Sabtu, 10 Desember 2022

KOTBAH MINGGU ADVENT III Minggu, 11 Desember 2022 “BERSERU DAN BERSORAK-SORAKLAH MENANTIKAN TUHAN” (Yesaya 12:1-6 )

 KOTBAH MINGGU ADVENT III

Minggu, 11 Desember 2022

 

“BERSERU DAN BERSORAK-SORAKLAH MENANTIKAN TUHAN”

Kotbah: Yesaya 12:1-6          Bacaan: Filipi 2:11-18


 

Saat ini kita memasuki Minggu Adent III. Dalam Minggu ini kita akan merenungkan tema “Berseru dan Bersorak-soraklah Menantikan TUHAN”.  Minggu Adven ketiga sering disebut Minggu Gaudete. Kata Latin Gaudete artinya bersukacitalah. Dalam Minggu ini penulis Kitab Yesaya mengajak kita untuk “Berseru dan bersorak-sorak” sambil menanti kedatangan TUHAN kali kedua ke bumi ini.

 

Berkaitan dengan ini, kita perlu menyadari bahwa manusia harus selalu “Berseru dan bersorak-sorak” bagi Tuhan sebab perbuatan Tuhan yang sungguh mulia di dalam hidup kita sehari-hari. Mengapa kita harus “Berseru dan bersorak-sorak” bagi TUHAN?

 

Pertama, karena murka TUHAN telah surut terhadap kita dan bahkan TUHAN menghibur kita (ay. 1).  Allah sering murka terhadap kita atas segala tingkah laku kita yang tidak berkenan kepada-Nya. Setiap hari kita melakukan hal-hal yang bertentangan dengan kehendak TUHAN. Tetapi TUHAN tidak membalaskan segala kejahatan yang kita lakukan itu kepada kita, melainkan TUHAN memberikan kesempatan untuk bertobat dan memperbaiki diri. Tuhan bahkan memberikan penghiburan dan penguatan kepada kita agar kita mau meninggalkan perbuatan jahat kita itu.

 

Kedua, karena TUHAN adalah kekuatan dan keselamatan kita (ay. 2). Walau kita telah banyak melakukan kejahatan dan dosa di hadapan Allah, tetapi Allah tetap memberikan keselamatan dan kekuatan-Nya kepada kita. Allah tidak mau melihat kita mati dalam keberdosaan, melainkan Allah lebih menyukai hidup kita kembali kepada jalan yang benar. Allah tidak mau melihat manusia mati binasa tetapi Allah ingin manusia itu selamat dan memperoleh kehidupan yang kekal.

 

Ketiga, karena kita akan menimba air dengan kegirangan dari mata air keselamatan (ay. 3). Hidup kita yang dipenuhi dengan air mata akan dibuahkan TUHAN menjadi mata air keselamatan dan kehidupan. Orang yang menanam dengan isak tangis, orang yang berjuang dengan keringat, akan menuai dan menimba air keberhasilan dan kemenangan. Air mata tidak selamanya menjadi kesedihan tetapi ari mata akan berubah menjadi mata air kehidupan yang menggembirakan.

 

Keempat, karena perbuatan TUHAN tinggi luhur dan mulia (ay. 4-5). Tidak ada Allah setinggi dan semulia Allah Israel. Perbuatan-Nya sungguh mulia sebab Dia telah menyelamatkan kita dan memberikan kita kehidupan yang kekal. Perbuatan-perbuatan Allah dalam dunia inilah yang menjadi dasar iman, pujian dan kesaksian umatNya dahulu dan sekarang. Juga menjadi dasar dari harapan kita. Kita percaya bahwa Allah yang bertindak dahulu membebaskan umatNya dari Mesir dan Babel akan selalu membebaskan umatNya dimana saja dari perhambaan apa pun. Sebab itu kenangan dan kepercayaan kepada perbuatan Allah di masa lalu itu adalah modal dan bekal hidup kita sekarang dan bergerak ke masa depan. Namun Allah tidak hanya bertindak dalam sejarah universal atau sejarah manusia secara luas. Dia juga bertindak dan melakukan perbuatan-perbuatan besar dalam sejarah kehidupan keluarga dan pribadi kita. Dia menolong kakek-nenek kita serta ayah-ibu kita dahulu, dan kita percaya serta mengalami Dia menolong kita sekarang, dan bahkan akan menolong anak-anak kita esok. Sebab itulah kita tidak henti-hentinya memuji nama TUHAN. Sebab namaNya besar, tinggi, luhur dan mulia

