Selasa, 16 Agustus 2022

Renungan hari ini: “LAHIR KEMBALI UNTUK SUATU HIDUP” (1 Petrus 1:3-4)

 Renungan hari ini:

 

“LAHIR KEMBALI UNTUK SUATU HIDUP”



1 Petrus 1:3-4 (TB)  "Terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, yang karena rahmat-Nya yang besar telah melahirkan kita kembali oleh kebangkitan Yesus Kristus dari antara orang mati, kepada suatu hidup yang penuh pengharapan, untuk menerima suatu bagian yang tidak dapat binasa, yang tidak dapat cemar dan yang tidak dapat layu, yang tersimpan di sorga bagi kamu"

 

1 Peter 1:3-4 (NET) "Blessed be the God and Father of our Lord Jesus Christ! By his great mercy he gave us new birth into a living hope through the resurrection of Jesus Christ from the dead, that is, into an inheritance imperishable, undefiled, and unfading. It is reserved in heaven for you"

 

Petrus memberikan pemahaman dan pengajaran tentang inti iman Kristen. Petrus mengawali suratnya dengan kata-kata pujian bagi Allah Bapa dan Putra-Nya, Yesus Kristus, sebagai peringatan bagi para pembacanya bahwa keselamatan adalah anugerah belas kasihan Allah. Kemudian Petrus berkata bahwa "oleh kebangkitan Yesus Kristus" orang percaya telah diberi "hidup yang penuh pengharapan." Apa yang dimaksud oleh Petrus dalam frasanya "hidup yang penuh pengharapan"?

 

Petrus menyatakan bahwa hidup yang penuh pengharapan ini berasal dari kelahiran kembali kita, penegasan bahwa keselamatan ialah anugerah dari Allah. Seperti halnya seorang bayi tidak melakukan apapun guna dilahirkan, kita mengalami kelahiran kembali bukan karena perbuatan kita. Kita telah diperanakkan oleh Allah (Yoh. 1:13) melalui kebangkitan Yesus dari kematian. Keselamatan mengubah diri kita (2 Kor. 5:17), sehingga kita mati terhadap dosa dan hidup bagi kebenaran di dalam Yesus Kristus (Ef.2:5). Kelahiran baru ini menjadi alasan kita berharap demikian – kepastian keselamatan kita.

 

Para penafsir Alkitab sering menjuluki Petrus sebagai rasul pengharapan. Dalam ayat ini, Petrus mengaitkan kelahiran baru kita – keselamatan kita – pada ide "hidup yang penuh pengharapan." Istilah Yunani yang diterjemahkan sebagai "pengharapan" berarti "harapan yang pasti dan bersemangat." Harapan orang percaya tidak hanya "hidup" melainkan "bergairah." Lain dengan harapan duniawi yang semu dan buntu, "hidup yang penuh pengharapan" ini bergairah dan aktif dalam jiwa orang percaya. Ia berharap dan berkelanjutan. Hidup yang penuh pengharapan kita berasal dari Juruselamat yang bangkit dan hidup. Hidup yang penuh pengharapan Petrus adalah Yesus Kristus.

 

Rasul ini sedang berbicara kepada umat Kristen yang tengah dianiaya di Asia Minor. Kata-katanya dimaksud menyemangati mereka di tengah kesukaran yang dialami. Masa depan mereka terjamin akibat kebangkitan Yesus Kristus. Harapan mereka ada pada kemenangan-Nya atas kematian dan kebangkitan-Nya. Apapun persekusi yang dihadapi orang percaya tidak sebanding dengan berkat yang diperoleh ketika mereka dibangkitkan dan hidup abadi yang akan datang.

 

Hidup yang penuh pengaharapan berakar di masa lalu – Yesus bangkit dari kematian (Mat. 28:6). Dan berlanjut pada saat ini – Yesus itu hidup (Kol. 3:1). Dan bertahan selamanya – Yesus menjanjikan hidup kekal pasca kebangkitan (Yoh. 3:16; 4:14; 5:24; Rm. 6:22; 1 Kor. 15:23). Hidup yang penuh pengharapan ini juga memampukan kita hidup tanpa keputus-asaan meskipun kita mengalami penderitaan dan percobaan dalam hidup ini: "Sebab itu kami tidak tawar hati, tetapi meskipun manusia lahiriah kami semakin merosot, namun manusia batiniah kami dibaharui dari sehari ke sehari. Sebab penderitaan ringan yang sekarang ini, mengerjakan bagi kami kemuliaan kekal yang melebihi segala-galanya, jauh lebih besar dari pada penderitaan kami. Sebab kami tidak memperhatikan yang kelihatan, melainkan yang tak kelihatan, karena yang kelihatan adalah sementara, sedangkan yang tak kelihatan adalah kekal" (2 Kor. 4:16-18).

 

Obyek harapan kita digambarkan dalam 1 Petrus 1:4 sebagai "suatu bagian yang tidak dapat binasa, yang tidak dapat cemar dan yang tidak dapat layu, yang tersimpan di sorga bagi kamu." Kita memiliki warisan yang tidak dapat digapai oleh kematian, dinodai oleh kejahatan, atau usang termakan waktu. Warisan ini juga pasti karena Allah menjaga dan melindunginya di surga bagi kita. Warisan kita aman sepenuhnya. Tidak ada apapun yang dapat menggagalkan warisan abadi kita.

 

Manusia tidak dapat bertahan tanpa harapan. Harapan memampukan kita melewati pengalaman yang menyakitkan dan ketidaktentuan masa depan. Di dunia menyimpang ini ketika manusia harus menghadapi kemiskinan, sakit-penyakit, kelaparan, ketidak-adilan, bencana, peperangan, dan serangan teror, kita membutuhkan hidup yang penuh pengharapan. Alkitab mengajar di dalam Efesus 2:12 bahwa mereka yang tidak memiliki Yesus Kristus tidak memiliki harapan. Orang percaya telah diberkati dengan harapan melalui kebangkitan Yesus Kristus. Oleh kuasa Firman Allah dan pendiaman Roh Kudus, harapan yang hidup ini mengubah pikiran dan jiwa kita (Ibr. 4:12). Pikiran, ucapan, dan tindakan kita diubahkan. Meski pada suatu waktu kita berada dalam keadaan mati secara rohani dalam dosa kita, kita sekarang hidup dengan harapan kebangkitan pribadi kita.

 

Harapan hidup orang percaya itu teguh dan aman: "Pengharapan itu adalah sauh yang kuat dan aman bagi jiwa kita, yang telah dilabuhkan sampai ke belakang tabir, di mana Yesus telah masuk sebagai Perintis bagi kita, ketika Ia, menurut peraturan Melkisedek, menjadi Imam Besar sampai selama-lamanya" (Ibr. 6:19-20). Yesus Kristus adalah Juruselamat kita, keselamatan kita, dan Harapan Hidup kita. Karena itu, berharaplah kepada Yesus agar Ia memberikan kita keselamatan yang kekal. (rsnh)

 

Selamat Merayakan Hari Kemerdekaan RI ke 77

 

Renungan hari ini: “BELAJAR MENGENAL KRISTUS" (Efesus 4:20)

  Renungan hari ini:   “BELAJAR MENGENAL KRISTUS"   Efesus 4:20 (TB2) "Tetapi, bukan dengan demikian kamu belajar mengenal Kristus...