Renungan hari ini:
BERBUAT YANG BERKENAN KEPADA TUHAN
Yohanes 8:29 (TB) "Dan Ia, yang telah mengutus Aku, Ia menyertai Aku. Ia tidak membiarkan Aku sendiri, sebab Aku senantiasa berbuat apa yang berkenan kepada-Nya"
John 8:29 (NET) "And the one who sent me is with me. He has not left me alone, because I always do those things that please him”
Salah satu tujuan hidup kita adalah hidup yang berkenan kepada TUHAN. Kita selalu berusaha agar semua kehidupan kita berkenan kepada-Nya. Prototype atau model hidup yang berkenan kepada Allah adalah Yesus Kristus. Yesus meninggalkan teladan bagi kita supaya kita mengikuti jejak-Nya (1Ptr. 2:21). Berkali-kali Bapa di sorga berkata, “Inilah Anak-Ku yang Kukasihi kepada-Nyalah Aku berkenan” (Mat. 3:17, 17:5). Perhatikan perkataan Yesus “Aku senantiasa berbuat apa yang berkenan kepada-Nya”.
Pertanyaan kita sekarang adalah apakah yang harus kita perbuat sehingga hidupkita selalu menyenangkan Bapa di Sorga?
Pertama, hidup kita harus memiliki iman yang benar kepada TUHAN (Ibr. 11:5-7). Modal dasar supaya orang berkenan kepada Allah adalah iman, karena tanpa iman tidak mungkin orang bisa berkenan kepada Allah. Iman itu diwujudnyatakan dengan taat kepada kehendak Bapa.
Kedua, kita harus taat kepada TUHAN. Model ketaan ini sudah ditunjukkan Yesus. Ia senantiasa taat kepada kehendak Bapa-Nya (Flp. 2:8-9). Taat itu kata kerja aktif. Ketaatan bukan suatu yang mudah. Karena ketaatan bukan sesuatu yang mudah, untuk itulah kita perlu belajar untuk taat. Yesus belajar untuk bisa taat. Ketika Yesus berada di bumi ini, Ia mengenakan tubuh manusia sama seperti kita. (Bdg Rm. 8:3). Sebab apa yang tidak mungkin dilakukan hukum Taurat karena tak berdaya oleh daging, telah dilakukan oleh Allah. Dengan jalan mengutus Anak-Nya sendiri dalam daging, yang serupa dengan daging yang dikuasai dosa karena dosa, Ia telah menjatuhkan hukuman atas dosa di dalam daging). Semua yang Yesus lakukan tidak Ia lakukan dengan kekuatan dan Kekuasaan-Nya sebagai Tuhan, melainkan dengan mengenakan tubuh manusia sama seperti kita. Saat Ia lahir ke dunia, tumbuh menjadi besar, Ia sama seperti kita. Tetapi Ia senantiasa menuruti kehendak Bapa. Itu artinya bahwa kita, dengan kekuatan Roh Kudus juga sanggup untuk meneladani Yesus, yaitu menuruti kehendak Bapa.
Ketiga, kita harus percaya kepada YESUS. Supaya hidup berkenan kepada Allah adalah percaya Yesus. Dalam Yohanes 14:1 disebutkan, "Janganlah gelisah hatimu; percayalah kepada Allah, percayalah juga kepada-Ku. Percaya itu harus diwujudkan melalui tindakan nyata kita. Kita harus melakukan pekerjaan yang dikehendaki Allah, yaitu hendaklah kamu percaya kepada Dia yang telah diutus Allah (Yoh. 6:29). Setelah kita percaya kepada-Nya kita diperdamaikan dengan Allah dan bisa hidup menyenangkan Dia. Percaya diwujudnyatakan dengan senantiasa taat kepada kehendak Allah. Itulah hidup yang senantiasa menyenangkan Allah. Karena itu, marilah terus berusaha hidup menyenangkan TUHAN. (rsnh)
Selamat berkarya untuk TUHAN