Sabtu, 01 Agustus 2020

Kotbah Minggu 8 Setelah Trinitatis Minggu, 02 Agustus 2020 "MELAWAN SUAP DAN KORUPSI”

Minggu, 02 Agustus 2020

"MELAWAN SUAP DAN KORUPSI”
Kotbah: Keluaran 23:1-9   Bacaan: Kisah 5:1-11



Minggu ini kita akan memasuki Minggu kedelapan setelah Trinitatis. Dalam Minggu ini kita akan membahas tema “Melawan Suap dan Korupsi”.  Suap adalah suatu usaha atau tindakan yang dilakukan pihak tertentu melalui cara-cara yang tidak benar untuk mencapai tujuan-tujuan yang dianggap lebih menguntungkan atau memudahkan. Suap sifatnya selalu "menguntungkan” pihak tertentu tetapi merugikan kepentingan orang lain. Suap disebut dengan istilah "sogok"atau "uang pelicin". 

Namun, suap tidak terbatas hanya pada uang, tetapi dapat berbentuk mobil, tanah, perhiasan, rumah, makanan dan minuman, emas, batu mulia, saham, dan lain sebagainya. Suap telah menjadi masalah yang serius dan kompleks. Suap berakar dan bercabang di seluruh masyarakat, baik di organisasi yang berorientasi keagamaan maupun sekuler.  

Dalam arti luas, suap mencakup praktik penyalahgunaan kekuasaan dan pengaruh. Sungguh memprihatinkan bahwa suap juga terjadi di masyarakat yang religius, hal ini terjadi karena ajaran agama yang keliru dihayati. Suap adalah "penyakit" yang ditimbulkan oleh pemisahan ajaran agama dari perilaku keseharian manusia.  

Memang, suap bisa saja dilakukan semua orang, baik yang beragama maupun yang tidak beragama, tetapi ajaran-ajaran agama dengan jelas mengajarkan moralitas yang baik, dengan jelas pula mengharamkan praktik-praktik suap dan sejenisnya.

Allah Menentang Suap. Keluaran 23:8 dengan tegas melarang praktik suap dan menggarisbawahi dua akibat dari suap, yaitu "membuat buta mata orang-orang yang melihat" dan "memutarbalikkan perkara orang-orang yang benar".Tampaknya, larangan mempraktikkan suap merupakan tema penting dalam Alkitab. 

Secara etis teologis Allah mengingatkan dan memberikan peringatan bahwa sikap suap akan merusak tatanan moral yang baik dalam masyarakat. Misalnya Ulangan 16:19 menyatakan "Janganlah memutarbalikkan keadilan, janganlah memandang bulu dan janganlah menerima suap, sebab suap membuat buta mata orang-orang bijaksana dan memutarbalikkan perkataan orang-orang yang benar".  

Allah tidak hanya melarang tetapi Alkitab menunjukkan bahwa Allah itu anti suap, sebagaimana yang dinyatakan dalam Ulangan 10:17, "Sebab TUHAN, Allahmulah Allah segala allah dan Tuhan segala tuhan, Allah yang besar, kuat dan dahsyat, yang tidak memandang bulu ataupun menerima suap". Dan, Allah akan menghukum orang yang melakukan suap (Ayb. 15:34b).

Mengapa orang melakukan suap? Jika Allah begitu melarang praktik suap, lalu apa yang menyebabkan orang melakukan suap? Setidaknya ada dua alasan yang dapat diamati, yaitu: 
Pertama, keinginan untuk menjadi kaya dan memperoleh keuntungan yang besar dalam sekejap. Inilah yang pernah terjadi di Israel, di mana Yoel dan Abia, anak-anak Samuel, ".. tidak hidup seperti ayahnya; mereka mengejar laba, menerima suap dan memutarbalikkan keadilan" (1 Sam. 8:3). 

Banyak orang ingin cepat kaya dan memiliki banyak harta benda, seperti rumah besar, mobil, dan perabot, serta pakaian mewah, dan lain sebagainya. Keinginan ini mendorong mereka untuk melakukan praktik suap.

Kedua, kebiasaan atau gaya hidup yang salah dalam sebuah masyarakat. Hal ini dapat disebut sebagai "budaya suap". Seseorang yang sejak lahir, balita, remaja dan dewasa bertumbuh dalam situasi masyarakat yang mempraktekkan suap sebagai hal yang biasa tidak lagi merasa bahwa suap adalah sesuatu yang tidak benar. Dengan kata lain, suap tidaklah suatu dosa. (Bnd. Mik. 3:11; 7:3).

Paulus menyingkapkan bahwa "cinta uang" adalah motivasi di balik keinginan untuk menjadi kaya dengan menghalalkan segala cara, termasuk melalui praktik suap. Paulus mengingatkan, "Tetapi mereka yang ingin kaya terjatuh ke dalam pencobaan, ke dalam jerat dan ke dalam berbagai-bagai nafsu yang hampa dan yang mencelakakan, yang menenggelamkan manusia ke dalam keruntuhan dan kebinasaan. Karena itu, hindarilah hidup kita dari tindaka suap karena itu tidak berkenan bagi TUHAN. (rsnh) 


Selamat beribadah dan menikmati lawatan TUHAN

Renungan hari ini: “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH” (Daniel 3:3)

  Renungan hari ini:    “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH”   Daniel 3:3 (TB2) "Lalu berkumpullah para wakil raja, para penguasa, para bupa...