Sabtu, 03 Desember 2022

KOTBAH MINGGU ADVENT II Minggu, 04 Desember 2022 “MEMILIH APA YANG BAIK MENJELANG HARI KRISTUS” ( Filipi 1:3-11)

 KOTBAH MINGGU ADVENT II

Minggu, 04 Desember 2022

 

“MEMILIH APA YANG BAIK MENJELANG HARI KRISTUS”

Kotbah: Filipi 1:3-11        Bacaan: Mazmur 24:1-10



Minggu ini kita memasuki Minggu Advent II. Tema yang akan kita renungkan adalah Memilih Apa yang Baik Menjelang Hari Kristus”.  Memilih yang baik itu tidak cukup hanya melihat dari luar, tetapi membutuhkan pembelajaran yang terus menerus. Pengalaman hidup berperan penting dalam menghasilkan keputusan yang tepat. Orang yang tidak pernah mendapatkan pengalaman yang cukup, serta orang yang tidak pernah mau belajar dari pengalaman hidupnya, tidak akan pernah bisa memiliki kemampuan untuk memilih yang baik.

 

Perikop kotbah Minggu ini berbicara tentang harapan Paulus kepada jemaat di Filipi. Paulus menginginkan agar jemaat Filipi dapat memilih yang baik (ay. 10a). Memilih yang baik di sini adalah memilih hal-hal yang benar, sehingga mereka dapat semakin kudus, suci, dan tak bercacat menjelang kedatangan Kristus yang kedua kali (ay. 10b).Tentu saja tidak mudah bagi jemaat Filipi untuk dapat memilih yang baik, karena definisi “baik” tersebut bisa diartikan macam-macam.

 

Penulis kitab Filipi memberikan gambaran yang jelas tentang hal-hal apa saja yang baik itu. Segala sesuatu yang baik itu berasal dari Allah. Mulai dari penciptaan langit dan bumi, Tuhan menciptakan segala sesuatunya dengan baik, bahkan sangat baik. Segala sesuatu yang baik itu pasti datangnya dari atas, yaitu dari Tuhan (Yak. 1:17). Oleh karena itu, segala sesuatu yang baik, yang harus kita pilih, adalah hal-hal dan perkara-perkara surgawi.

 

Timbul pertanyaan bagi kita sekarang, bagaimanakah cara kita untuk memilih yang baik? Berdasarkan perikope ini kita belajar ada beberapa cara agar kita mampu memilih yang baik, yakni:

 

Pertama, kita butuh topangan doa orang-orang kudus (ay. 4, 9a). Rasul Paulus berdoa untuk jemaat Filipi (juga kita) karena dia percaya mereka perlu topangan doa agar dapat memilih yang baik. Sungguh, kita memerlukan dukungan doa dari orang-orang di sekitar kita dan Paulus menyadari pentingnya doa itu. Setiap dari kita – anak, pemuda/i, orang tua – membutuhkan doa untuk dapat memilih yang baik. Ada orang berdoa untuk kita dan kita juga berdoa bagi mereka walau kita mungkin tidak mengenal mereka secara pribadi. Rasul Paulus mendoakan jemaat di Efesus tetapi dia juga minta didoakan oleh mereka (Ef. 6:18-19). Dengan kata lain, kita harus saling mendoakan supaya kita dapat memilih yang baik dalam hidup kita. Contoh: seorang ibu St. Monika terus menerus mendoakan anaknya Agustinus yang sangat nakal agar berubah dan jawabannya dikabulkan (walau makan waktu selama 20 tahun), anaknya menjadi salah seorang Bapa Gereja. Terbukti Roh Kudus menolong kita untuk mewujudkan sesuatu yang sulit dan mustahil terjadi. Kita patut bersyukur adanya topangan doa dari orang-orang kudus di tengah-tengah kegalauan dan tantangan yang kita hadapi.

