Sabtu, 06 Februari 2021

KOTBAH MINGGU SEXAGESIMA Minggu, 16 Pebruari 2020 “ALLAH KEKUATAN KITA” (Yesaya 40:27-31)

 KOTBAH MINGGU SEXAGESIMA

Minggu, 07 Pebruari 2021

 

“ALLAH KEKUATAN KITA”

Kotbah: Yesaya 40:27-31  Bacaan: 1 Korintus 9:16-23




 

Minggu ini kita memasuki Minggu Sexagesima. Minggu Sexagesima adalah enampuluh hari sebelum Paskah/Kebangkitan Yesus Kristus (60 ari dijolo ni ari Hangongot ni Tuhan Jesus Kristus). Dalam minggu ini kita akan membahas tema “ALLAH Kekuatan kita”. Tema ini menarik untuk kita renungkan. Mengapa? Sebab kita adalah makhluk yang lemah yang dicipta dari debu tanah. Karena tubuh kita lemah maka kita butuh kekuatan untuk mempertahankan dan melanjutkan kehidupan kita di dunia ini.  Untuk mendapatkan kekuatan dalam tubuh kita, maka terkadang tubuh kita diberikan imunisasi. Pada awalnya imunisasi membuat tubuh kita lemah dan semakin lemah, namun lama-kelamaan perlahan, daya tahan tubuh kita semakin kuat dan kita semakin tahan menghadapi berbagai serangan penyakit di tubuh kita.

 

Terkadang tubuh kita yang lemah ini terus diuji dan dilatih agar mampu menahan rasa sakit untuk menghasilkan sesuatu yang indah dan berharga baik di mata manusia dan di mata TUHAN.


Jika kita bandingkan dengan kehidupan hewan, semisal Tiram. Kalau kita melihat sebongkah cangkang tiram di lautan, janganlah kita menyangka bahwa mutiara yang dihasilkan oleh tiram itu langsung diperolehnya begitu saja. Mutiara ini adalah hasil pengendapan dari berbagai debu yang masuk ke dalam cangkang tersebut. Rasanya pasti sakit kalau ada sesuatu masuk ke dalam tubuh kita. Tiram itu harus menderita dulu sebelum akhirnya sebuah mutiara yang inda bisa dihasilkan. 

 

Hal ini hendak mengajarkan kepada kita bahwa tidak ada sesuatu yang baik dan sempurna dihasilkan tanpa melalui proses yang sangat panjang. Semua hasil yang baik perlu perjuangan. Mungkin kita tidak setuju dengan pemahaman ini. Ada beberapa orang yang berpendapat lain, bisa saja seseorang berhasil tanpa harus berlelah. Ya. Itu bisa saja. Orang bisa sukses dengan cara curang, mencuri, atau menipu orang lain. Tapi, kesuksesannya tidak akan bertahan lama. Lihat saja orang yang memakai narkoba dan minuman penguat stamina. Sekejap mungkin mereka kuat, tapi setelah efek obatnya hilang, mereka lebih lemah daripada sebelumnya.

 

Dalam hidup orang Kristen, masalah juga sering timbul. Masalah sama seperti penyakit yang sering mendera tubuh kita. Sama seperti debu yang masuk ke dalam cangkang tiram. Rasanya sakit dan pedih, kadangkala kita mungkin hampir menyerah. Kecemasan satu hilang berganti dengan kecemasan yang lain. Kesulitan satu selesai berganti dengan kesulitan yang lain. Banyak orang bunuh diri karena tidak kuat menghadapi masalah. 

 

Sama seperti tubuh kita yang sebenarnya diciptakan Tuhan untuk bisa berdaya tahan terhadap penyakit, sebenarnya roh dan jiwa kita juga mampu memiliki daya tahan terhadap efek negatif masalah. Masalahnya, kebanyakan orang Kristen maunya hidup serba enak dan instan. Kita seringkali ingin yang serba enak. 

Nyatanya, gak bisa begitu. Kita tidak bisa menampik, ada begitu banyak masalah terjadi dalam kehidupan kita dari mulai yang kecil sampai yang sangat berat.

 

Untuk itulah kita butuh kekuatan dari ALLAH agar tubuh kita mampu bertahan dalam masa sulit, masa penderitaan yang menahun, pergumulan yang panjang, hingga akhirnya kita menghasilkan Mutiara kehidupan, mahkota kehidupan, dan lain sebagainya. Kita harus tegar dan kuat. Jangan mudah menyerah dan  mengeluh. Sikap ini tidak mudah. Banyak orang suka sekali menganggap hidupnya lebih susah dibandingkan dengan orang lain. Kita hidup dalam dunia kita sendiri, sehingga tidak bisa mengenali kehadiran dan perbuatan baik Tuhan dalam hidup kita dan orang lain.

