel 3:3 (TB2) "Lalu berkumpullah para wakil raja, para penguasa, para bupa...