 

 

Kedua, kita harus memiliki kasih dalam pengetahuan dan pengertian (ay. 9b). Untuk mampu memilih yang baik, kita harus memiliki kasih dalam pengetahuan dan pengertian. Rasul Paulus berdoa agar kasih jemaat Filipi makin melimpah dalam pengetahuan yang benar dan dalam segala macam pengertian, pola pikir, persepsi, cara pandang yang tajam. Untuk dapat memilih yang baik, kita harus mempunyai cara pandang yang baik dan ini hanya diperoleh di dalam kebenaran Firman Tuhan sebab pikiran kita dipengaruhi oleh banyak hal. Oleh sebab itu kita harus mempunyai pikiran Kristus dan cara pandang kita harus seturut dengan pola pikir Kristus untuk diubah makin serupa dengan pikiran-Nya sehingga kita dapat memilih yang baik, berani dan mampu memilih yang baik dan tetap kukuh terhadap apa yang baik.

 

Pertanyaa selanjutnya adalah mengapa kita harus memilih yang baik? Tentu jika kita mau memilih yang baik pastilah ada manfaat dan faedahnya bagi kita, seperti:

 

Pertama, supaya hidup kita kudus dan tak bercacat menjelang hari Kristus (ay. 10b). Kita tidak akan mampu memilih apa yang baik kalau kita tidak memiliki pengetahuan yang baik tentang Tuhan, tidak mengetahui apa maunya Tuhan, tidak memiliki pemikiran tajam yang sudah diubahkan sehingga dapat memilah mana yang baik dan mana yang jahat (bnd. Ibr. 5:14) bukan pikiran tumpul karena pengaruh ilah zaman ini (2 Kor. 3:14). Rasul Paulus mengingatkan jemaat Roma untuk mengalami pembaruan budi (mind = pikiran) supaya dapat membedakan mana kehendak Allah, apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna (Rm. 12:2).

 

Agar kita suci dan tidak bercacat, pilihan-pilihan kita harus benar karena pilihan akan memengaruhi kehidupan kita. Contoh: kalau kita salah memilih (ukuran dan warna) baju, akibatnya tidak pas di badan dan tidak sedap dipandang mata; kalau memilih pekerjaan yang tampak menjanjikan tetapi menjauhkan kita dari Tuhan, pertimbangkan lagi baik-baik. Kalau kita salah memilih pasangan hidup (yang tidak membawa kita dekat kepada Tuhan), kita akan menyesal seumur hidup karena tidak ada pilihan kedua sesuai dengan perintah Tuhan. Lebih lanjut, kalau kita salah memilih Tuhan, penyesalan akan berlangsung selama-lamanya alias kekal. Jadi jelas bahwa pilihan kita sangat mempengaruhi kehidupan kita, itu sebabnya Rasul Paulus mengingatkan agar kita memilih yang baik supaya kita suci dan tidak bercacat menjelang kedatangan Tuhan.

 

Kedua, supaya kita penuh dengan buah kebenaran yang dikerjakan oleh Yesus Kristus (ay. 11). Selain kehidupan suci, tujuan kita memilih hal yang baik ialah supaya kita makin dipenuhi dengan buah kebenaran yang dikerjakan oleh Yesus Kristus. Jelas, kebenaran dalam hidup kita sesungguhnya bukan dari kita tetapi Kristuslah yang mengerjakannya. Bila hati kita penuh dengan kebenaran, yang keluar juga buah-buah kebenaran. Jujur kita sering berpikiran negatif, perkataan kita menyakitkan dan melemahkan orang, sikap dan perbuatan kita menjadi sandungan orang banyak. Bukankah dari hati timbul segala pikiran jahat dan najis (Mat. 15:19-20)? Oleh sebab itu Yesus mengatakan kepada orang Farisi bahwa dari buahnya pohon itu dikenal (Mat. 12:33-35). Kehidupan kita harus dipenuhi dengan buah kebenaran yang diperoleh bila kita tetap dalam pilihan yang baik. Kita beroleh buah Roh Kudus yang dikerjakan oleh Roh Kudus (Gal. 5:22-23) dan buah kasih yang dikerjakan oleh Kristus. Bila ada buah kebenaran dalam kehidupan kita, kita menghadapi masalah dengan sukacita dan syukur bukan dengan kata-kata kotor dan kasar penuh umpatan. Biasakan mengeluarkan tutur kata benar, yang membangun dan memberikan semangat kepada orang lain!