 

Mari belajar dari rajawali hari ini. Rajawali adalah binatang yang kuat. Dia punya gerakan yang gesit, cakar yang sangat tajam, dan mata yang sangat fokus. Dia mampu terbang tinggi. Tapi, jangan berpikir bahwa ketika lahir dia sudah begitu. Rajawali adalah binatang yang rapuh ketika dia masih kecil karenanya induk rajawali biasanya akan membawa anak-anaknya tinggal di puncak yang tinggi dan melatih mereka terbang. Dia akan menjatuhkan anak-anaknya ke bawah dan membiarkan mereka berteriak-teriak sebelum pada akhirnya berlatih mengepakkan sayap-sayap mereka.Ketika anak-anak rajawali ini mulai mengepakkan sayap, induk mereka sudah berjaga untuk menolong mereka. Dan anak-anak itu akan bangkit dan terbang menjadi rajawali yang lebih kuat.

 

Mengapa Yesaya mau mengajak kita bercermin dari rajawali? Mungkin karena kekuatan rajawali yang besar. 

 

Itu juga tujuan Tuhan dengan semua masalah hidup! Tuhan ingin kita seperti rajawali yang kuat dan berani. Kita dilatih untuk mengepakkan sayap-sayap iman kita yang lemah melalui berbagai tantangan hidup. Angin dan badai dalam kehidupan kita memaksa kita untuk terbang. Tapi, lihatlah! Tanpa kita sadari, Tuhan sebenarnya sedang mengawasi kita. Kalau kita jatuh tidak akan sampai dibiarkannya tergeletak. Tuhan ada untuk menolong kita, meski kita selalu mengeluh dan memprotes.

 

Tuhan mampu mengatasi berbagai persoalan hidup kita. Tuhan tidak pernah lelah dan Dia tidak akan pernah menjadi lesu. Dialah Tuhan. Dia penguasa hidup kita. Dia sanggup melakukan berbagai perkara yang tidak mungkin bisa dilakukan oleh manusia. Apa yang mustahil bagi Allah?

 

Timbul pertanyaan kita sekarang, bagaimanakah caranya agar kita bisa memperoleh kekuatan TUHAN itu?

 

Pertama, kita harus mampu menanti-nantikan TUHAN (ay. 31). Kata “menanti” (bahasa Ibrani: qavah = menanti dengan penuh keyakinan atau Kepastian). Kita punya keyakinan karena kita menanti dalam Tuhan. Tekanan yang menjadi obyek penantian di sini adalah Tuhan, bukan situasi atau sebuah obyek dari dunia. Menanti-nantikan Tuhan bukan hanya berdoa dan ke gereja, tapi juga sungguh berharap pada Tuhan. Menantikan Tuhan adalah tetap memandang pada Dia sekalipun segala sesuatunya tidak pasti dan serba mengecewakan. Ini bisa terlihat ketika seseorang punya masalah. Apakah dia tetap kuat? Apakah dia tetap mampu bergiat dalam persekutuannya? Apakah dia bisa tetap melayani? Kalau dia bisa, berarti dia sedang menantikan Tuhan. 

 

Menantikan Tuhan adalah berharap sepenuhnya pada Tuhan. Manusia selalu merencanakan segala sesuatu. Tapi kadang kita lupa melibatkan Tuhan dalam hidup kita. Kita selalu minta Tuhan beri kita pekerjaan, tapi sebelum bekerja kita selalu lupa berdoa. Kita selalu minta kesembuhan, tapi kalau sudah sehat, kita lupa bersyukur setiap kali kita bangun tidur. Kita lupa menantikan Tuhan. Kita menantikan pertolongan yang lain. Kita menantikan pertolongan manusia. Ketika sudah tidak ada jalan keluar, barulah kita sadar, kita tidak bisa berbuat apapun kecuali kita meminta Tuhan bertindak. Kita hanya bisa berdoa dan berharap Tuhan mau memberi belas kasihan. Akhirnya, kita sadar, kita hanya bisa datang dan berharap.

