Kamis, 23 April 2020

Renungan hari ini: MEMMILIKI ANAK AKAN MEMILIKI HIDUP

Renungan hari ini:

MEMMILIKI ANAK AKAN MEMILIKI HIDUP



1 Yohanes 5:12 (TB) "Barangsiapa memiliki Anak, ia memiliki hidup; barangsiapa tidak memiliki Anak, ia tidak memiliki hidup"

1 John 5:12 (NET) "The one who has the Son has this eternal life; the one who does not have the Son of God does not have this eternal life”

Siapakah orang-orang yang memiliki sang Anak? Mereka yang telah percaya kepada-Nya dan menerima Dia (Yoh. 1:12). Jika kita memiliki Yesus, kita memiliki hidup. Hidup kekal. Bukan hidup yang sementara, tapi hidup kekal. Allah ingin kita memiliki jaminan untuk keselamatan kita. Kita tidak dapat menghidupi hidup keKristenan kita dengan meragukan dan kuatir apakah kita sudah betul-betul diselamatkan atau tidak. Itu sebabnya Alkitab membuat rencana keselamatan begitu jelasnya. Percaya kepada Yesus Kristus dan engkau akan diselamatkan (Yoh. 3:16; Kis. 16:31). Apakah engkau percaya bahwa Yesus adalah sang Penyelamat, bahwa Dia telah mati untuk membayar hutang dosa kita (Rm. 5:8; 2 Kor. 5:21)? Apakah engkau percaya hanya kepada Dia untuk keselamatanmu? Jikalau jawaban kita ya, kita sudah diselamatkan! Jaminan adalah untuk ”menghilangkan segala keraguan.” Dengan mempercayai Firman Tuhan, kita dapat “menghilangkan segala keraguan” tentang fakta dan realita keselamatan kita.

Tentang orang-orang yang percaya kepada-Nya, Yesus sendiri mengatakan, “Dan Aku memberikan hidup yang kekal kepada mereka dan mereka pasti tidak akan binasa sampai selama-lamanya dan seorangpun tidak akan merebut mereka dari tangan-Ku. Bapa-Ku, yang memberikan mereka kepada-Ku, lebih besar dari pada siapapun, dan seorangpun tidak dapat merebut mereka dari tangan Bapa” (Yoh. 10:28-29). Sekali lagi di sini ditekankan kata “kekal.” Kekal adalah – kekal. Tidak seorangpun, termasuk diri kita sendiri, yang dapat merebut dan mengambil karunia keselamatan yang diberikan oleh Allah di dalam Kristus dari kita.

Kita tahu bahwa kita memiliki hidup yang kekal karena Allah yang mengatakannya. Firman Allah berkata bahwa kita memiliki hidup yang kekal jika kita menerima Kristus sebagai penyelemat kita. “Semuanya itu kutuliskan kepada kamu, supaya kamu yang percaya kepada nama Anak Allah, tahu, bahwa kamu memiliki hidup yang kekal” (1Yoh. 5:13). 

Kita tahu bahwa kita memiliki hidup yang kekal karena perubahan telah mengambil tempat dalan hidup kita sejak kita menjadi Kristen. “Jadi siapa yang ada di dalam Kristus dia adalah ciptaan baru; yang lama sudah berlalu, yang baru sudah datang!” (2Kor. 5:17).  Ini mungkin hanyalah perubahan kecil. Untuk pertama kali mungkin tidak terlihat oleh orang lain. Namun ayat ini mengatakan kepada kita bahwa secara kedudukan kita sudah jadi orang yang baru ketika kita menerima Kristus dan perubahan dalam hidup kita tidak dapat kita elakkan.

Kita tahu bahwa kita memiliki hidup yang kekal karena kita bersedia membagi Kristus dengan orang lain. “Sebab aku mempunyai keyakinan yang kokoh dalam Injil, karena Injil adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan setiap orang yang percaya, pertama-tama orang Yahudi, tetapi juga orang Yunani” (Rm. 1:16). 

