Minggu, 08 Desember 2019

Renungan hari ini: SEOLAH-OLAH TIDAK BERISTERI

Renungan hari ini: 

SEOLAH-OLAH TIDAK BERISTERI



1 Korintus 7:29 (TB) "Saudara-saudara, inilah yang kumaksudkan, yaitu: waktu telah singkat! Karena itu dalam waktu yang masih sisa ini orang-orang yang beristeri harus berlaku seolah-olah mereka tidak beristeri" 

1 Corinthians 7:29 (NET) "And I say this, brothers and sisters: The time is short. So then those who have wives should be as those who have none” 

Kalimat Paulus ini agak membingungkan dan sulit dipahami. Namun apa yang dimaksudkan oleh Paulus tentang ini? Bagaimana seseorang dapat hidup dengan pasangannya "seolah-olah" ia tidak memilikinya? Dan mengapa kita harus melakukan atau menginginkan hal itu? Bagaimana dan mengapa "waktu yang sigkat" merupakan faktor yang mendukung untuk hidup "seolah-olah?"  Dengan kalimat "Saudara-saudara, inilah yang kumaksudkkan." Paulus menunjukkan bahwa ia sedang menjelaskan lebih lanjut apa yang baru saja dikatakannya. Jadi mari kita mulai menjawab pertanyaan-pertanyaan di atas dan kalimat tersebut. 

Dalam paragraf sebelumnya (7:25-28 ), Paulus baru saja menasihati orang-orang yang tidak menikah, mengingat "waktu darurat sekarang" untuk tetap sendiri (7:26). Tetapi, jika mereka memutuskan untuk menikah, mereka tidak akan berdosa (yaitu, melakukan sesuatu yang bertentangan dengan tujuan Allah; lihat pasal 17 di atas). Tetapi, jika mereka menikah, mereka akan "ditimpa kesusahan badani," dan ia ingin menghindarkan mereka dari kesusahan itu (7:28).  Penyebutan pengalaman yang sulit dalam ayat 28 kemungkinan besar berkaitan dengan "waktu darurat sekarang" yang disebutkan sebelumnya (7:26), dan juga dengan "waktu telah singkat" dalam ayat 29. Kita perlu mengerti gambaran di balik kalimat-kalimat yang tidak jelas ini untuk dapat mengikuti pemikiran Paulus. 

Kekristenan yang mula-mula, sesuai dengan pengajaran Yesus tentang datangnya Kerajaan Allah dan perwujudannya pada masa yang akan datang, mewarisi pemahaman Yahudi tentang masa sekarang dan pengharapan terhadap masa yang akan datang. Kedatangan TUHAN yang segera itu membuat Paulus menganggap pernikahan itu tidak begitu utama dibicarakan, bahkan bagi yang sudah menikah pun harus menganggap diri mereka “seolah-olah” tidak beristeri agar mereka lebih fokus pada kedatangan TUHAN. Artinya, menikah itu boleh tetapi mempersiapkan diri menyambut kedatangan TUHAN itu sangat penting. Jangan karena sudah beristeri maka tidak siap menerima kedatangan TUHAN. Karena itu, dalam masa advent ini marilah kita terus mempersiapkan diri menyambut kedatangan TUHAN kali kedua. (rsnh)

Selamat memulai karya dalam Minggu ini

Renungan hari ini: “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH” (Daniel 3:3)

  Renungan hari ini:    “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH”   Daniel 3:3 (TB2) "Lalu berkumpullah para wakil raja, para penguasa, para bupa...