 

Pertanyaan kita yang terakhir adalah hal baik apa yang harus kita lakukan dalam menjelang hari kedatang Yesus Kristus kali kedua? Ada beberapa hal yang baik yang harus kita lakukan menjelang hari Kristus, yakni:

 

Pertama, kita harus memberitakan Injil Kristus (ay. 5). Tuhan tidak bersikap otoriter terhadap kita. Ia memberikan kita kebebasan untuk memilih beserta konsekuensi dari pilihan kita. Allah memberikan Adam dan Hawa kebebasan untuk makan buah dari semua pohon di Taman Eden kecuali buah dari pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat (Kej. 2:16-17). Mereka bebas memilih dan mereka ironisnya memilih melanggar perintah Allah dengan memakan buah terlarang; konsekuensinya, mereka mati. Kita harus memilih berita Injil Kristus dengan konsekuensi meskipun menghadapi kesulitan, aniaya, bahkan penjara seperti dialami oleh Rasul Paulus.

 

Kedua, kita harus menjadikan diri kita suci pada Hari Kristus ( ay. 10b). "... supaya kamu suci dan tak bercacat menjelang hari Kristus, ..." Hari Kristus Yesus adalah masa ketika Tuhan Yesus datang di awan-awan untuk menjemput jemaat-Nya (Yoh. 14:3), yang diikuti dengan pengadilan Tahta Kristus bagi orang percaya (2 Kor. 5:10) dan pemberian pahala/mahkota. TUHAN menghendaki jemaat-Nya kedapatan suci dan tak bercacat ketika Dia datang. 

Ø  Tak bercacat (Yun. heilikrines = tembikar yang sempurna tak terlihat retak tertutupi lilin yang meleleh ketika kena terik matahari) murni, tidak munafik (=menutupi ketidakbenaran dengan "kebenaran" agar terlihat jadi orang benar).

Ø  Suci (Yun. aproskopos = mulus, rata, tak ada sandungan) berarti " tidak ada tuduhan bersalah dari hati nurani karena adanya kelemahan yang disimpan/ditutupi sehingga menjadi sandungan bagi diri sendiri di hadapan Tuhan)

Ø  Kualitas tak bercacat (heilikrines) dan suci (apokropos) di hadapan terang Kristus ini hanya bisa terjadi karena memang kita telah terbiasa melakukan pilihan yang benar dalam praktek hidup sehari-hari sebagai akibat adanya epignosis dan aisthesis itu.

 

Ketiga, kita harus mampu menghasilkan buah Kebenaran untuk Kemuliaan TUHAN (ay. 11). ".. penuh dengan buah kebenaran yang dikerjakan oleh Yesus Kristus untuk memuliakan dan memuji Allah." Setiap murid Kristus Tuhan dipanggil dan dipilih untuk menghasilkan buah-buah kebenaran. 

 

Ø  Firman Tuhan, "Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap, supaya apa yang kamu minta kepada Bapa dalam nama-Ku, diberikan-Nya kepadamu. (Yoh. 15:16)

Ø  Buah kebenaran bisa berupa karakter yang baik (Gal. 5:21-22); persembahan bagi hamba Tuhan dan pekerjaan pelayanan (Fil. 4:17), jiwa-jiwa dilayani (1Kor 9:1), buah bibir yang memuliakan Tuhan berupa persembahan korban syukur (Ibr. 13:15).

