Senin, 08 Februari 2021

Renungan hari ini: “SAUDARAKU YANG PALING HINA” (Matius 25:40)

 Renungan hari ini:

 

“SAUDARAKU YANG PALING HINA”




 

Matius 25:40 (TB)  Dan Raja itu akan menjawab mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku"

 

Matthew 25:40 (NET)  And the king will answer them, "I tell you the truth, just as you did it for one of the least of these brothers or sisters of mine, you did it for me"

 

Menolong orang yang sepadan dengan kita itu biasa sebab mereka juga akan membalas kebaikan itu pada kita. Apalagi menolog orang kaya itu enak karena mereka pun akan segera membalasnya. Tetapi menolong orang yang paling hina adalah perbuatan yang mulia sebab mereka kesulitan membalas budi baik kita.

 

Ungkapan “saudara-Ku yang paling hina” umumnya dipakai Matius untuk menunjuk jemaat Kristen, sedangkan “semua bangsa” menunjuk pada semua orang non-Kristen. Pertanyaan pokok yang mau dijawab Matius adalah: “Apa yang akan dilakukan Allah terhadap mereka yang berada di luar jemaat Kristen?” Kriteria bagi mereka saat pengadilan terakhir adalah bagaimana mereka memperlakukan pengikut Kristus yang menderita dan membutuhkan bantuan, khususnya para pengkotbah atau misionaris yang berkeliling mewartakan Injil. Lebih lagi di sini Yesus menyamakan diri-Nya dengan “mereka yang paling kecil.” Hal yang sama Dia katakan saat pertobatan Saulus di jalan menuju Damaskus. Menganiaya jemaat sama dengan menganiaya Tuhan! 

 

Dengan perumpamaan ini, kita semua terhibur dan mendapat wawasan baru. Di dunia ini tidak semua orang membenci kita. Ada banyak sekali yang baik budi dan mengasihi kita. Tuhan pasti tidak akan melupakan mereka yang berbuat baik kepada umat-Nya. Di lain pihak, para pembenci dan penganiaya jemaat akan mendapat penghakiman yang setimpal. Kalau keadilan tidak ditegakkan di dunia ini, masih ada sang Hakim Agung yang akan mengadili mereka. 

 

Tentu saja perumpamaan ini tetap mempunyai pesan universal. Di akhir zaman akan ada pemisahan. Ini mengejutkan semua pihak, baik yang di kiri maupun yang di kanan. Gaya khas sastra apokaliptik memang demikian: pengenalan utuh akan Anak Manusia baru terjadi pada akhir zaman. Di mana Dia “bersembunyi” selama ini? Ternyata Ia dapat dijumpai dalam kesederhanaan dan kelemahan. Itu sebabnya banyak orang tidak melihat-Nya, sebab Dia biasanya lebih sering dikaitkan dengan semua yang serba maha: mahabesar, mahamulia, mahakuasa, dan sebagainya. 

 

Wawasan kita akan Kristus dengan ini semakin diperkaya. Kristus, sang Raja Mulia, baru akan kita temui nanti di akhir zaman, saat Ia tampil sebagai Hakim. Untuk saat sekarang ini, Ia berkenan dijumpai dalam diri orang-orang kecil dan sederhana, yakni mereka yang lapar, haus, telanjang, dalam penjara, dan sebagainya.

 

Kita juga belajar bahwa kasih tidak pernah anonim. Ia selalu punya nama, meskipun tidak tampak. Kasih selalu berarti berpartisipasi dalam kasih Kristus, entah disadari atau tidak, entah diakui atau tidak. Di mana saja kasih dijalankan, di situlah kasih Kristus terwujud, tidak peduli bendera dan agama si pelaku. Kasih Kristus dapat terwujud melampaui batas-batas agama, suku, dan bahasa.

 

Apa makna inspirasi dari melakukan segala sesuatu kepada orang paling hina? Pertama, segala sesuatu yang kita lakukan untuk sesama kita yang paling hina sekalipun, ternyata hal itu kita lakukan bagi Tuhan. Hal yang sama berlaku sebaliknya. Bahasa hariannya, tidak ada satu pun kebaikan, sekecil apa pun yang kita lakukan, yang sia-sia.

 

Kedua, inspirasi perbuatan baik itu sederhana saja. Memberi makan, minuman, pakaian, sapaan, kunjungan, dan keramahan kepada sesama itulah inspirasi perbuatan baik kita.

 

Ketiga, kalau demikian, semoga kita pun termotivasi untuk melakukan kebaikan kepada sesama dan tidak berlaku semena-mena kepada orang lain, terutama yang paling hina. Sebab, segala sesuatu yang kita buat bagi mereka, ternyata tertuju bagi Tuhan Yang Maha Kuasa. Karena itu, lakukanlah segala kebaikan dengan setulus hati kepada semua orang tanpa pilih bulu. (rsnh)

 

Selamat berkarya untuk TUHAN

Renungan hari ini: “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH” (Daniel 3:3)

  Renungan hari ini:    “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH”   Daniel 3:3 (TB2) "Lalu berkumpullah para wakil raja, para penguasa, para bupa...