Kita tahu kita telah menerima hidup yang kekal karena kita mau hidup beribadah. “Karena kasih karunia Allah yang menyelamatkan semua manusia sudah nyata. Ia mendidik kita supaya kita meninggalkan kefasikan dan keinginan-keinginan duniawi dan supaya kita hidup bijaksana, adil dan beribadah dalam dunia sekarang ini…” (Tit. 2:11-12). Karena itu, milikilah Yeses selama kita hidup. (rsnh)

Selamat berkarya untuk TUHAN 

Renungan hari ini: JANGAN MALU BERSAKSI

Renungan hari ini:

JANGAN MALU BERSAKSI



2 Timotius 1:8 (TB) "Jadi janganlah malu bersaksi tentang Tuhan kita dan janganlah malu karena aku, seorang hukuman karena Dia, melainkan ikutlah menderita bagi Injil-Nya oleh kekuatan Allah"

2 Timothy 1:8 (NET) "So do not be ashamed of the testimony about our Lord or of me, a prisoner for his sake, but by God’s power accept your share of suffering for the gospel”

Bersaksi bukan pilihan. Bersaksi adalah kewajiban dan keharusan! Bersaksi tentang Tuhan kita Yesus Kristus harus kita lakukan setiap saat. Apakah kesaksian kita akan diterima atau ditolak, itu adalah urusan masing-masing pribadi dengan Tuhan.

Paulus memberikan nasihat kepada Timotius agar “Jangan malu bersaksi tentang Tuhan kita!” Paulus menulis kata-kata ini kepada Timotius, dari penjara di Roma, dan dia kuatir. Kekuatirannya bukan tentang dirinya sendiri, meskipun dia punya banyak alasan untuk melakukan itu. Dia prihatin  dan kuatir tentang tugas panggilan Timotius. Paulus memanggilnya "anakku yang kekasih". Mereka memiliki hubungan khusus. Paulus adalah bapa rohani dari Timotius, karena melalui dia, Timotius mengenal Tuhan Yesus.  
  
Dia mengatakan: "Kamu, Timotius, harus menjaga agar api tetap berkobar, api tetap menyala, yang merupakan pemberian Allah yang telah kamu terima." Kasih karunia Allah itu seperti api. Itu membakar dari dalam diri kita. Itu adalah pemberian  Roh Kudus. Dan Timotius memiliki tanggung jawab untuk tidak membiarkan api itu padam. Timotius harus berusaha agar api itu tetap menyala. 

Kendala utama yang menjadi penghalang orang untuk bersaksi adalah rasa malu! Rupanya pada satu titik, Timotius pun diliputi rasa malu, yang mengakibatkan semangatnya (untuk bersaksi, untuk melayani) menjadi kendor/lesu. Mengapa ia merasa malu? Penyebabnya ternyata ialah karena Paulus, bapa rohaninya saat itu ada dalam penjara (ay. 8). “Jadi janganlah malu bersaksi tentang Tuhan kita dan janganlah malu karena aku, seorang hukuman karena Dia, melainkan ikutlah menderita bagi Injil-Nya oleh kekuatan Allah.”

Sebagai orang yang telah dibenarkan oleh Tuhan, kita harus memiliki pikiran dan perasaan sama yang terdapat di dalam Kristus Yesus (Flp. 2:5). Tuhan memperlengkapi kita dengan kuasa, yaitu Roh yang membangkitkan kekuatan, kasih, dan pikiran yang tenang. Untuk apa? Untuk menjadi saksi bagiNya di manapun kita ada.

Alkitab mencatat, ada begitu banyak orang bagai awan yang mengelilingi kita dan memperhatikan setiap gerak dan langkah kita. “Karena kita mempunyai banyak saksi, bagaikan awan yang mengelilingi kita, marilah kita menanggalkan semua beban dan dosa yang begitu merintangi kita, dan berlomba dengan tekun dalam perlombaan yang diwajibkan bagi kita. Marilah kita melakukannya dengan mata yang tertuju kepada Yesus, yang memimpin kita dalam iman, dan yang membawa iman kita itu kepada kesempurnaan…” (Ibr. 12:1-2).

Apakah ucapan, perilaku, tindakan kita sudah mencerminkan Kristus yang ada dalam kita? Tuhan menghendaki setiap kita untuk bersaksi! Fokuskan pandangan kita hanya kepada Yesus. Jangan berpaling ke kiri atau kanan. Jangan pula ijinkan Iblis mengelabui dan mengacaukan pikiranmu, hingga kita malu dan tidak berani bersaksi atau mengakui Yesus sebagai Juruselamatmu.  Karena itu, janganlah malu bersaksi tentang Yesus Kristus. Tuhan kiranya menolong setiap kita untuk tidak malu bersaksi. (rsnh)

Selamat berkarya untuk TUHAN

Renungan hari ini: “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH” (Daniel 3:3)

  Renungan hari ini:    “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH”   Daniel 3:3 (TB2) "Lalu berkumpullah para wakil raja, para penguasa, para bupa...