Ø  Hidup berbuah adalah cara yang Tuhan tetapkan untuk mempermuliahan nama-Nya. Firman-Nya, "Dalam hal inilah Bapa-Ku dipermuliakan, yaitu jika kamu berbuah banyak dan dengan demikian kamu adalah murid-murid-Ku." (Yoh 15:8).

Ø  Kehidupan Kristen yang berbuahkan kebenaran bisa terjadi karena memiliki karunia Tuhan epignosis dan aisthesis. 

 

Keempat, kita harus bersedia menanggung konsekuensi (ay. 13-15, 20-21, 27-30). Sekali Rasul Paulus memilih Kristus, ia tidak pernah mundur dari pilihannya. Dengan memilih Injil yang benar dan demi Kristus, ia rela dipenjara. Heran, justru melalui pemenjaraannya, Injil makin tersebar bahkan sampai ke istana.

 

Perhatikan, setiap pilihan (baik) pasti ada konsekuensinya; ada hal yang harus kita bayar – lepaskan atau batasi dalam hidup kita. Rasul Paulus membuktikan bahwa pilihannya benar dan dia tetap pada pilihan itu serta tidak malu akan pilihannya (ay. 20). Ia begitu konsisten dengan pilihannya dan berkomitmen hidupnya hanya untuk Kristus baik hidup maupun mati. Rasul Paulus menegaskan supaya kita berjuang untuk iman yang timbul dari Berita Injil (ay. 27). Sudahkah kita rutin membaca Alkitab? Jujur, diperlukan perjuangan untuk membaca Alkitab setiap hari.

 

Ketika kita sudah menentukan pilihan, kita harus siap bergumul dengan pilihan yang sudah kita putuskan. Yesus mengatakan kepada para murid-Nya, “Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku.” (Mat. 16:24) Jadi, kalau kita mau menjadi murid Kristus, kita harus berani menyangkal diri dan memikul salib. Kita harus hidup berpadanan dengan Injil artinya hidup kita harus sesuai dengan Injil yang kita percayai dan sepadan dengan Kristus bukan sepadan dengan dunia.

 

RENUNGAN

 

Apa yang hendak kita renungkan dalam Merayakan Adven II ini?

 

Pertama, marilah kita menentukan pilihan yang baik dan berjalan dengan pilihan kita. Jangan mundur dan gentar melainkan berjuang untuk iman yang teguh apa pun konsekuensinya! Dengan hidup kudus, kita berbuahkan kebenaran juga bersedia menanggung derita demi Kristus hingga kesudahannya kita menerima keselamatan penuh saat Ia datang kembali. 

 

Kedua, marilah saling mendukung dalam doa agar kita mampu melakukan hal baik menjelang hari Kristus. Kita harus mengingat dan berdoa kepada saudara-saudara kita (ay. 3-6). Kita harus berpikir dan merindukan saudara-saudara seiman (ay. 7-8). Kita memohon kepada Tuhan  semoga kasih saudara-saudara seiman semakin melimpah dalam pengetahuan yang benar dan dalam segala macam pengertian. 

 

Ketiga, kita memerlukan karunia pengetahuan yang benar dan pengertian agar bisa mengimplementasikan kasih TUHAN secara benar di dalam dan melalui hidup kita. Pengertian membuat kita bisa menilai sesuatu/seseorang secara benar sebagaimana penilaian Tuhan. Pengetahuan yang benar memampukan kita untuk menerapkan pengenalan kita akan kebenaran firman Tuhan dalam menyelesaikan permasalahan praktis dengan cara yang berkenan di hati Tuhan. Karena itu, pilihlah apa yang baik menjelang hari kedatangan Kristus. (rsnh)

 

Selamat Advent II

Renungan hari ini: “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH” (Daniel 3:3)

  Renungan hari ini:    “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH”   Daniel 3:3 (TB2) "Lalu berkumpullah para wakil raja, para penguasa, para bupa...