 

Kelima, karena Allah itu agung di tengah-tengah kita (ay. 6).  Mengagungkan Tuhan adalah terutama suatu sifat perasaan yang timbul dalam jiwa waktu manusia sungguh-sungguh merenungkan dan menyadari siapakah Tuhan. Berhadapan dengan kesempurnaan sifat-sifat
Tuhan itu, jiwa manusia merendahkan diri. Jiwa yang demikian berusaha untuk melampaui batas-batas dan ikatan-ikatan barang duniawi, sampai diperkenankan masuk ke hadirat Tuhan yang paling intim. Jadi, mengagungkan Tuhan berarti bahwa si penyembah menyadari kerendahannya sendiri di hadapan Tuhan. Menghayati keagungan Tuhan, tidak lepas dari cara kita menghayati kebesaran Tuhan dalam hidup kita. Tuhan adalah Raja yang patut kita hormati, karena kehidupan yang kita jalani adalah anugerah-Nya. Dia adalah Raja dalam kehidupan kita, Ia telah hadir dan telah memberitakan keadilan-Nya di muka bumi ini. 

 

RENUNGAN

 

Apa yang hendak kita renungkan pada Minggu Advent III ini?

 

Pertama, tetaplah bersyukur dan belajarlah (ay. 1-3). Tuhan mengizinkan sesuatu terjadi dalam hidup kita untuk mendidik kita. Oleh karena itu belajar dan bersyukurlah. Terkadang Tuhan juga mengizinkan kita atau memakai hidup kita untuk mendidik orang lain. Contohnya seperti Ayub, walau benar. Ayub tetap diizinkan Tuhan mengalami hal yang bukan dosanya. Jaga hati untuk tetap bersyukur (ay. 2). Kita harus tetap mempertahankan sikap syukur kita setiap saat. Baik suka maupun duka. Karena memang selayaknya kita bersyukur pada Tuhan. Dan Tuhan layak menerima ucapan syukur kita. Karena Tuhan sudah sangat baik dalam kehidupan kita. Tuhan berjanji akan memberi sukacita bagi orang yang bersyukur (ay. 3). Dengan membaca kisah bangsa Israel yang dibebaskan Tuhan dari raja Asyur. Dan Tuhan menyelamatkan bangsa dan umat-Nya yang dipilih-Nya sendiri. Kita juga patut bersyukur. Sebab kita, juga telah di selamatkan dengan pengorbanan-Nya yang mahal.

Kedua, jadilah saksi Tuhan (ay. 4-5). Tuhan telah memberikan kita banyak hal dalam hidup kita. Salah satunya adalah nafas hidup. Dan inilah yang paling penting. Tanpa adanya nafas, kita tidaklah akan bisa melakukan apapun. Oleh karena itu, kita seharusnya menceritakan pengalaman kita bersama Tuhan. Agar orang lain juga turut mengenal dan merasakan kebaikan Tuhan yang telah diterimanya. Sehingga kamu dikatakan sebagai hamba yang baik saat perjamuan nanti di sorga. Karena anda turut mengusahakan amanat agung dari Tuhan. Yakni menjadi saksi-Nya. Pujilah Tuhan dan Ceritakan tentang kebaikan Tuhan pada orang di sekitar kita (ay. 5). Salah satu ungkapan syukur kita yang nyata adalah menceritakan kebaikan Tuhan agar orang lain bisa ingin berkenalan dengan Tuhan Yesus dan dari situlah akan timbul iman. Dan akan saling menguatkanlah kita di dalam Tuhan.

 

Ketiga, rasakan kegirangan dengan sorak-sorai (ay. 6). Sepantasnya kita bersorak-sorai kegirangan karena kita tau, kita diselamatkan. Dan Tuhan yang telah menyelamatkan kita, meminta kita turut memberitahukan kepada orang yang masih tertidur pulas dalam kurungannya. Agar mereka tau, Tuhan telah menyelamatkan mereka. Sehingga mereka juga turut dalam kegirangan kita bersama Tuhan. Oleh karena itu, marilah kita bersorak-sorai seperti puteri-puteri Yerusalem yang telah menyaksikan kemuliaan Allah yang adalah Raja hidup ini. Amin!

 

Selamat Merayakan Advent III!

Renungan hari ini: “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH” (Daniel 3:3)

  Renungan hari ini:    “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH”   Daniel 3:3 (TB2) "Lalu berkumpullah para wakil raja, para penguasa, para bupa...