 

Orang yang selalu menantikan Tuhan seperti rajawali yang akan terbang tinggi dan kuat dalam menghadapi segala badai dan penderitaan. Masalah boleh ada. Hidup boleh susah. Penderitaan boleh datang, tapi dia akan jadi tetap kuat karena dia selalu tahu, ada Tuhan yang selalu bersamanya. Kalau Tuhan di pihakku, kepada siapakah aku gentar? Itu kata pemazmur. 

 

Kedua, kita harus mampu belajar dari burung Rajawali (ay. 31). Burung rajawali tatkala ada badai menyerang tidak terbang menghindar sejauh mungkin dari badai itu, tetapi ia membiarkan dirinya berada di dalam badai dengan membentangkan kedua sayapnya untuk mengikuti ke mana arah putaran badai itu.  Dengan menyerap kekuatan badai tersebut si rajawali dapat terbang semakin tinggi di angkasa.  Terbang bersama badai adalah cara untuk melatih sayapnya sehingga ia semakin kuat dan kokoh.  Kedahsyatan badai justru berdampak positi bagi burung rajawali itu sendiri.

 

 

Seharusnyalah kita menantikan Tuhan, karena Tuhan kita adalah Tuhan yang :

 

RENUNGAN

 

Melalui nas kotbah Minggu ini kita bisa belajar bahwa untuk mendapatkan kekuatan dari ALLAH kita harus:

 

Pertama, jangan menyalahkan siapapun, apalagi Tuhan.  Ayat 27 Mengapakah engkau berkata demikian, hai Yakub, dan berkata begini, hai Israel: “Hidupku tersembunyi dari TUHAN, dan hakku tidak diperhatikan Allahku?” Ketika menghadapi masalah kita seringkali mencari siapa yang salah. Mungkin yang kita persalahkan adalah orang tua, atau pasangan, atau teman atau siapa saja yang bisa dipersalahkan. Kalau tidak menyalahkan orang kita menyalahkan keadaan, atau menyalahkan garis kehidupan atau nasib. Dan pada ujungnya kita menyalahkan Tuhan. Masalah tidak akan selesai dengan menyalahkan orang atau keadaan, terlebih menyalahkan Tuhan.  

 

Kedua, belajar mengandalkan Tuhan. Ayat 28-29 Tidakkah kautahu, dan tidakkah kaudengar? TUHAN ialah Allah kekal yang menciptakan bumi dari ujung ke ujung; Ia tidak menjadi lelah dan tidak menjadi lesu, tidak terduga pengertian-Nya. Dia memberi kekuatan kepada yang lelah dan menambah semangat kepada yang tiada berdaya. Mungkin kita lelah dan kehabisan akal. Itu adalah saat untuk menyadari bahwa kita memerlukan Tuhan. Kita harus bersandar dan berharap kepada Tuhan. Itu adalah saat bagi kita untuk introspeksi: Kalau saya sampai kelelahan, barangkali saya mengandalkan kekuatan saya sendiri.

 

Ketiga, belajarlah dari karakter burung Rajawali.
Kita adalah rajawali Tuhan kalau kita menanti nantikan Tuhan. 

1. Rajawali naik terbang (soaring). Rajawali tidak terbang seperti burung lain, ia melayang dalam angin. Angin adalah Roh Kudus, dan kuasa Roh Kudus itu yang membawa naik. Naik bukan dengan kekuatan sendiri, tetapi dengan kekuatan Roh Kudus.

2. Rajawali adalah unggas yang tidak takut badai, bahkan terbang masuk ke badai, karena angin badai membawanya lebih tinggi. 

3. Rajawali terbang ke arah matahari. Yesus adalah matahari (surya) kebenaran.

4. Rajawali betah di atas, bahkan sarangnya pun di atas. Ia turun hanya untuk mencari makanan. Anak Tuhan harus tahu bahwa dirinya “belong to” yang di atas, surga, bukan dunia ini. Oleh karena itu selalu arahkan fokus kita ke perkara yang di atas. Yang di atas adalah rancangan Tuhan, yang dibawah rancangan manusia

 

Karena itu, teruslah bertahan dalam segala apa pun yang kita alami saat ini bersama dengan kekuatan dari ALLAH agar pada akhirnya kita beroleh Mutiara kehidupan dan mahkota kehidupan yang kekal. (rsnh)

 

Selamat beribadah dan menikmati lawatan TUHAN

Renungan hari ini: “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH” (Daniel 3:3)

  Renungan hari ini:    “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH”   Daniel 3:3 (TB2) "Lalu berkumpullah para wakil raja, para penguasa, para bupa...